…setetes tinta memang merusak air sebejana, tapi setidaknya air tersebut menjadi berwarna…
(Yulius Widi Nugroho – Dosen DKV ISTT Surabaya)
Yulius Widi Nugroho M.Si., mengungkapkan alasannya menjadi dosen adalah karena profesi dosen menurutnya dituntut mengikuti perubahan dalam kemajuan ilmu. Tidak ingin menjadi seorang yang tertinggal dan menyukai perubahan serta berkreasi dengan teknologi menuntun langkah karirnya menjadi dosen DKV (Desain Komunikasi Visual).
Sebelum menjadi dosen, Yulius adalah seorang praktisi di dunia Advertising dan Publishing di Kota kelahirannya Solo, Jawa Tengah sebagai professional desain-artistik pada 2000 hingga 2008. Melihat kemampuannya, Yulius ditawari pertama kali mengajar oleh rekannya untuk menjadi dosen tamu sebagai praktisi fotografi di D3-DKV (Desain Komunikasi Visual) di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo pada 2004 hingga 2008.
2008, Yulius pindah domisili ke Surabaya dan diterima sebagai dosen tetap di Sekolah Tinggi Teknik Surabaya (STTS) mengajar jurusan S1 DKV. Di tahun 2009, Yulius termotivasi melanjutkan pendidikan S2 di Ilmu Komunikasi Universitas Dr. Sutomo Surabaya, karena memang ada aturan bahwa profesi dosen minimal pendidikan S2.
Kemudian, Yulius juga mengajar di sejumlah kampus lainnya, diantaranya Sekolah Tinggi Ilmi Komputer (STIKOM) Surabaya pada 2013-2014, dan Institut Informatika Indonesia (IKADO) Surabaya pada 2011-2017. Di dua kampus tersebut Yulius menjadi dosen DKV yang mengajar S1.
Kemudian status STTS (Sekolah Tinggi Teknik Surabaya) berubah menjadi ISTTS (Institut Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya) pada Juli 2019. Sehingga tercatat sebagai dosen tetap di ISTTS dari 2008 hingga sekarang.
Berangkat dari hobi yang kini menjadi profesi, pria 44 tahun ini mengaku sejak kecil telah hobi menggambar dan berkreasi dengan teknologi. Yulius, memang sangat menyukai hal-hal yang berbau seni, tidak hanya seni rupa tetapi juga seni musik serta karya sastra.
Menjadi praktisi dan dosen DKV tentunya Yulius pun mengabadikan setiap pengembangan keilmuan yang diperolehnya dengan menulis artikel ilmiah di sejumlah jurnal bereputasi maupun menuliskannya ke dalam buku.
“Penulisan artikel ilmiah dan berkarya seni di bidang Fotografi dan Desain Grafis terus dilakukan, dan secara rutin menulis artikel Fotografi populer di Majalah skala nasional,” ujar dosen DKV yang beberapa kali masuk nominasi juara pada event lomba Desain dan Packaging tersebut.
Kecintaan terhadap dunia fotografi juga dituangkan Yulius dengan aktif mengikuti gelar pameran Fotografi sebanyak 16 kali pada berbagai acara pameran di kota Solo dan Surabaya sejak tahun 1995 hingga 2019. Pameran-pameran tersebut digelar bersama komunitas fotografi, dari Klub Foto Kampus Seni Rupa-UNS, Klub Foto HSB (Himpunan Senifoto Bengawan), event acara Pameran Alumni UNS, hingga bersama dengan mahasiswa ISTTS di berbagai event acara.
Adapun prestasinya di bidang desain tercatat sebagai Juara 2 Tingkat Nasional Kompetisi Desain Buku untuk TK (Ilustrasi, Desain Cover, dan Layout), tahun 2009 dan Finalis Lomba Desain Kemasan Produk Tingkat Nasional RBDI (Reka Baru Desain Indonesia), tahun 2014.
Selain itu Yulius hingga saat ini juga masih aktif menulis di majalah pada rubrik Fotografi dan Desain Grafis, di majalah Print Media (Jakarta) dan majalah Print Graphic (PG-Jakarta) sejak tahun 2013.
Kemampuannya mengajar ternyata diturunkan dari kedua orangtua Yulius yang ayahnya merupakan seorang dosen PTN dan ibu adalah guru SMA.
Pengalaman selama 16 tahun menjadi dosen, Yulius mengaku banyak suka ketimbang duka. Karena ia merasa belajar bersama anak-anak muda. Selain itu juga banyak tantangannya, yaitu dalam membimbing mahasiswa yang beraneka ragam budaya dan tingkat kemampuan adalah hal yang menarik, dan mempunyai tantangan tersendiri.
“Kemampuan akademis selalu digali, dan yang penting adalah mengikuti zaman yang mempengaruhi cara berpikir mahasiswa yang terus bergerak. Mahasiswa yang kurang bebakat tapi mempunyai niat yang kuat, akan lebih baik daripada mahasiswa berbakat tapi tidak niat. Apalagi tidak keduanya, itu tantangannya,” jelasnya.
Menjadi dosen DKV, Yulius termasuk dosen yang cukup aktif dalam bidang kepenulisan. Selama ini terhitung sudah ada 4 buku yang berhasil ia tulis dan terbitkan. Tiga dari keempat buku karyanya tersebut adalah tentang fotografi dan satu berbau sastra.
Dan yang baru terbit di tahun 2020 ini adalah ‘Khazanah Fotografi dan Desain Grafis’ yang merupakan buku kompilasi artikel fotografi dan desain grafis. Buku yang ia terbitkan di Penerbit Deepublish Yogyakarta tersebut memiliki tebal 183 halaman.
Yulius menjelaskan, buku tersebut merupakan kumpulan artikel fotografi dan desain dengan ragam masalah yang pernah diterbitkan di majalah Print Media dan Print Graphic beberapa tahun terakhir. Kedua majalah tersebut adalah majalah cetak mencetak (Grafika), sehingga banyak artikel yang membahas dunia cetak dan teknologi cetak.
“Buku Khasanah Fotografi dan Desain Grafis ini banyak membahas isu-isu di dunia percetakan. Selain masalah cetak-mencetak, artikel di buku ini membahas isu-isu yang sering diperbincangkan di dunia fotografi, mulai dari masalah konsep, bagaimana pengaruh fotografi pada budaya kekinian, faktor-faktor teknis yang spesifik, dan bagaimana menghadapi perkembangan fotografi di masa depan,” terangnya.
Ia melanjutkan, begitu juga dengan dunia desain grafis yang sedang marak dengan perkembangan medianya yang sedikit banyak mengubah cara berpikir para pelaku kreatif. Desain tidak melulu tentang advertising, tetapi bagaimana menyajikan media visual sebaik-baiknya untuk kepentingan apa saja.
“Desain grafis bukan hanya masalah teknis, tetapi lebih penting tentang bagaimana cara berpikir, bagaimana berkreasi, dan bagaimana menghargai karya-karya visual yang mampu mengubah dunia,” jelasnya.
Dalam proses penulisan bukunya tersebut, Yulius mulai sejak tahun 2015 tetapi membuat kompilasinya membutuhkan waktu 2 bulan. Target pembacanya menyasar pada mahasiswa, praktisi dan siapa saja yang concern tentang Fotografi dan Desain Grafis.
Apalagi, masih sedikitnya literature (tulisan) di dunia fotografi dan desain grafis di Indonesia. Di Indonesia lebih didominasi buku tentang penyajian karya foto dan contoh-contoh desain saja.
“Saya harap buku ini menjadi sumber literatur siapa saja yang menggeluti bidang fotografi dan desain grafis,” imbuhnya. (duniadosen.com/titisayuw)
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…