Dunia perkuliahan memang penuh dengan sejuta rasa dan misteri, mulai dari manis pahitnya kuliah hingga misteri-misteri yang ada di sekitar kampus. Namun, semua itu memang suatu kewajiban kita untuk merasakannya. Itu kan sudah pilihan kamu untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi. Berikut kami bahas tugas pokok dosen di kampus yang perlu kamu ketahui.
Bicara soal misteri kehidupan di perkuliahan dan karena dosen adalah bagian dari perkuliahan, maka ada beberapa hal misteri maupun rahasia-rahasia di balik kehidupan beliau-beliau tersebut. Meskipun rahasia, tapi kamu boleh tahu, kok. Tak ada dosa bagi kamu. Yuk langsung saja kita simak.
Bagi kamu nih, yang menganggap bahwa dosen, kerjaannya cuma menyuruh kamu bikin tugas sama memberi kamu ceramah-ceramah inspiratif saat di kelas, kamu salah besar. Kegiatan dosen di kampus kamu itu adalah orang-orang yang super sibuk.
Dari pagi hingga menjelang pagi lagi, mereka dituntut untuk membuat rancangan perkuliahan di setiap mata kuliahnya. Belum lagi bila tugas-tugas dan makalah-makalah dari puluhan bahkan ratusan mahasiswa yang harus mereka cek satu persatu.
Kesibukan lainnya adalah mereka selalu saja ada rapat yang harus dihadiri. Entah itu organisasi masyarakat maupun urusan sesama dosen di kampus. Belum lagi dengan urusan anak dan istri mereka di rumah. Betul-betul sibuk.
Rahasia kedua ini sudah pasti kamu pernah melihatnya secara lansung. Mungkin kamu pernah secara tidak sengaja melihat dosen kamu tertidur di atas kursinya saat menunggu kamu selesai presentasi di depan mahasiswa lainnya. Tapi kamu jangan pernah berpikiran salah. Berpikir wajarlah, bisa jadi itu dikarenakan Pak dosen dan Bu dosen sudah tidak bisa lagi membendung rasa lelah dan penat lantaran segala tugas pokok dosen mereka.
Karena kesibukan mereka yang seakan tiada habisnya itulah yang membuat mereka kelelahan. Jadi beri mereka ruang untuk mengistirahatkan sejenak tubuh dan pikiran. Jangan menambah kelelahan mereka dengan perilakumu yang tidak beres atau tugasmu yang tidak keren.
Karena mungkin tubuh para dosen tidaklah teramat lelah, namun pikiran mereka sudah sangat lelah bekerja seharian. Lelah di kepala otak lebih menguras tenaga, bukan?
Manusia mana yang mampuh hidup sendiri dalam hidupnya dan tidak membutuhkan manusia lainnya? Begitu juga dengan para dosen kamu. Meski mereka terlihat acuh dan kadang hanya peduli dengan tugas-tugas makalah kamu, namun mereka tetaplah menganggap kamu adalah bagian dari hidupnya, menganggap kamu adalah anaknya yang perlu dididik.
Oleh karena itu jalinlah tali kedekatan yang lebih erat dan dekat lagi dengan dosen tersebut. Buatlah hubungan yang tidak sekedar pengajar dan diajar di dalam kelas, namun juga hubungan anak dan orangtua. Karena sebenarnya mereka sangat ingin melakukan pendekatan secara personal dengan para mahasiswanya.
Lagi pula dekat dengan dosen banyak untungnya, loh. Bisa dapat banyak kecipratan.
Sudah pasti dosen juga sangat ingin dihormati layaknya orangtuamu di rumah. Meski mereka acuh tak acuh kelihatannya, mereka tetap menyayangi yang muda dan ingin dhormati sebagai yang tua. Dan karenanya hormatilah secara normal.
Dan asal kamu tahu saja, dosen sebenarnya tidak suka dengan pernghormatan yang berlebihan, mereka tidak ingin penghormatan yang feodalistik. Jadi tidak perlu mencium tangannya setiap kali bertemu atau menunduk secara berlebihan di depannya. Hormatilah secara wajar dan sehat.
Meskipun mereka merupakan orang-orang yang berpendidikan tinggi, menghafal banyak teori dan rumus, namun bukan berarti Pak dosen dan Bu dosen mampu mengingat semua nama mahasiswanya dalam kelas.
Maka dari itu, bila kamu ingin menjadi yang tak terlupakan di ingatan beliau, maka kamu harus menjadi yang terlihat dan berbeda dari mahasiswa lainnya. entah itu dengan cara duduk di kursi terdepan ataupun dengan aktif bertanya dan berargumen.
Jurus copy-paste memang jurus hitam yang yang seakan tidak ada habisnya untuk digunakan oleh segelintir mahasiswa yang tidak mau capek dan repot. Jurus ini memang sedikit membantu kamu, tapi sayang sekali kerugian yang ditimbulkan jurus ini lebih banyak , ketimbang manfaat yang diperoleh oleh penggunanya.
Selain itu, kerugian yang paling besar adalah dicap oleh dosen sebagai murid yang tidak becus. Rata-rata para dosen di setiap kampus dengan tugas pokok dosen sudah mempelajari dan mengamati beragai macam makalah dan karya ilmiah lainnya yang dikerjakan dengan cara copy-paste. So, beliau-beliau tersebut sangat hafal dan tahu membedakan tugas copy-paste dan yang bukan.
Soalnya, para dosen tersebut sangat kecewa dan membenci tindakan copas karena mereka merasa gagal sebagai pendidik yang baik.
Salah satu cobaan pahit bagi seorang mahasiswa ialah mengerjakan tugas makalah, apalagi makalah menumpuk. Bayangkan, setiap dosen dari mata kuliahmu memberikan tugas makalah yang berlembar-lembar. Tugas pokok dosen sungguh berat, bukan?
Namun ternyata, ada sebagian dosen yang tidak akan membaca makalah yang kamu kerjakan secara mati-matian hingga selesai. Beliau sangat sibuk hingga tidak akan membaca makalah kamu hingga di halaman terakhir. Tentu saja jika tulisan kamu jelek di halaman awal, maka berakhir sudah.
Terus? Bagaimana, dong?
Tenang! Solusinya ya tentu saja mengeluarkan segala yang kamu bisa di judul dan halaman pertama makalah kamu. Dengan begitu, dosen yang hanya menilai dari kesan pertama akan lansung menyimpulkan tugas kamu ‘baik’. Tentu saja nilai B, bahkan A akan teraih.
Dosen juga termasuk manusia biasa yang tidak sempurna dan mudah lelah. Selain itu, dosen tidak hanya member kuliah pada satu kelas saja. Ada sejumlah kelas dan beberapa mata kuliah yang beliau ajarkan, jadi harus member nilai secepat dan seefisien mungkin.
Cara menilai para dosen kepada mahasiswanya, cukup sederhana. Beliau tidak akan pernah mau repot dalam menilai mahasiswanya satu persatu. Cukup dengan menilai dari gerak-gerik kamu di kelas, keaktifan, dan kehadiran kamu.
Terkadang juga mereka hanya menilai dari wajah dan namamu yang cukup teringat baik di ingatannya. Jadi, baik-baik yah sama dosen!
Karena dosen tetaplah manusia biasa, maka beliau-beliau tetap tidak sehebat yang kamu kira dalam mengerjakan tugas pokok dosen. Para dosen tetaplah ada batasnya, apalagi umur mereka kian hari kian menua. Jadi, percaya saja bahwa kamu pasti bisa mengalahkan kemampuan akademik beliau tersebut.
Tentu saja dengan cara memperkaya bacaan dan referensi dengan cara konsisten. Dengan begitu, kamu berkesempatan mengalahkannya dalam mata kuliahnya. Hal ini didukung dengan padatnya kesibukan para dosen tersebut hingga membuat mereka tidak sempat membaca banyak buku.
Tapi tetap saja, dosen hanya kalah dalam satu segi saja. Masih banyak hal yang perlu kamu lakukan jika ingin mengalahkan beliau secara telak. tentu saja dalam segi pengalaman, beliau yang terdepan. Apalagi pengalaman yang banyak bisa mengalahkan kamu yang hanya teori. Jadi jangan meras puas dan senang dulu. Tetaplah belajar dari mereka.
Itu dia beberapa rahasia dari seorang dosen yang boleh-boleh saja kamu ketahui. Hmm.. jadi kalau kamu boleh mengetahui, berarti bukan rahasia dong namanya?
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…
View Comments
Iya sampe-sampe tugas yang sudah dikerjain begadangan dan memakan waktu dan pemikiran mahasiswanya gak dibaca dan dengan simsalabim nilai yang keluar entah berasal darimana. Jika siswa bertanya 'Bisa kita lihat cara evaluasi atau penilaiannya, Pak/Bu?' maka akan ada jawaban bahwa itu proses yang confidensial karena merujuk ke otonomi kampus yang memiliki nilai individual. Apa ini semua dikarenakan dosen yang 'super sibuk'?
Satu hal yang mungkin saya rasa tidak setuju yaitu memaksa mahasiswa harus bersikap "baik-baik" dengan dosen. Ini mungkin persepsi yang sedikit prematur, karena dosen dilihat bak Tuhan atau dewa di dalam suatu insititusi. Apa penilaian dosen hanya karena kebaikan siswa terhadap sang dosen? Bukankah ini terlihat seperti menyuruh siswa menyogok? Walaupun pada dasarnya manusia harus berbuat baik dengan manusia lain, tapi bukankan itu seharusnya sebuah kerelaan yang tanpa usaha. Saya rasa bukan hal yang akademis jika ada istilah-istilah tidak masuk akal tersebut. Kalo kita kembali lagi ke filosofi pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu manusia terdidik, apakah persepsi ini bukannya terlihat prematur dengan tidak melihat kemampuan siswa sebenarnya di kelas dan hanya merunut kepada subjektifisme. Apa subjektifitas penilaian setinggi itu di sistem pendidikan di Indonesia? Jika ya, aritnya jangan salahkan manusia di Indonesia jika memiliki orang-orang yang sebenarnya tidak mampu secara moral, mental, dan material ilmu bisa menjabat suatu institusi yang berujung korup, bermalas-malasan, foya-foya dsb. Ini karena mereka akan beranggapan, "Nanti gue baikin juga masalah gue kelar". Bukan begitu?
Maaf jika terkesan sinis, saya mungkin salah satu dari sekian banyak siswa yang masih mempercayai bahwa tugas dosen itu bukan jadi orang sibuk tapi jadi guru bagi siswanya. Karena sepemikiran saya, seorang dosen dengan predikat pendidikan yang (mungkin) lebih dari seorang guru di sekolah, seharusnya punya pendalaman filosofis yang lebih dari guru tentang keguruannya.
Mungkin terlihat konservatif, tapi menurut saya dosen sebagai guru itu jauh lebih elegan dibanding dosen sebagai dosen. Karena buat apa semua teori, temuan, penelitian, pembelajaran dan semua kesibukan dosen tersebut jika, jangankan masyarakat, siswa didikannya sendiri pun tidak merasakan manfaat dari hal-hal tersebut? Terima kasih.