Melakukan uji plagiat online tentu penting untuk dilakukan supaya karya ilmiah apapun yang disusun bebas dari praktek plagiat. Plagiat atau plagiarisme secara sederhana bisa diartikan sebagai kegiatan menjiplak. Dalam bahasa masa kini bisa dengan praktek copy paste, yakni mengkopi referensi dan langsung di-paste di lembar kerja.
Tindakan ini memang praktis karena tidak perlu membaca referensi dan memahaminya dulu. Tinggal di kopi saja, maka karya ilmiah sudah langsung beres. Namun ketika melakukan plagiarisme seperti ini dijamin akan ada banyak resiko yang ditanggung. Resiko ini bisa menghambat langkahmu.
Misalnya, untuk mahasiswa tingkat akhir yang ingin segera lulus maka mengejar penyelesaian skripsi. Sayangnya karena ingin cepat maka melakukan copy paste tadi, dan jika ketahuan maka resikonya adalah tidak lulus sidang. Artinya harus mengulang dari awal.
Kamu tentu tidak ingin kejadian seperti ini terjadi, bukan? Oleh sebab itu melakukan uji plagiat online bisa menjadi solusi. SUpaya skripsi maupun karya ilmiah jenis lain yang ditulis benar-benar bersih dari praktek plagiat. Baik yang disengaja maupun tidak.
Tindakan plagiat bisa dikatakan sebagai tindakan kejahatan, sebab menggunakan karya orang lain dan diakui atau dianggap sebagai karya sendiri. Hal ini tentu tindakan yang merugikan orang yang karyanya dijiplak tadi. Sekaligus membohongi banyak orang karena membuat mereka percaya karya jiplakan tersebut adalah karya orisinil.
Melakukan plagiat pada dasarnya bisa dilakukan secara sengaja, yakni dengan sadar memang menjiplak karya tulis orang lain. Namun bisa juga dilakukan tanpa sadar. Misalnya sudah menjelaskan suatu materi dengan bahasa sendiri namun ternyata susunannya sama persis dengan karya orang lain.
Jika merasa sudah menulis karya tulis dengan usaha sendiri sebenarnya tidak selalu aman dari tindakan plagiat. Inilah yang kemudian mewajibkan setiap mahasiswa, dosen, dan siapa saja untuk mengecek plagiat pasca tulisan selesai dibuat. Supaya terhindar dari kemungkinan melakukan plagiat yang tidak disengaja.
Mengecek plagiat pun mudah, sebab kini bisa dilakukan secara online berkat banyaknya situs yang menyediakan layanan uji plagiat online. Beberapa situs menawarkan jasanya secara gratis, dan beberapa lagi berbayar. Tinggal disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan.
Supaya lebih serius lagi dalam melakukan pengecekan plagiat, maka wajib tahu juga sanksi apa yang bisa diterima oleh pelaku plagiat tersebut. Jadi, bentuk sanksi yang bisa diterima pelaku plagiat atau plagiarisme ini sangat beragam. Dasarnya pun ada beberapa, berikut sejumlah dasar pemberian sanksi kepada pelaku plagiarisme di lingkungan akademik:
Sanksi pertama tertuang di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 70. Undang-undang ini mengatur sanksi bagi pelaku plagiarisme di lingkungan akademik. Adapun bunyi atau isi dari Undang-undang ini adalah sebagai berikut:
“Lulusan yang karya ilmiah yang digunakannya untuk mendapatkan gelar akademik, profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 Ayat (2) terbukti merupakan jiplakan dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah),”
Jadi, untuk kalangan akademisi yang terbukti melakukan plagiarisme maka ada ancaman akan menerima hukuman penjara selama dua tahun. Tentunya kamu tidak ingin masuk ke sel tahanan hanya karena malas melakukan uji plagiat online, bukan?
Jadi, usahakan selain menulis dengan kaidah yang benar juga rajin mengecek ada tidaknya bagian karya yang terdeteksi plagiat. Sehingga kamu bisa terbebas dari sanksi tersebut, karena jika sengaja dilakukan maka masa depan menjadi taruhannya.
Sanksi untuk para pelaku plagiat juga ditetapkan di dalam Permendiknas Nomor 17 Tahun 2010. Melalui Permendiknas ini dijelaskan bahwa ada sanksi yang akan diberikan kepada mahasiswa yang menyuburkan aksi plagiarisme. Sanksi yang disebutkan disini ada beberapa.
Dimulai dari sanksi teguran langsung dari pihak kampus, pemberian peringatan tertulis, sampai diputuskan untuk drop out (DO) alias dikeluarkan dari kampus. Apabila tindakan plagiarisme dilakukan oleh alumni, maka pihak kampus bisa menarik ijazah alumni tersebut.
Jadi, sanksi tegas ini menjelaskan betapa pentingnya uji plagiat online dan selalu menyusun karya dengan hasil buah pikiran sendiri. Sebab ketika dilakukan maka bisa membuat masa depan suram.
Sanksi yang diberikan kepada pelaku plagiarisme ini memang tegas, dan memang lumrah untuk diterapkan. Sebab ketika tindakan plagiarisme ini dilakukan banyak mahasiswa dan dosen lalu menjadi budaya. Maka tidak ada lagi alumni dan kalangan akademik yang berkualitas. Sebab tidak bisa membuat karya yang orisinil dan mendompleng karya orang lain.
Baca Juga: Cara Cek Plagiarisme untuk Jurnal dan Skripsi Secara Online
Setelah paham betul betapa pentingnya membebaskan diri dari segala bentuk tindakan plagiarisme. Baik untuk tujuan menghindari sejumlah sanksi yang disebutkan di atas maupun untuk mengasah kemampuan diri dalam melahirkan karya-karya emas. Maka perlu tahu juga dimana saja bisa melakukan pengecekan plagiat.
Jadi, dulu untuk mengetahui suatu karya dibuat dengan tindakan plagiarisme atau tidak masih dilakukan pengecekan secara manual. Hal ini tentu memusingkan dan memakan waktu lama. Seiring berjalannya waktu, ketika internet sudah berkembang maka ada sejumlah situs yang bisa digunakan untuk mengecek plagiarisme.
Situs-situs tertentu terbilang populer karena banyak digunakan, banyak direkomendasikan, sekaligus hasil pengecekannya maksimal. Membantu kamu untuk mengecek karya tulis sendiri apakah sudah bebas plagiarisme atau belum. Maka bisa mengakses situs-situs uji plagiat online berikut ini:
Situs pertama adalah Turnitin yang sangat populer di kalangan akademik. Lewat situs ini karya yang kamu tulis bisa di cek kesamaannya dengan dokumen lain yang sudah dipublikasikan secara online. Baik itu dipublikasikan di website, buku digital, maupun yang lainnya.
Hanya saja di Turnitin kamu perlu membayar, sebab bukan situs cek plagiat yang gratisan. Supaya lebih hemat kamu bisa login memakai akun kampus jika terdaftar. Sebab Turnitin diketahui memberi biaya khusus yang lebih murah untuk beberapa kampus yang sudah bekerjasama.
Berikutnya adalah situs Duplichecker yang juga sering direkomendasikan untuk membantu uji plagiat online secara gratis. Situs ini sangat populer dan penggunaannya pun mudah. Ada tiga metode cek plagiat yang bisa kamu lakukan disini.
Pertama mengkopi teks ke kolom yang tersedia, kedua mengunggah file dokumen, dan ketiga menyalin alamat url atau link untuk karya yang sudah dipublikasikan di website. Sifatnya yang gratis tentu bisa dipertimbangkan oleh siapa saja, apalagi tampilan menunya simpel.
Situs Smallseotools juga sangat populer untuk membantu mengecek plagiarisme secara online dan gratis. Hasil pengecekannya pun terbilang bagus, karena membandingkan teks yang di cek dengan ribuan karya lain yang sudah terpublikasi. Selain itu situs ini juga membantu memberi rekomendasi susunan teks agar bebas plagiat.
Memakai layanannya pun mudah, cukup membuka situsnya dan mengkopi teks karya tulis yang sudah disusun. Kemudian menekan tombol “Periksa Plagiarisme”, dan dalam beberapa detik hasil pencarian akan muncul di layar.
Situs uji plagiat online berikutnya adalah CopyScape yang juga sangat populer di kalangan akademik. Situs yang berdiri di tahun 2004 ini mampu mengecek tulisan yang dibuat apakah sama dengan tulisan di tempat atau situs lain. CopyScape kemudian hadir dalam versi gratis dan premium (berbayar), sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Rekomendasi berikutnya adalah situs Unicheck yang juga sering digunakan kalangan akademik. Situs ini hadir dalam dua versi, pertama versi gratis yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja. Hanya saja maksimal teks yang dicek adalah 275 kata dan hanya melakukan pengecekan di beberapa ratus situs.
Jika ingin hasil pengecekan lebih akurat sampai 99 persen dan jumlah katanya tanpa limit. Maka perlu menebus jasanya dengan membayar sekitar 50 dollar AS. Jika ingin hasil pengecekan yang lebih dalam maka memakai versi berbayar bisa dipertimbangkan.
Berikutnya adalah situs Plagiarism Detector yang juga menjadi situs terbaik untuk uji plagiat online secara gratis. Situs ini menawarkan kemudahan untuk proses pengecekan, hanya perlu menyalin teks di kolom yang tersedia dan menekan tombol untuk memulai pengecekan.
Situs ini selain gratis juga menyediakan uji plagiat sampai 1000 kata dan bisa digunakan sepuasnya. Jadi, beberapa situs hanya bisa melayani pengecekan plagiat secara gratis antara 2-3 kali saja. Namun di situs ini kamu bisa mengecek sampai puluhan bahkan ratusan kali dalam sehari.
Situs PlagScan juga bisa dijadikan pilihan untuk mengecek orisinalitas dari karya tulis yang disusun. Situs ini sifatnya berbayar, namun ada versi trial yang gratis dan bisa dimanfaatkan. Jika merasa cocok maka bisa berlangganan, dan pembayarannya tidak harus dengan kartu kredit.
PlagScan dikenal sebagai salah satu situs cek plagiat online yang sensitif. Artinya hasil pengecekannya sangat akurat dan bisa diandalkan untuk benar-benar bebas dari tindakan plagiarisme.
Baca Juga: Memahami Self Plagiarism Setelah Isu yang Menimpa Rektor Terpilih USU
Setiap situs uji plagiat online yang disebutkan di atas maupun situs lainnya memiliki mekanisme pengecekan yang berbeda-beda. Begitu juga dengan seberapa jauh pengecekan dilakukan. Artinya tingkat akurasi masing-masing situs dipastikan berbeda, dan tentunya versi berbayar menawarkan akurasi yang lebih tinggi.
Namun, bukan berarti situs gratisan tidak mampu mengecek dengan akurat. Djamin tetap akurat, apalagi diimbangi dengan kebiasaan menulis dengan bahasa sendiri. Sekaligus mencantumkan kutipan dengan menyebutkan sitasinya sesuai dengan kaidah yang berlaku. Sedikit membantu, berikut langkah-langkah melakukan pengecekan di Duplichecker:
Sehingga akan dijelaskan pula berapa persen plagiat terdeteksi dan berapa persen yang tergolong unik. Pada bagian teks yang terdeteksi plagiat akan di blok berwarna gelap oleh Duplichecker. Tampilannya seperti ini.
Pada tanda panah warna hitam, teks yang bebas plagiat. Sementara panah berwarna merah sudah di blok dan merupakan bagian teks yang terdeteksi plagiat.
Khusus untuk teks yang hasil uji plagiat online terdeteksi plagiat, sebenarnya tidak perlu diganti selama masih sesuai dengan aturan dari kampus. Sebab beberapa kampus memberi toleransi plagiat maksimal 20 persen, ada yang lebih kecil dari ini dan ada juga yang sebaliknya.
Pada contoh di atas, plagiat terdeteksi sampai 40 persen dan jika di angka ini masih ditoleransi oleh kampus tempat kamu kuliah. Maka tidak perlu diperbaiki, dan bisa dikonsultasikan dengan dosen pembimbing.
Menyusun karya ilmiah memang tidak mudah, sehingga masih banyak kalangan akademik yang melakukan tindakan plagiarisme. Menyadari bahwa tingkat melakukan plagiarisme ini cukup tinggi, maka kamu perlu teliti.
Termasuk ketika selalu menulis dengan bahasa sendiri sebab tanpa disengaja tetap bisa menjadi plagiat ketika susunan kalimatnya sama dengan karya tulis lain. Membantu untuk memaksimalkan tulisan agar bebas plagiat dan tidak mendapat stempel sebagai seorang plagiator. Maka bisa mencoba beberapa tips berikut ini:
Menghindari tindakan plagiarisme adalah hal wajib, sebab membantu kamu menghindari berbagai resiko yang dijelaskan di atas. Sekaligus merangsang kemampuan untuk menyusun karya berkualitas dan dijamin original. Terbiasa menyusun karya dengan tangan sendiri akan memunculkan kepuasan dan juga berdampak positif terhadap kepribadian.
Berhubung sudah banyak situs yang bisa dimanfaatkan untuk uji plagiat online secara gratis dan super mudah. Maka tidak ada lagi alasan untuk tetap melakukan plagiat dengan dalih susah melakukan pengecekan. Selalu tingkatkan kesadaran pentingnya menjauhi plagiat, maka dijamin akan lebih mudah menulis karya sendiri secara orisinil.
Penulis: duniadosen.com/Pujiati
Mengecek dan menyiapkan sumber pendanaan untuk kebutuhan biaya kuliah S3 tentu perlu dilakukan jauh-jauh hari…
Dosen yang mau melanjutkan studi pascasarjana tetapi sudah berkeluarga pasti akan diselimuti kebimbangan antara apakah…
Mengacu pada aturan terbaru, proses sampai persyaratan kenaikan jabatan Asisten Ahli ke Lektor mengalami beberapa…
Dosen di Indonesia tentunya perlu memahami prosedur dan ketentuan dalam perubahan status aktif dosen di…
Kejahatan phishing data tentunya perlu diwaspadai oleh siapa saja, termasuk juga kalangan akademisi. Terutama kalangan…
Sudahkah para dosen mengetahui bagaimana cara menambahkan buku ke Google Scholar? Hal ini tentu penting…