Informasi

9 Cara Meningkatkan Visibilitas Penelitian, Tingkatkan Sitasi!


Tugas seorang dosen dan peneliti tidak hanya melakukan penelitian dan mempublikasikan hasil penelitian tersebut. Melainkan masih berlanjut dengan tugas memaksimalkan visibilitas penelitian yang sudah dilakukan. 

Rupanya masih banyak dosen dan peneliti mengalami kesulitan untuk mengoptimalkan visibilitas dari penelitian yang dilakukan. Faktor yang memicunya juga cukup beragam, sehingga perlu dipahami dan dicari solusinya sebaik mungkin. 

Apa Itu Visibilitas Penelitian?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), visibilitas memiliki arti keadaan dapat dilihat dan diamati. Sedangkan visibilitas penelitian secara umum adalah kondisi dimana seorang peneliti mampu menunjukan atau memperlihatkan hasil penelitiannya kepada orang lain atau masyarakat luas. 

Hasil penelitian bukanlah suatu rahasia, sehingga perlu segera dipublikasikan agar bisa diketahui, dipelajari, dan dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Jika hasil penelitian ini hanya dipublikasikan di lingkungan internal, misalnya laporan hasil penelitian hanya diakses mahasiswa dan dosen di satu institusi. 

Maka visibilitasnya hanya pada lingkungan institusi tersebut. Sebaliknya, ketika hasil penelitian ini dipublikasikan di media lain yang banyak diakses oleh masyarakat luas. Maka visibilitas hasil penelitian akan meningkat, sebab mudah ditemukan dan dimanfaatkan. 

Secara sederhana, visibilitas penelitian yang tinggi terlihat dari mudah tidaknya masyarakat mengakses hasil penelitian tersebut. Selain itu, bisa juga diukur dari faktor dampak, seperti jumlah sitasi. Sehingga menunjukan pemanfaatan hasil penelitian yang sudah dilakukan. 

Kenapa visibilitas dari penelitian penting untuk ditingkatkan? Sebab dengan visibilitas yang tinggi maka kewajiban mempublikasikan hasil penelitian berhasil ditunaikan seorang peneliti. Selain itu juga menunjukan kualitas publikasi tersebut, sehingga berdampak pada reputasi peneliti. 

Pada akhirnya, peneliti harus teliti dalam menyusun karya tulis ilmiah sebagai bentuk publikasi hasil penelitian. Sekaligus teliti dalam memilih media publikasi agar bisa dengan mudah ditemukan oleh masyarakat luas atau pembaca. 

Kendala dalam Meningkatkan Visibilitas Penelitian

Meskipun meningkatkan visibilitas penelitian terdengar mudah, karena secara logika cukup dengan mempublikasikan hasil penelitian. Namun aktualnya, ada banyak hal yang membuat visibilitas tersebut cenderung rendah. 

Misalnya, menerbitkan artikel di jurnal internasional tidak bereputasi sehingga jumlah pembacanya sedikit. Hal ini tentu akan membuat visibilitas menjadi rendah, padahal bisa jadi kualitas artikel yang disusun sudah bagus. 

Ada beberapa faktor yang menjadi kendala dalam meningkatkan visibilitas dari penelitian, diantaranya:

1. Menembus Jurnal Bereputasi

Salah satu kunci penting dalam meningkatkan visibilitas dari penelitian adalah menembus jurnal kredibel. Pada jurnal nasional, maka perlu menembus jurnal terakreditasi ARJUNA. Sementara pada jurnal internasional adalah menembus jurnal terindeks database bereputasi (seperti Scopus, WoS). 

Bisa menembus redaksi jurnal ternyata bukan persoalan yang mudah. Kenapa? Sebab semakin tinggi reputasi jurnal, biasanya semakin tinggi pula penolakan artikel yang di submit ke pihak mereka. Sebab memiliki proses seleksi lebih ketat. 

Umumnya, jurnal bereputasi tinggi menjadi destinasi nyaris sebagian besar peneliti. Alhasil, pihak jurnal menerima artikel dalam jumlah sangat tinggi melebihi kapasitas publikasi mereka. 

Misalnya, per volume mempublikasikan 5 artikel, akan tetapi artikel yang masuk sampai 100. Kondisi ini membuat pihak jurnal semakin selektif dan hanya memilih artikel yang terbaik dari yang terbaik. 

Alhasil, artikel yang masuk rentan ditolak. Jika hanya 5 artikel yang diterima dari 100 yang masuk ke redaksi jurnal, maka total ada 95 artikel yang ditolak atau rejected. Kondisi ini yang membuat visibilitas penelitian menjadi rendah atau tidak maksimal karena gagal menembus jurnal bereputasi yang memiliki banyak pembaca. 

2. Plagiarisme

Kendala kedua yang menghambat optimasi visibilitas dari penelitian adalah plagiarisme, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Peneliti yang tersandung kasus plagiarisme, terutama yang sudah terbukti, reputasinya akan tercoreng. 

Sehingga publikasi ilmiah yang dilakukan selama ini akan dipandang sebagai hasil plagiarisme semua tanpa terkecuali. Hal ini akan menurunkan kepercayaan publik dan sitasi menjadi menurun bahkan tidak ada sama sekali. 

Melihat dampak dari publikasi ilmiah juga menunjukan visibilitas dari penelitian. Maka plagiarisme menjadi salah satu kendala untuk meningkatkan visibilitas tersebut. Sehingga perlu dijadikan perhatian agar bisa menghindarinya dengan baik. 

3. Lack of Clarity dalam Karya Tulis Ilmiah

Kendala ketiga yang bisa membuat visibilitas dari penelitian susah untuk dimaksimalkan adalah terjadi lack of clarity pada karya tulis ilmiah yang disusun. Hasil penelitian bisa dipublikasikan ke jurnal, prosiding, maupun dalam bentuk buku. 

Jika isi dari karya tulis yang dipublikasikan tersebut tidak jelas membahas tentang apa, fokus masih berubah-ubah, dan sejenisnya. Maka akan dipandang memiliki kualitas yang buruk. Sehingga jumlah pembaca dan sitasi menjadi rendah. 

Biasanya, pada saat kualitas karya tulis ini rendah maka akan sulit menembus jurnal bereputasi dan penerbit besar (jika dipublikasikan menjadi buku). Sehingga menjadi kendala ganda dalam meningkatkan visibilitas dari penelitian. 

Cara Meningkatkan Visibilitas Penelitian

Ada banyak cara bisa dilakukan seorang peneliti untuk mengoptimalkan visibilitas penelitian. Dikutip dari berbagai sumber, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan visibilitas penelitian: 

1. Teliti dalam Memilih Jurnal

Cara pertama untuk memaksimalkan visibilitas dari penelitian adalah teliti dalam memilih jurnal. Sehingga bisa masuk ke jurnal dengan reputasi maupun kredibilitas tinggi yang diakses banyak pembaca. 

Pemilihan jurnal menjadi inti penting karena akan sangat mempengaruhi reputasi artikel yang disusun sampai ke jumlah pembaca yang berhasil digaet. Mengutamakan jurnal yang terindeks di database bereputasi perlu dilakukan. 

Sebab jurnal-jurnal ini yang biasanya dituju pembaca dari kalangan peneliti untuk mencari referensi sampai mencari media publikasi. Sehingga jumlah pembacanya dijamin tinggi dan dampak faktor dari publikasi Anda lebih optimal. 

Umumna, menembus redaksi jurnal dengan reputasi tinggi memang susah. Apalagi ada kemungkinan kalah saing dengan artikel ilmiah lain yang di submit ke pihak jurnal tersebut. Namun, susah bukan berarti tidak mungkin sehingga perlu dicoba dan memastikan artikel yang disusun punya kualitas yang baik. 

2. Memastikan Kualitas Penelitian Sudah Baik

Cara kedua untuk meningkatkan visibilitas penelitian adalah dengan memastikan sudah menjalankan penelitian dengan kualitas yang baik. Bagaimana cara mengetahui kualitas dari penelitian yang akan dilakukan? 

Penelitian dikatakan memiliki kualitas baik atau tinggi ketika memiliki desain yang kuat, penentuan metodologi yang sudah tepat, dilakukan analisis yang mendalam, dan menjaga orisinalitas (tidak plagiat). Sehingga hasil penelitiannya juga akan berkualitas tinggi. 

Jadi, silahkan fokus menyusun kegiatan penelitian sebaik mungkin dan memahami alurnya dengan teliti. Tujuannya, dengan penelitian yang baik maka hasilnya juga baik dan akan mempengaruhi kualitas publikasi hasil penelitian tersebut. 

3. Menyusun Abstrak yang Menarik

Cara ketiga yang bisa dilakukan untuk meningkatkan visibilitas penelitian adalah menyusun abstrak yang menarik. Seperti yang diketahui, abstrak adalah bagian kedua yang dilihat pembaca setelah judul artikel ilmiah pada jurnal. 

Abstrak yang menarik akan mendorong minat baca para pembaca tersebut dan kemudian melakukan sitasi untuk meningkatkan faktor dampak (impact factor). Semakin menarik abstrak maka semakin tinggi faktor dampak yang didapatkan. 

Lalu, seperti apa kriteria abstrak yang menarik? Abstrak idealnya disusun dengan singkat, padat, dan juga jelas. Isinya mencakup latar belakang pemilihan topik, tujuan penelitian, metodologi, temuan utama, dan implikasinya. Pastikan abstrak enak dibaca, mudah dipahami, dan tidak lebih dari 250 kata. 

4. Promosi Lewat Media Sosial

Cara keempat untuk meningkatkan jangkauan pembaca dan visibilitas penelitian adalah mempromosikan publikasi melalui media sosial. Misalnya di X (Twitter), Instagram, TikTok, ResearchGate, LinkedIn, dan lain sebagainya. 

Promosi yang dilakukan misalnya dengan membagikan link artikel di jurnal nasional maupun internasional di media sosial tersebut, membagikan abstrak artikel ilmiah, temuan penelitian, dan sebagainya yang sekiranya menarik minat pengguna media sosial. 

5. Memperluas Networking Ilmiah

Selanjutnya adalah dengan memperluas networking atau jaringan ilmiah yang dimiliki. Yakni dengan aktif di komunitas penelitian seperti komunitas di ResearchGate, kemudian di sebuah konferensi, seminar, dan sebagainya. 

Sehingga bisa bertemu dengan peneliti lain dan saling bertukar pemikiran maupun pandangan. Sekaligus bertukar informasi mengenai referensi ilmiah, Anda  bisa merekomendasikan publikasi yang selama ini dilakukan. Sehingga jangkauan lebih luas dan visibilitas dari penelitian juga meningkat. 

6. Pengajuan Artikel ke Konferensi dan Jurnal

Cara berikutnya untuk meningkatkan visibilitas penelitian adalah melakukan pengajuan artikel ke konferensi maupun jurnal ilmiah. Artikel ilmiah berisi hasil penelitian memang wajib dipublikasikan. 

Jika dipublikasikan maka jangkauan pembaca akan meningkat dan ikut serta mendorong peningkatan visibilitas dari penelitian. Jadi, silahkan menyusun artikel ilmiah dengan kualitas baik kemudian dipresentasikan ke sebuah konferensi. 

Langkah atau pilihan lain adalah submit artikel tersebut ke redaksi jurnal, baik jurnal nasional maupun internasional. Sehingga hasil penelitian bisa dibaca, diakses, dan dimanfaatkan oleh masyarakat ilmiah dari seluruh Indonesia dan dunia (jurnal internasional). 

7. Publikasi Mudah Diakses

Cara ketujuh yang penting pula untuk dilakukan sebagai upaya meningkatkan visibilitas penelitian adalah melakukan publikasi ilmiah yang mudah diakses. Jika Anda menerbitkan artikel ilmiah ke sebuah jurnal, maka pilih yang open acces

Tujuannya agar memudahkan pembaca mengakses isi artikel ilmiah tersebut dan memetik manfaat dari hasil penelitian yang dicantumkan di dalamnya. Jika tidak open acces maka akses pembaca lebih sulit dan visibilitas tidak akan optimal. 

8. Melakukan Kolaborasi Penelitian

Cara selanjutnya yang juga penting untuk dipertimbangkan adalah melakukan kolaborasi penelitian. Jika Anda dosen, maka bisa berkolaborasi dengan para Profesor maupun dengan peneliti dari berbagai lembaga penelitian. 

Kolaborasi penelitian akan meningkatkan kualitas penelitian, temuan di dalamnya, dan publikasi temuan tersebut. Sekaligus mendorong lebih banyak orang mengakses, membaca, dan memanfaatkan hasil publikasinya. Sehingga visibilitas penelitian ikut meningkat. 

8. Menulis Blog Penelitian

Berikutnya adalah menulis blog penelitian. Prinsipnya sama seperti blog pribadi, hanya saja konten di dalamnya seputar riwayat penelitian Anda. Mulai dari temuan penelitian, mengulas literatur ilmiah, menjelaskan gagasan baru, dan sebagainya. 

Artikel Terkait:

Meningkatkan Visibilitas Penelitian dengan Buku

Sebagian besar dosen dan peneliti memang masih fokus meningkatkan visibilitas penelitian lewat jurnal dan prosiding, terutama jurnal. Namun, tahukah Anda bahwa menerbitkan buku juga efektif meningkatkan visibilitas tersebut? 

Memahami definisi visibilitas dari penelitian, tentu memberi informasi atau penjelasan bahwa akses ke hasil penelitian bisa juga dalam bentuk buku. Visibilitas justru akan lebih optimal ketika dosen dan peneliti melakukan publikasi dalam jurnal, prosiding, dan buku sekaligus. 

Menariknya, menerbitkan hasil penelitian menjadi buku memiliki efek cukup signifikan dalam meningkatkan visibilitas, antara lain: 

1. Buku Mudah Disebarluaskan

Alasan pertama kenapa menerbitkan hasil penelitian menjadi buku bisa meningkatkan visibilitas dari penelitian adalah karena mudah disebarluaskan. Buku bisa diterbitkan dalam versi cetak maupun elektronik. 

Pada buku versi cetak, maka penyebarluasannya melalui jaringan toko buku yang dimiliki penerbit. Mayoritas penerbit di Indonesia saling bekerjasama sehingga semakin banyak jaringan yang dimiliki dan terbitannya bisa masuk ke berbagai toko buku. Baik yang melayani penjualan online maupun offline. 

Sementara pada buku versi elektronik atau ebook, penyebarluasannya bisa ke lebih banyak media. Selain ke toko buku online, juga bisa melalui Google Books, Amazon, media sosial, dan website milik penerbit maupun penulis. 

Penyebarluasan buku yang mengandalkan banyak media dan jaringan yang dimiliki penerbit maupun penulis. Membuat akses ke buku tersebut lebih mudah, sehingga memenuhi kriteria dari visibilitas suatu penelitian. Yakni mudah diakses. 

2. Buku Mudah untuk Dipromosikan

Visibilitas publikasi ilmiah meningkat ketika mudah diakses dan dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Menerbitkan buku berisi hasil penelitian diketahui mudah untuk dipromosikan, sehingga mudah diketahui dan diakses oleh masyarakat. 

Buku mudah dipromosikan karena memang bisa memanfaatkan berbagai media. Misalnya dipromosikan lewat website resmi penerbitnya secara langsung, melalui blog pribadi peneliti atau penulisnya, sampai ke media sosial dan marketplace. 

Ada banyak media online dan offline bisa digunakan untuk mempromosikan buku tersebut. Sehingga kehadiran buku ini bisa diketahui oleh masyarakat dan menarik minat mereka untuk membacanya. 

3. Mudah Diakses oleh Masyarakat Luas

Harus diakui bahwa akses buku jauh lebih mudah dibanding artikel ilmiah pada jurnal maupun prosiding. Jurnal dan prosiding memang lebih familiar untuk masyarakat ilmiah, aksesnya pun pada media-media ilmiah. Seperti database jurnal. 

Visibilitas penelitian tentu akan lebih optimal jika hasil penelitian diterbitkan dalam buku. Jauh lebih baik lagi jika kombinasi antara jurnal, prosiding, dan buku karena akan saling melengkapi. 

Menerbitkan buku membuat hasil penelitian bisa diketahui lebih banyak pembaca, bukan hanya masyarakat ilmiah tetapi juga masyarakat umum. Sehingga faktor dampak dari publikasi dalam bentuk buku lebih optimal. 

Apalagi dengan berkembangnya internet, masyarakat bisa menemukan buku yang mereka butuhkan dan menarik perhatian dari berbagai media online. Seperti media sosial, marketplace populer, blog, dan masih banyak lagi yang lainnya. 

Setelah menyebarluaskan karya Anda, silakan beri tutorial berikut agar sitasi Anda benar-benar meningkat : Menaikkan Sitasi di Google Scholar dengan Cara Sitasi yang Benar

4. Terindeks di Banyak Platform

Akses ke publikasi ilmiah dalam bentuk buku juga semakin mudah oleh pembaca karena terindeks di banyak platform. Sehingga bisa memaksimalkan visibilitas dari penelitian yang sudah dilakukan. 

Platform yang dimaksud disini adalah website milik penerbit maupun blog pribadi penulis, media sosial milik penerbit maupun penulis, Google Books, marketplace, dan masih banyak lagi yang lainnya. 

Buku yang ditulis dengan bahasa Indonesia akan diakses oleh pembaca dari Indonesia. Jika ditulis dalam bahasa Inggris dan dipromosikan lewat marketplace dengan cakupan internasional, maka akan mudah diakses pembaca dari berbagai negara di dunia. 

Melalui penjelasan di atas, maka Anda tentu menjadi lebih mudah dalam meningkatkan visibilitas penelitian. Sebab tidak lagi berfokus pada publikasi ke jurnal maupun prosiding, melainkan juga dengan menerbitkan hasil penelitian menjadi buku. 

Apakah ada cara lain untuk meningkatkan visibilitas penelitian? Apabila Anda memiliki cara lain, apa yang Anda lakukan?

Pujiati

Saya menyukai kegiatan membaca, menulis, mendengarkan musik, dan menonton film. Saat ini, selain disibukkan dengan agenda seorang ibu rumah tangga, saya aktif menjadi Content Writer untuk situs di Deepublish Group. Sesekali saya juga membuat artikel untuk media Hops ID.

Recent Posts

Cara Mengecek Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi, Pahami Sebelum Publikasi

Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…

8 hours ago

Kontrak Perkuliahan di Kelas: Urgensi, Fungsi dan Isi

Pada saat memulai kegiatan perkuliahan, mahasiswa biasanya menerima dokumen bertajuk kontrak perkuliahan. Dokumen ini disusun…

9 hours ago

Pencangkokan Dosen untuk Memenuhi Indikator Kinerja

Secara garis besar, kegiatan akademik dosen yang bersifat wajib ada tiga dan mengacu pada tri…

9 hours ago

19 AI untuk Membuat Pertanyaan yang Bisa Diandalkan

Mempertimbangkan penggunaan AI untuk membuat pertanyaan tentu menarik untuk dilakukan. Sebab, pada saat membuat pertanyaan…

16 hours ago

Isian Data Publikasi untuk Kenaikan Jabatan Fungsional

Memahami apa saja isian data publikasi untuk kenaikan jabatan fungsional di SISTER tentu penting karena…

16 hours ago

Cara Dosen Menjadi Narasumber untuk Penuhi Indikator Kinerja

Sesuai dengan Kepmendikbud Nomor 500 Tahun 2024, salah satu indikator kinerja dosen adalah dosen menjadi…

16 hours ago