Informasi

UI Paling Produktif Hasilkan Publikasi Ilmiah

Universitas Indonesia (UI) terhitung paling banyak hasilkan publikasi ilmiah sehingga menduduki peringkat teratas sebagai perguruan tinggi paling produktif di Indonesia dalam menghasilkan publikasi ilmiah. Hal tersebut diinformasikan langsung oleh Menteri Kementerian Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro, S.E., M.U.P., Ph.D., pada Kamis (28/5/2020) kemarin di Jakarta.

Selain mengumumkan hasil pemeringkatan berdasarkan Science and Technology Index (SINTA) series I 2020, Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro juga mengumumkan 500 peneliti terbaik di Indonesia yang dilakukan secara daring, pada Kamis (28/5/2020). Adapun jumlah publikasi ilmiah yang dihasilkan UI periode 2018 hingga 2020 sebanyak 12.579 artikel.

6 Peneliti UI Duduki Peringkat 50 Terbaik Di Indonesia

Lebih lanjut, pada pemeringkatan 500 peneliti terbaik di Indonesia berdasarkan Science and Technology Index SINTA series 1 tahun 2020, sebanyak enam peneliti UI berhasil menduduki peringkat 50 terbaik di Indonesia.

Mereka adalah Indah Suci Widyahening; Achmad Nizar Hidayanto; Evy Yunihastuti; Rita Sita Sitorus; Abdul Munim; dan Nandy Putra. Peneliti UI yang masuk ke dalam sistem SINTA tercatat 3,038 author. Daftar 500 peneliti terbaik di Indonesia tersebut dapat dilihat pada laman http://sinta.ristekbrin.go.id/author/

Daftar 500 peneliti terbaik di Indonesia. (Sumber: ui.ac.id)

Apresiasi Rektor UI

Produktifitas UI dalam menghasilkan publikasi ilmiah tersebut juga diapresiasi oleh Rektor UI, Prof. Ari Kuncoro, SE., M.A., Ph.D. Prof Ari menyebut, peran serta para peneliti/ dosen di UI turut mendorong peningkatan jumlah publikasi ilmiah dari Indonesia yang tercatat bergerak secara ekspoonensial di ASEAN.

Prof. Ari juga mengajak para tenaga pengajar untuk tetap membangun engagement dengan kolega, pemerintah, masyarakat maupun pihak industri/swasta, sehingga keilmuan yang dimiliki dapat pula dirasakan dampaknya oleh bangsa Indonesia.

Formula pemeringkatan publikasi ilmiah ini berdasarkan indikator:

1) jumlah artikel jurnal terindeks di Scopus dengan memperhitungkan kategori quartil jurnal;

2) jumlah artikel non-jurnal  terindeks di Scopus;

3) jumlah sitasi di scopus;

4) jumlah sitasi di Google Scholar; dan

5) jumlah artikel di jurnal nasional terakreditasi kategori S1 sampai S6.

SINTA Jurnal Rekomendasi

SINTA merupakan suatu inovasi sistem informasi teknologi yang dikembangkan untuk mengukur kinerja individu, institusi, dan networking dari para peneliti/dosen yang ada di Indonesia. Ke depannya, SINTA juga akan dikembangkan untuk seluruh tenaga fungsional yang ada di Indonesia.

Jurnal SINTA

SINTA memiliki jangkauan yang lebih luas yang tidak hanya menggunakan Scopus sebagai basis datanya. SINTA juga memiliki fitur yang dapat digunakan untuk menganalisis produktivitas dan kualitas publikasi dari afiliasi institusi, atau perguruan tinggi tempat peneliti bekerja.

SINTA telah terintegrasi dan menjadi rujukan aktivitas riset Indonesia salah satunya dengan LPDP yang saat ini aktif memberikan pendanaan untuk kegiatan riset baik dilakukan sendiri maupun kerja sama dengan DIPI.

Selain itu, SINTA sudah terintegrasikan dengan berbagai data yang berasal dari Perpustakaan Nasional dan kekayaan intelektual, termasuk paten.

Per 26 Mei 2020 telah terdaftar lebih dari 194.000 dosen dan peneliti (sebanyak 74% merupakan dosen di Indonesia), 4.983 lembaga, 2.720 jurnal, 94.348 buku, dan 26.466 kekayaan intelektual yang sudah terindeks di SINTA berdasarkan hasil verifikasi, akreditasi dan evaluasi.

Pemeringkatan ini dibuat dalam rangka mengapresiasi peneliti Indonesia yang memberikan sumbangsih dalam penerbitan jurnal bereputasi internasional yang pada akhirnya dapat mendorong peningkatan publikasi ilmiah di jurnal internasional dan nasional.

“Kelebihan SINTA yang lain selain publikasi dan sitasi, juga mencakup kegiatan yang terkait dengan hak kekayaan intelektual termasuk paten. Jadi artinya kita menilai kemampuan penelitian dosen tidak hanya sekadar kemampuan mereka mempublikasi di jurnal yang berkualitas, tapi juga pada kemampuan mereka menghasilkan inovasi yang kemudian berujung pada hak paten dan hak kekayaan intelektual,” imbuh Menteri Bambang.

 

Sumber:

uii.ac.id

Ristekbrin.go.id

Redaksi

Recent Posts

Cara Mengecek Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi, Pahami Sebelum Publikasi

Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…

10 hours ago

Kontrak Perkuliahan di Kelas: Urgensi, Fungsi dan Isi

Pada saat memulai kegiatan perkuliahan, mahasiswa biasanya menerima dokumen bertajuk kontrak perkuliahan. Dokumen ini disusun…

11 hours ago

Pencangkokan Dosen untuk Memenuhi Indikator Kinerja

Secara garis besar, kegiatan akademik dosen yang bersifat wajib ada tiga dan mengacu pada tri…

11 hours ago

19 AI untuk Membuat Pertanyaan yang Bisa Diandalkan

Mempertimbangkan penggunaan AI untuk membuat pertanyaan tentu menarik untuk dilakukan. Sebab, pada saat membuat pertanyaan…

18 hours ago

Isian Data Publikasi untuk Kenaikan Jabatan Fungsional

Memahami apa saja isian data publikasi untuk kenaikan jabatan fungsional di SISTER tentu penting karena…

18 hours ago

Cara Dosen Menjadi Narasumber untuk Penuhi Indikator Kinerja

Sesuai dengan Kepmendikbud Nomor 500 Tahun 2024, salah satu indikator kinerja dosen adalah dosen menjadi…

18 hours ago