Yogyakarta – Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) kukuhkan Prof. Dr. Hari Sutrisno M.Si., sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Kimia Anorganik di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Hari Sutrisno merupakan Guru Besar UNY ke-139.
Pada pengukuhannya sebagai Guru Besar, Hari Sutrisno membawakan pidato berjudul “Rekayasa dan Aspek Fundamental Nanopartikel Titanium Dioksida untuk Pengembangan Material Fotokatalis, Fotohidrofil, dan Fotovoltaik” yang ia kemukakan pada rapat terbuka Senat di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY, pada Rabu (19/6/2019).
Menurutnya, pengembangan teknologi energi terbarukan yang berkelanjutan untuk jangka panjang dalam jumlah besar melalui pengembangan teknologi kimia yang ramah lingkungan, bersih secara ekologis, aman, berkelanjutan, dan hemat energi. Karena beberapa permasalahan yang dihadapi manusia berkaitan dengan semakin menipisnya sumber energi berasal dari pembakaran bahan bakar. Misalnya; minyak, gas alam, dan batubara, serta peningkatan emisi gas beracun, dan polusi lingkungan.
Pria kelahiran Banyuwangi, 7 April 1967 itu mengatakan Fujishima dan Honda menemukan fenomena fotokatalitik peruraian air pada elektroda titanium dioksida (TiO2) dengan penyinaran sinar ultraviolet. Sejak saat itu, berbagai upaya dicurahkan dalam pengembangan bahan TiO2 untuk aplikasi di berbagai bidang: fotovoltaik, fotokatalisis, fotoelektrokomik, dan sensor.
”Pengembangan titanium oksida (TiO2) untuk berbagai keperluan sangat pesat dikarenakan sifat kimia yang stabil dan tidak toksik,” ungkaP Hari dilansir uny.ac.id.
Menurutnya, ada beberapa aspek pengembangan TiO2, yaitu fotokatalis dimana pada aspek ini TiO2 berperan dalam rangka permurnian lingkungan air dan udara. TiO2 berperan sebagai pembersih organick otomatis permukaan padat, air, dan udara. Lalu ada fotohidrofil (superhydrofilicity) yaitu pengembangan hidrofil aktif permukaan oleh sinar matahari dan ultra violet (UV) serta fotovoltaik berbasis zat pewarna dan fotovoltaik berbasis quantum dot yang paa aspek ini memerlukan metode dna teknik rekayasa tertentu untuk mengontrol ukuran, energy celah pita (Eg) dan struktur TiO2.
Doktor dari Ecole Doctorale STIM, Universite de Nantes Perancis tersebut menjelaskan, pidato ilmiah ini bertujuan mmeberikan gambaran komprehensif dan terkini bahan nanopartikel TiO2 untuk dikembangkan dalam penelitian maupun aplikasi dalam kehidupan manuia, pengembangan yang telah dilakukan dan konsep-konsep yang dibutuhkan dalam sistesis nanopartikel secara kimiawi.
Gambaran TiO2 yang diungkap ada 3 hal yang berkaitan dengan alotrop TiO2, transformasi struktur dan fotoaktivitas (fotokatalis, fotohidrofil, dan fotovoltaik), peningkatan fotofungsional TiO2 dilakukan melalui berbagai rekayasa yaitu permukaan-bulk, mikrostruktur, luas permukaan (morfologi), mikrstruktur, dan dimensi serta aspek fundamental sintesis nanopartikel melalui pendekatan bootom up (nanokima).
Redaksi
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…