Menulis referensi yang baik dan benar ternyata selain bisa mengantisipasi resiko plagiat juga memperbesar peluang proposal penelitian lolos program hibah. Maka banyak yang menggunakan Perangkat lunak manajemen referensi. Selain Mendeley, ternyata ada Zotero.
Perangkat lunak Zotero mungkin asing di telinga beberapa orang, hanya saja fitur di dalamnya ternyata menarik dan bahkan bisa menjadi alternatif untuk menggantikan Mendeley. Jadi, seperti apa Perangkat lunak satu ini? Simak penjelasan berikut.
Hal pertama yang akan dibahas adalah mengenai apa itu Zotero? Perangkat lunak Zotero adalah perangkat lunak pengelolaan referensi yang bersifat open source dan dikembangkan khusus untuk mendukung kebutuhan menyusun karya ilmiah bagi peneliti dan akademisi.
Secara definisi dan fungsi, perangkat lunak ini memang mirip dengan Mendeley yang lebih dulu populer digunakan akademisi untuk menyusun referensi alias daftar pustaka dan kutipan.
Meskipun begitu, perangkat lunak satu ini memiliki fitur yang sama membantunya untuk menyusun daftar pustaka dengan baik dan benar. Bahkan, keputusan pihak pengelola Mendeley menghapus beberapa fitur memberi keuntungan bagi Zotero untuk naik daun.
Zotero sendiri dikembangkan oleh oleh Center for History and New Media di George Mason University, Amerika Serikat. Sementara Mendeley dikembangkan oleh publisher Elsevier. Meskipun sama-sama membantu manajemen referensi, akan tetapi keduanya berbeda.
Jika selama ini merasa kurang puas atau masih menjumpai kekurangan dari Mendeley. Maka tidak ada salahnya mencoba memanajemen referensi menggunakan Zotero sebagai alternatif. Apalagi sama-sama gratis.
Ada banyak perguruan tinggi di Indonesia merekomendasikan kepada mahasiswanya untuk menggunakan perangkat lunak Zotero. Salah satunya dengan mempertimbangkan manfaat yang diberikan, antara lain:
Manfaat pertama dari software Zotero adalah mengambil dan mengelola referensi dari berbagai media. Mulai dari jurnal, buku, dan karya tulis lain yang sudah dipublikasikan. Sehingga saat dibutuhkan tinggal dicari dan langsung masuk ke lembar kerja di Ms Word.
Manfaat kedua adalah membantu mengelola daftar referensi. Artinya disini, software Zotero membantu pengguna untuk mengatur seluruh referensi yang digunakan. Kemudian saat disusun menjadi daftar pustaka maka akan terbentuk otomatis mengikuti style yang dipilih. Apakah APA, Harvard, atau yang lainnya.
Software satu ini juga bermanfaat untuk membuat sitasi dalam kutipan, baik kutipan langsung maupun tidak langsung. Menariknya, Zotero mendukung pembuatan sitasi dalam banyak style.
Sehingga untuk pengguna yang ingin memakai style APA maka tinggal dipilih saat mengatur settingan style. Demikian juga jika memilih style lain, karena setiap institusi tentu memiliki standar style tersendiri dan akademisi tinggal mengikutinya saja.
Manfaat terakhir adalah membatu membuat daftar pustaka, dimana sifatnya otomatis. Seluruh referensi yang sudah disimpan di dalam software Zotero bisa dicari atau dipanggil untuk tampil di lembar kerja Ms Word.
Secara otomatis, referensi ini akan membentuk sitasi pada kutipan maupun daftar pustaka dengan style tertentu. Style daftar pustaka bisa diatur di awal untuk disesuaikan kebutuhan. Sehingga menghemat waktu dan mencegah kesalahan.
Tidak mau susah payah menulis daftar pustaka? Anda bisa langsung Membuat Daftar Pustaka dari Google Scholar. Sudah tahu? Kami sarankan Anda mengikuti tutorial tersebut agar waktu Anda efisien.
Lalu, bagaimana cara menggunakan software bertajuk Zotero ini? Awalnya, pastikan sudah melakukan instalasi ke perangkat. Dimulai dengan menginstal perangkat lunak tersebut, baru kemudian dihubungkan dengan Ms Word.
Baru kemudian bisa digunakan untuk menyusun daftar pustaka melalui lembar kerja di Ms Word. Berikut detail cara menggunakan Zotero di Word:
Langkah pertama adalah menginstal software Zotero ke perangkat. Silahkan unduh master software di laman https://www.zotero.org/download/. Selesai diunduh silahkan diinstal seperti aplikasi lain di perangkat komputer.
Langkah kedua adalah menginstal extension Zotero di browser perangkat. Silahkan masuk kembali ke laman https://www.zotero.org/download/ dan temukan keterangan “Zotero Connector” dan klik tombol “Instal”. Tunggu sampai proses instalasi selesai.
Langkah ketiga adalah menghubungkan Zotero yang sudah terinstal ke Ms Word. Silahkan buka software Zotero, masuk ke menu Tools dan klik Add Ons. Akan muncul halaman Add Ons silahkan klik tombol “Enable” termasuk ke Ms Word. Selesai.
Jika sudah terhubung maka saat membuka Ms Word maka akan ada menu “Zotero”. Saat hendak memasukan sumber pada kutipan, klik menu tersebut dan ketik judul maupun nama penulis dari referensi yang dikutip.
Prinsip aplikasi Zotero sama seperti Mendeley, begitu juga saat membuat daftar pustaka. Silakan buka halaman baru untuk bab daftar pustaka. Masuk ke menu Zotero dan cari referensi yang digunakan, maka otomatis akan masuk ke daftar pustaka sesuai style yang dipilih.
Jika membahas mengenai Zotero dengan pengertian dan fungsinya, maka akan dikaitkan dengan Mendeley seperti penjelasan di awal. Lumrah memang, karena keduanya sama-sama membantu manajemen referensi dan membuat kutipan sampai daftar pustaka.
Selain itu, keduanya sama-sama gratis sekalipun ada beberapa perbedaan. Perbedaan ini bisa dipahami dulu untuk menentukan kedepan lebih cocok memakai software yang mana. Berikut detail perbedaannya:
Perbedaan yang pertama dari dua software manajemen referensi ini adalah dari sifat akun. Pada Zotero, pengguna bisa memiliki akun secara gratis karena tidak ada kewajiban membayar. Akun gratis ini memiliki ruang penyimpanan 300 MB.
Jika ingin ruang penyimpanan dengan skala lebih besar maka bisa naik ke akun berbayar dengan biaya 120 USD. Sementara pada Mendeley akun bersifat berbayar untuk akses ke banyak penyimpanan. Akun gratis diketahui punya banyak keterbatasan.
Perbedaan Zotero dengan Mendeley berikutnya adalah dari ruang penyimpanan yang disediakan. Mendeley menyediakan ruang penyimpanan berbasis cloud alias online dengan kapasitas 2GB untuk akun gratis. Sedangkan Zotero menyediakan penyimpanan lokal, alias di perangkat pengguna.
Koleksi referensi bisa dibagikan, baik antara Zotero maupun Mendeley. Hanya saja cara atau metode berbagi koleksi dari kedua software ini berbeda. Pengguna Zotero bisa berbagi koleksi lewat plugin di Ms Word dan Google Docs.
Sementara di Mendeley proses berbagi koleksi bisa dengan membuat grup khusus. Satu grup bisa saling berbagi informasi dan koleksi referensi. Sehingga sifatnya lebih internal dan online, yang memungkinkan anggota grup mengakses dimana saja.
Itulah penjelasan mengenai perangkat lunak atau software Zotero yang bisa dijadikan alternatif selain Mendeley. Keduanya sama-sama bagus dan sama-sama membantu menyusun kutipan sampai daftar pustaka dengan efektif dan efisien. Tinggal menentukan mana yang sesuai kebutuhan dan selera.
Baca Juga: Mengenal Format Vancouver yang Jadi Standar Penilaian Proposal Hibah
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…
Pada saat memulai kegiatan perkuliahan, mahasiswa biasanya menerima dokumen bertajuk kontrak perkuliahan. Dokumen ini disusun…
Secara garis besar, kegiatan akademik dosen yang bersifat wajib ada tiga dan mengacu pada tri…
Mempertimbangkan penggunaan AI untuk membuat pertanyaan tentu menarik untuk dilakukan. Sebab, pada saat membuat pertanyaan…
Memahami apa saja isian data publikasi untuk kenaikan jabatan fungsional di SISTER tentu penting karena…
Sesuai dengan Kepmendikbud Nomor 500 Tahun 2024, salah satu indikator kinerja dosen adalah dosen menjadi…