fbpx

Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini

UNY: Reorientasi Pendidikan Vokasional untuk Hadapi Tantangan Industri 4.0

industri 4.0
upacara Dies Natalis ke-58 Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogayakarta (07/02/2019) dengan tema Reorientasi Pendidikan Pendidikan Vokasional dan Tantangan Industri 4.0.

Yogyakarta – Prof. Pardjono, Ph.D., menyampaiakan bahwa revolusi industri 4.0 bisa menjadi musibah karena hilangnya banyak jenis pekerjaan konvensional. Karena digantikan robot, drone, dan digital 3D printing. Namun juga bisa menjadi berkah, karena muncul jenis pekerjaan baru walaupun memerlukan kompetensi  digital serta kemampuan otak dan intelegensi tinggi.

”Untuk itu SMK harus mengubah kurikulum dan cara mengajarnya dimana siswa mesti dibekali kemampuan teknologi informasi, pemrograman, berpikir sistem, dan kemampuan enterpreneur agar mampu melakukan invovasi dalam bidang kejuruannya,” papar Pardjono dalam orasi ilmiah pada upacara Dies Natalis ke-58 Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogayakarta (07/02/2019) dengan tema Reorientasi Pendidikan Pendidikan Vokasional dan Tantangan Industri 4.0.

Diketahui, Industri 4.0 adalah nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik. Istilah ini mencakup sistem siber-fisik, internet untuk segala, komputasi awan, dan komputasi kognitif.

Industri 4.0 menghasilkan “pabrik cerdas”. Di dalam pabrik cerdas berstruktur moduler, sistem siber-fisik mengawasi proses fisik, menciptakan salinan dunia fisik secara virtual, dan membuat keputusan yang tidak terpusat. Lewat Internet untuk segala (IoT), sistem siber-fisik berkomunikasi dan bekerja sama dengan satu sama lain dan manusia secara bersamaan. Lewat komputasi awan, layanan internal dan lintas organisasi disediakan dan dimanfaatkan oleh berbagai pihak di dalam rantai nilai.

Pardjono menambahkan bahwa kemampuan enterpreneur siswa SMK perlu dikembangkan agar selain pencipta teknologi juga mampu menjualnya. Kemampuan siswa dalam mengintegrasikan teknologi digital ke dalam bidang keahlian kejuruannya perlu dipacu, agar mampu mengembangkan technopreneur.

Ia juga mengharapkan bantuan industri berupa tempat prakerin terus ditingkatkan menjadi kerjasama yang saling bertanggungjawab terhadap kualitas lulusan SMK. ”Karena kerjasama yang saling menguntungkan tidak mungkin dilakukan oleh sekolah dan pemerintah hampir tidak mungkin melengkapi mesin dan peralatan praktik yang sama dengan di industri,” tandasnya dilansir uny.ac.id.

Sementara itu, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogayakarta, Dr. Ir. Widarto, M.Pd., dalam laporannya menyampaikan FT UNY telah membuka tiga Program Studi berlatar belakang teknik murni, yaitu Teknik Manufaktur, Teknologi Informasi dan Teknik Elektro.

”Kehadiran ketiga prodi ini diharapkan bisa menghasilkan lulusan yang kompeten dan profesional dalam bidang manufaktur, elektro dan informatika dimana ketiga aspek ini merupakan perwujudan sistem pendidikan berbasis Science, Technology, Engineering dan Mathematics atau STEM. Yakni sebuah model pembelajaran populer di tingkat dunia yang efektif dalam menerapkan Pembelajaran Tematik Integratif dengan menggabungkan empat bidang pokok dalam pendidikan,” ungkap Dekan FT UNY.

Disisi lain Rektor UNY, Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas prestasi-prestasi yang diraih seluruh civitas akademika Fakultas Teknik dalam satu tahun terakhir. ”Selain itu, kami juga berharap FT UNY senantiasa menjadi yang tedepan untuk memenangkan peta persaingan di era industri 4.0 ini,” ujarnya.

Redaksi