Unsur identitas buku. Pernahkah merasa heran kenapa unsur identitas buku itu ada banyak? Jika pernah, maka kamu wajib mempelajari lebih mendetail tentang identitas buku. Sehingga bisa lebih paham apa saja unsur di dalamnya dan kenapa menjadi unsur pokok yang sifatnya wajib ada.
Setiap buku pada dasarnya memiliki identitas. Sehingga tidak hanya manusia yang memiliki kartu identitas, literatur dari jenis buku apapun juga memilikinya. Identitas ini akan menampilkan informasi dari buku tersebut secara garis besar. Unsurnya kemudian ada beberapa yang nantinya akan memberikan informasi secara menyeluruh.
Sebelum mengetahui apa saja unsur identitas buku maka ketahui dulu pengertian dari identitas buku itu sendiri. Identitas buku merupakan jati diri dari suatu buku. Maksudnya adalah informasi yang memaparkan isi dari buku tersebut secara sekilas. Misalnya pada unsur judul, maka pembaca bisa mengetahui tema dan inti cerita dari buku tersebut.
Inilah alasan kenapa saat mencari buku yang dibutuhkan maupun yang diinginkan selalu mencari berdasarkan judul. Sebab dari judul calon pembaca bisa menebak tema atau isi pembahasan di dalam suatu buku. Sekalipun masih tersegel dan tidak bisa dibaca isinya, namun gambaran besar isi bukan sudah bisa ditebak dari judulnya.
Informasi lebih detail bisa disimak dari unsur lain di dalam identitas buku. Sehingga identitas buku kemudian memiliki arti cukup penting. Salah satunya membantu membedakan antara satu buku dengan buku lainnya. Kemudian membantu para pembaca menemukan buku yang sesuai kebutuhan maupun keinginan.
Jadi, jika selama ini bertanya-tanya seberapa penting unsur identitas buku dicantumkan? Maka jawabannya adalah sangat penting. Coba bayangkan, jika semua buku di dunia memiliki desain sampul dan judul yang sama. Apakah kamu akan mudah menemukan buku yang dibutuhkan?
Sudah tentu tidak, selain itu buku yang beredar di pasaran juga tidak jelas ditulis oleh siapa dan diterbitkan oleh penerbit mana. Lalu, bagaimana seorang pembaca bisa membeli buku yang tepat dan dijamin berkualitas? Oleh sebab itu, identitas buku merupakan hal penting yang wajib diperhatikan para penerbit untuk dipastikan sudah tercetak dan dalam kondisi lengkap.
Baca Juga: Pengertian Buku Digital, Fungsi, Manfaat, Kelebihan, dan Kekurangannya
Secara umum, unsur identitas buku kemudian ada beberapa dan detailnya sekitar 7 (tujuh) unsur. Apa saja unsur tersebut? Berikut detailnya:
Unsur yang pertama dari identitas buku adalah judul buku itu sendiri. Judul dikenal sebagai unsur utama dari suatu buku, sifatnya wajib dan kemudian dicetak di halaman paling depan. Supaya mudah dibaca maka penulisan judul buku dibuat mencolok.
Misalnya dengan menggunakan ukuran huruf lebih besar, dibuat bold atau dicetak lebih tebal dari unsur buku lainnya. Selain itu biasanya diletakan di bagian paling atas dari sampul sebuah buku. Beberapa buku juga menampilkan judul di bagian tengah, dan kemudian menampilkan identitas lain di bagian belakang.
Sehingga judul buku kemudian tampak memonopoli desain sampul depan, dan kemudian ditulis ulang di sampul bagian belakang. Hal ini lumrah, karena judul adalah bagian pertama yang dilihat pembaca. Pembaca mencari buku yang sesuai hanya dengan melihat judulnya.
Meskipun pada beberapa kondisi, para pembaca juga akan mempertimbangkan unsur identitas buku lain. Misalnya penerbit, karena banyak pembaca meyakini bahwa kualitas suatu buku juga ditentukan oleh kredibilitas penerbitnya. Penerbit ternama biasanya memiliki proses editing yang detail dan panjang.
Sehingga semua buku yang dipasarkan memiliki kualitas yang baik. Hal ini membuat buku-buku dari penerbit besar dan ternama bisa dengan mudah terjual. Meskipun begitu, judul tetap menjadi perhatian pertama. Apalagi lewat judul inilah seorang pembaca bisa terhindar dari resiko membeli buku yang salah.
Unsur berikutnya dari identitas suatu buku adalah nama penulis atau nama pengarang. Sama seperti judul, identitas buku satu ini juga tercetak tebal dan mencolok di bagian sampul depan maupun belakang. Meskipun ukurannya lebih kecil dibanding dengan ukuran huruf pada judul namun tetap mencuri perhatian.
Biasanya nama pengarang dicantumkan di bawah judul maupun area lain yang diletakan di area bawah. Unsur satu ini termasuk juga unsur utama karena nyaris tidak ada buku tanpa informasi siapa pengarangnya. Hal ini menjadi bentuk penghargaan terhadap karya seorang penulis.
Sehingga namanya selalu dicantumkan di dalam buku yang akan dicetak dan dipasarkan. Nama penulis kemudian diulang di halaman paling depan setelah halaman sampul. Lewat identitas buku satu ini seorang pembaca bisa mengetahui siapa yang menulis suatu judul buku.
Penulis bersama unsur identitas buku juga bisa menyaring pilihan buku yang akan dibeli atau dibaca. Umumnya beberapa pembaca mengutamakan penulis tertentu yang dirasa tulisannya sudah sesuai selera dan kebutuhan. Misalnya, untuk buku ilmiah dari pengarang A.
Pembaca yang menyukai teknik pemaparan dari pengarang A akan setiap membaca bukunya sebagai referensi karya ilmiah maupun dijadikan media belajar. Hal serupa juga berlaku untuk buku fiksi atau non ilmiah, seperti novel. Setiap penulis punya ciri khas dalam bercerita dan ketika gaya berceritanya bagus maka akan dijadikan pilihan para pembaca.
Unsur identitas buku berikutnya adalah penerbit buku yang juga merupakan unsur penting. Setiap buku dijamin di sampulnya mencantumkan informasi nama penerbitnya. Nama penerbit ini biasanya diletakan di bagian sampul belakang, dan berdekatan dengan nomor iSBN.
Nama penerbit membantu calon pembaca untuk mendapatkan buku yang diinginkan. Selain itu juga memudahkan proses untuk memilih buku yang paling sesuai. Misalnya pada saat berkunjung ke toko buku, pembaca menemukan dua buku dengan judul sama namun dari dua penerbit yang berbeda.
Pembaca bisa memilih hendak membeli buku dari penerbit besar atau dari penerbit kecil. Tak hanya itu, nama penerbit yang tercantum di sampul buku juga bisa dijadikan standar pembaca dalam mencari buku. Biasanya untuk pembaca yang memang sudah menyukai buku-buku dari penerbit tersebut, sehingga memprioritaskannya.
Berikutnya adalah tahun terbit buku yang memberi informasi mengenai tahun dimana buku tersebut diterbitkan. Termasuk ke dalam salah satu unsur identitas buku yang penting karena memberi informasi apakah buku tersebut cetakan baru atau cetakan lama. Khusus untuk judul buku yang dicetak sampai beberapa kali.
Selain itu juga bisa dijadikan patokan untuk memilih buku referensi, yang selalu mengutamakan buku terbitan baru. Misalnya 10 tahun atau 5 tahun yang lalu agar menemukan referensi yang relevan dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan terkini.
Buku cetakan atau terbitan baru memang umumnya dijadikan sebagai prioritas. Sebab seperti yang disampaikan sebelumnya akan memaparkan suatu ilmu yang relevan. Selain itu untuk cetakan baru biasanya ada perbaikan atau penyempurnaan, bahkan penyempurnaan dari segi desain sampul sekalipun.
Ketebalan buku atau tebal halaman buku juga termasuk ke dalam unsur identitas buku yang wajib dicantumkan di halaman depan buku. Biasanya tercantum di halaman setelah sampul buku. Ketebalan buku akan memberi informasi mengenai jumlah halaman isi buku.
Sebab untuk informasi jumlah halaman buku biasanya dihitung sejak halaman pertama dari bab pertama. Sehingga untuk halaman berisi daftar isi, kata pengantar, dan lain sebagainya tidak dihitung. Informasi ini kemudian memudahkan pembaca untuk mengetahui seberapa tebal isi buku tersebut secara konkrit.
Beberapa orang memilih membaca buku yang paling tebal dengan harapan memperoleh ilmu dan pengetahuan yang lebih kompleks. Namun, beberapa lagi yang lainnya memilih buku lebih tipis supaya lebih mudah untuk diselesaikan. Selain itu, buku dengan jumlah halaman lebih terbatas umumnya memiliki harga lebih murah.
Baca Juga: Resensi Buku: Pengertian, Unsur, Cara Membuat, dan Contoh Lengkap
Unsur identitas buku lainnya adalah ukuran buku yang mencantumkan informasi mengenai dimensi dari suatu buku. Ukuran buku biasanya terletak di area yang sama dengan informasi mengenai tahun terbit, cetakan, dan jumlah halaman buku. Tepatnya ada di halaman setelah sampul buku.
Ukuran buku kemudian hadir dalam beberapa varian atau pilihan. Umumnya ukuran ini disesuaikan dengan jenis buku tersebut, namun umumnya adalah ukuran A4 meskipun bisa dijumpai beberapa jenis buku hadir dengan ukuran A5. Adapun beberapa pilihan ukuran buku secara umum antara lain:
Khusus untuk ukuran A3 memang terbilang jarang kecuali untuk buku ensiklopedia. Seperti juga pada buku atlas atau peta, yang biasanya memang dicetak pada kertas berukuran lebar. Beberapa buku pendidikan juga dicetak dengan ukuran A3. Namun, penentuan ukuran buku biasanya disesuaikan permintaan penulisnya.
Identitas buku berikutnya dan yang terakhir adalah ISBN atau International Standard Book Number. Merupakan nomor khusus yang menandakan identitas unik dari setiap buku. Setiap judul buku akan memiliki nomor ISBN yang berbeda dan sifatnya unik. Buku resmi dijamin memiliki ISBN dan pengurusannya dilakukan oleh pihak penerbit.
ISBN akan membantu pendataan buku secara nasional dan internasional. Sehingga bisa dicek dengan mudah bagaimana penjualan buku dan stoknya di seluruh wilayah suatu negara. ISBN juga membantu pendataan buku secara internasional, karena nomor unik ini berlaku di seluruh dunia.
ISBN di Indonesia diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yang statusnya adalah Badan ISBN. Setiap negara memiliki Badan ISBN sendiri-sendiri, sehingga nama badan untuk setiap negara akan berlainan.
ISBN diketahui terdiri dari 13 digit angka, yang terintegrasi dengan sistem komputer. Ketika nomor ISBN ini di scan maka sistem akan menampilkan identitas buku secara keseluruhan. Mencakup juga semua unsur identitas buku yang sudah dipaparkan di poin sebelumnya.
Tujuh poin tersebut memaparkan semua unsur dalam identitas buku, yang tentu akan tercantum di sampul maupun halaman muka suatu buku. Khususnya untuk buku resmi yang diterbitkan dan dipasarkan sesuai dengan aturan yang ada.
Baca Juga: Tips Menulis Buku Hasil Penelitian
Tujuh identitas buku tersebut sudah tentu menjadi hal penting dalam penerbitan suatu buku. Keberadaannya kemudian bukan tanpa alasan, selain memang mencantumkan detail identitas buku. Keberadaannya juga memberi manfaat lebih, diantaranya adalah:
Manfaat pertama dari keberadaan identitas buku adalah menjadi ciri khas, yakni yang membedakan antara satu buku dengan buku lainnya. Identitas buku sifatnya khas meskipun untuk beberapa unsur bisa ditemukan juga di buku lain. Misalnya nama penerbit, jumlah halaman, atau bahkan juga judul.
Unsur-unsur tersebut bisa ditemukan pada buku lain dalam keterangan yang sama. Misalnya unsur nama penerbit, sebab satu penerbit dijamin menerbitkan lebih dari satu judul buku dan lebih dari satu penulis. Sehingga ada banyak buku yang memiliki nama penerbit yang sama.
Namun, lain halnya dengan yang namanya ISBN dijamin sifatnya unik. Meskipun dari satu pengarang dan juga dari satu penerbit, setiap buku dipastikan punya nomor iSBN yang khas.
Lewat berbagai unsur identitas buku juga bisa mendapatkan kemudahan untuk mendapatkan buku yang sesuai. MIsalnya saat mencari buku dengan tema kelautan, karena menempuh pendidikan tinggi di program studi ilmu kelautan. Maka bisa mencari buku yang judulnya mengusung tema tersebut.
Hal ini akan mempermudah menemukan buku yang memang sesuai agar setelah dibeli bisa bermanfaat. Sehingga tidak ada kekeliruan lagi seperti butuh buku kelautan namun pada akhirnya membeli novel Negeri 5 Menara. Sebab bisa memilih buku yang sesuai dengan melihat identitas buku tersebut.
Jadi, dengan adanya identitas buku maka akan membantu siapa saja memenuhi kebutuhan buku yang sesuai. Sehingga buku tersebut memang bermanfaat dan membantu pembeli atau pembacanya untuk mendapatkan sesuatu yang diperlukan. Baik itu ilmu maupun hiburan yang disajikan di dalam buku tersebut.
Tak dapat dipungkiri bahwa melalui sejumlah unsur identitas buku maka seorang pembaca bisa menyaring bacaan berkualitas. Sesuai juga dengan selera dan kebutuhan seperti yang dijelaskan di poin sebelumnya. Kualitas buku dikatakan bisa dilihat dari identitas buku karena beberapa alasan.
Misalnya saja dari keberadaan ISBN yang menandakan bahwa buku tersebut buku asli dan buku resmi. Kualitas kertas yang digunakan tentu yang terbaik, berbeda dengan buku bajakan. Dimana seringnya buku bajakan dicetak di kertas buram yang tipis dan mudah sobek.
Selain itu, juga bisa memprediksi kualitas isi. Misalnya dari kredibilitas penerbit, yang sudah menjadi rahasia umum bahwa penerbit besar selalu sukses merilis buku best seller di pasaran. Sebab tim mereka cenderung meloloskan naskah buku yang memang layak untuk dipasarkan, tidak sekedar berfokus pada profit semata.
Identitas buku juga bermanfaat untuk para penulis resensi buku. Sebab informasi yang detail dan jelas mengenai semua unsur tersebut akan memudahkan seorang penulis resensi. Yakni untuk menyampaikan detail identitas buku juga ketika mengawali tulisan resensi yang dibuatnya.
Coba saja dibayangkan, bagaimana susahnya seorang penulis resensi dalam mencari identitas buku jika tidak tercantum di sampul buku? DIjamin susah sekali, apalagi penulis resensi tidak bekerja di penerbit yang bersangkutan. Tidak juga menjadi penulis dari buku tersebut.
Penjelasan detail di atas tentunya memberi gambaran yang jelas mengenai pentingnya peran unsur identitas buku. Sehingga sifatnya wajib untuk dicantumkan dalam buku yang akan diterbitkan ke publik. Hal ini penting agar berbagai manfaat yang disampaikan bisa dirasakan oleh pembaca, penulis, maupun para penyusun resensi buku.
Mengecek dan menyiapkan sumber pendanaan untuk kebutuhan biaya kuliah S3 tentu perlu dilakukan jauh-jauh hari…
Dosen yang mau melanjutkan studi pascasarjana tetapi sudah berkeluarga pasti akan diselimuti kebimbangan antara apakah…
Mengacu pada aturan terbaru, proses sampai persyaratan kenaikan jabatan Asisten Ahli ke Lektor mengalami beberapa…
Dosen di Indonesia tentunya perlu memahami prosedur dan ketentuan dalam perubahan status aktif dosen di…
Kejahatan phishing data tentunya perlu diwaspadai oleh siapa saja, termasuk juga kalangan akademisi. Terutama kalangan…
Sudahkah para dosen mengetahui bagaimana cara menambahkan buku ke Google Scholar? Hal ini tentu penting…