Menentukan tugas mahasiswa di era AI menjadi PR tersendiri bagi dosen di Indonesia dan juga negara lain di dunia. Penggunaan teknologi AI oleh masyarakat umum, diketahui ikut mendorong penggunaannya oleh kalangan mahasiswa.
Sehingga para dosen bisa dengan mudah mendapati tugas-tugas kuliah yang jauh lebih baik tanpa cela. Hal ini terjadi, karena semakin banyak mahasiswa mengandalkan teknologi AI untuk mengerjakan tugas kuliah tersebut.
Penggunaan AI secara berlebihan tentunya membuat tugas tersebut tidak berdampak positif bagi pemahaman materi perkuliahan mahasiswa. Sebab mereka mengandalkan AI dan tidak turun tangan langsung dalam mengerjakan tugas tersebut. Lalu, tugas seperti apa yang ideal diberikan kepada mahasiswa di era AI seperti sekarang?
Tugas kuliah adalah hal umum yang diberikan dosen kepada mahasiswa di akhir jam perkuliahan atau bahkan sebelumnya. Fungsi pemberian tugas ini sangat beragam. Salah satunya menjadi bahan latihan soal dan melatih keterampilan mahasiswa.
Oleh sebab itu, tugas kuliah yang rajin dikumpulkan mahasiswa bisa menjadi alat ukur tingkat pemahaman mereka pada materi. Namun, lain dulu lain pula dengan sekarang. Keberadaan teknologi AI membuat tugas-tugas kuliah dialihkan ke teknologi tersebut.
Jika dosen berpangku tangan saja, maka akan terjadi ketergantungan pada AI. Mahasiswa pun tidak mendapatkan banyak ilmu, wawasan, maupun keterampilan selama mengikuti perkuliahan.
Dikutip melalui Buku Panduan Penggunaan GenAI pada Pembelajaran di Perguruan Tinggi yang diterbitkan Ditjen Dikti. Dijelaskan beberapa aturan yang perlu diterapkan dosen dalam memberikan tugas kepada mahasiswa sehingga tidak ada penggunaan AI secara berlebihan. Aturan tersebut antara lain:
Aturan pemberian tugas di era AI untuk kalangan mahasiswa sebaiknya menjelaskan kapan boleh dan tidak boleh memakai AI. Bagian apa saja dari tugas yang boleh dikerjakan dengan AI dan yang sebaliknya.
Memberikan penjelasan mengenai aturan kapan AI boleh digunakan sangat penting. Sehingga mahasiswa bisa memahami tugas yang diberikan dosen bisa dikerjakan dengan AI atau sebaliknya.
Jika memang boleh, maka batasan harus diperjelas oleh dosen. Misalnya tugas menyusun makalah. Maka dosen meminta hanya penentuan topik atau ide tulisan yang boleh memakai AI. Selebihnya dikerjakan mandiri dan manual oleh mahasiswa.
Jadi, setiap kali hendak menyiapkan tugas kuliah kepada mahasiswa. Dosen sudah harus menentukan batasan penggunaan AI secara jelas. Batasan ini kemudian disampaikan kepada mahasiswa agar ada kepatuhan dan tidak ada penyalahgunaan AI.
Aturan kedua dalam memberikan tugas mahasiswa di era AI adalah menentukan tools AI yang bisa dan boleh digunakan. Aturan ini bisa diterapkan dosen jika mendapati ada kesenjangan akses pada tools AI tertentu.
Mahasiswa di suatu perguruan tinggi tentu memiliki berbagai latar belakang. Beberapa diantaranya tidak ada masalah harus membayar tools AI agar pengerjaan tugas kuliah efektif dan efisien. Beberapa lagi sebaliknya karena minimnya biaya.
Kesenjangan akses juga bisa dipengaruhi oleh minimnya pengetahuan pilihan tools AI yang relevan dengan kebutuhan. Oleh sebab itu, menghindari kesenjangan dan dampak lebih kompleks. Dosen bisa menentukan tools AI yang bisa dipakai mahasiswa.
Aturan ketiga yang bisa dipertimbangkan dosen untuk diterapkan saat memberikan tugas mahasiswa di era AI adalah mewajibkan mereka kritis. Artinya disini, dosen mewajibkan mahasiswa mengecek ulang hasil rekomendasi AI. Apapun bentuknya.
Jika mahasiswa bertanya tentang suatu topik di Chat GPT. Maka mahasiswa bisa diwajibkan melakukan kroscek informasi yang disajikan Chat GPT dengan sumber lain yang lebih kredibel. Misalnya artikel pada jurnal atau buku ilmiah.
Dosen perlu memberi pemahaman kepada mahasiswa bahwa jawaban dan hasil pengerjaan AI tidaklah sempurna. Kadang kala error, ada informasi yang keliru, data tidak relevan lagi, dan sebagainya.
Maka mahasiswa diharuskan mengecek ulang hasil pengerjaan dengan AI untuk meminimalkan informasi atau data bias. Aturan ini akan membantu mahasiswa tetap belajar dan turun tangan langsung dalam mengerjakan tugas. Sebab, paham apa yang diberikan AI tidak selalu benar dan akurat.
Aturan keempat yang bisa diterapkan dosen ketika memberikan tugas mahasiswa di era AI adalah mewajibkan masing-masing menjaga keamanan data. Artinya, mahasiswa diharapkan tidak memasukan data yang sensitif, personal, dan sebagainya di tools AI yang tidak terjamin kredibel.
Sebab ada kemungkinan data sensitif dan personal tersebut dimanfaatkan pengelola tools AI untuk keuntungan sepihak. Oleh sebab itu, keamanan data perlu dijaga selama memanfaatkan AI untuk pengerjaan tugas kuliah.
Tidak semua mahasiswa sudah memahaminya. Oleh sebab itu, dosen perlu menjelaskan mengenai tata cara melindungi data sensitif dan pribadi selama memanfaatkan AI.
Jika dulunya dosen bisa mengukur tingkat pemahaman mahasiswa terhadap materi dengan melihat kualitas tugas yang dikumpulkan. Maka di masa sekarang hal tersebut tidak lagi memungkinkan untuk dilakukan.
Sebab mahasiswa bisa saja menggunakan AI secara penuh untuk menyelesaikan tugas kuliah. Sehingga tugas tersebut tampak bebas kesalahan atau minim kesalahan. Namun, sejatinya yang mengerjakan bukan mahasiswa melainkan tools berbasis AI.
Mencegah mahasiswa tidak memahami materi dan tidak tercapai tujuan pembelajaran. Maka dosen bisa mewajibkan tugas kuliah untuk dipresentasikan. Baik hanya di hadapan dosen untuk dinilai langsung, maupun dipresentasikan di hadapan mahasiswa lain di kelas yang sama.
Masih membahas upaya dosen mencegah mahasiswa sekedar mengumpulkan tugas dan tidak memahami isinya. Maka dosen perlu menerapkan aturan akan memberi umpan balik.
Misalnya, dosen memeriksa sekilas tugas mahasiswa di era AI tersebut. Kemudian mengajukan beberapa pertanyaan yang membantu menguji pemahaman mahasiswa pada isi tugas yang diserahkan atau dikumpulkan.
Selain bertanya, dosen juga bisa memberi umpan balik dengan memberi catatan revisi. Sehingga mahasiswa yang mengerjakan tugas diminta melakukan perbaikan sesuai permintaan jika memang ada kesalahan. Langkah ini mendorong mahasiswa lebih serius dalam mengerjakan tugas kuliah dan menghindari revisi kedua.
Aturan pemberian tugas mahasiswa di era AI selanjutnya adalah kewajiban sitasi. Penggunaan AI tidak memungkinkan untuk dilarang 100% dalam mengerjakan tugas yang diberikan kepada mahasiswa.
Apalagi, di era sekarang ada banyak profesi yang membutuhkan kemampuan memanfaatkan AI. Mengajarkan penggunaan AI sejak masih menempuh studi juga penting bagi masa depan mahasiswa saat terjun di dunia kerja dan usaha.
Oleh sebab itu, perlu menerapkan aturan yang memastikan tidak ada pelanggaran etika dan integritas akademik. Mencegah terjadi plagiarisme, maka dosen bisa mewajibkan mahasiswa melakukan sitasi atau pencantuman AI sebagai sumber referensi. Baik itu masuk dalam kutipan, catatan kaki, maupun daftar pustaka.
Aturan berikutnya dalam memberi tugas kepada mahasiswa di era AI adalah kewajiban menjelaskan penggunaan AI secara rinci. Menjelaskan bahwa mahasiswa memang memakai AI, menyebutkan nama tools, menjelaskan tujuan pemakaian, dan cara mahasiswa mengolah data agar tidak sekedar menyalin hasil pengerjaan AI.
Aturan ini akan membantu mahasiswa bersikap jujur dan transparan. Sehingga paham alasan memakai AI dan memastikan sesuai dengan batasan agar tidak menjadi pelaku pelanggaran etika dan integritas akademik.
Selain beberapa aturan yang dijelaskan tersebut, tentu aturan bisa dikembangkan sesuai kondisi dan kebutuhan. Sebab suatu aturan atau regulasi terbentuk karena memang dibutuhkan usai ada dampak negatif sebelumnya. Maka selain dari yang dijelaskan, aturan terkait AI dalam tugas mahasiswa bisa disesuaikan dan dikembangkan sendiri.
Selain menerapkan aturan yang jelas dan rinci dalam memberikan tugas mahasiswa di era AI. Sehingga meminimalkan dampak negatif dari penggunaan AI yang keliru atau bahkan berlebihan.
Para dosen juga perlu mempertimbangkan pemberian tugas alternatif. Dimana tugas tersebut tidak memungkinkan untuk bergantung dengan AI. Bahkan tugas tersebut sebaiknya tidak bisa dikerjakan dengan AI secara penuh.
Berikut adalah beberapa alternatif tugas mahasiswa di era AI yang bisa dipertimbangkan oleh para dosen:
Teknologi AI bisa digunakan untuk banyak hal dengan banyak tujuan. Dalam pembuatan tugas, teknologi ini bisa membantu pengerjaan tugas dalam bentuk karya tulis, foto atau gambar, sampai pembuatan video.
Maka memberikan tugas yang bisa dikerjakan dengan AI 100% perlu dihindari. Salah satunya memberikan tugas multimodal. Dibanding memberi tugas menyusun makalah, dosen bisa meminta rekaman presentasi isi makalah tersebut.
Contoh lain, dibandingkan meminta mahasiswa membuat slide presentasi mengenai suatu topik. Lebih dianjurkan meminta mahasiswa terjun ke lapangan langsung untuk mengamati fenomena yang menjadi topik pembahasan, memberikan bukti ke lapangan lewat foto atau video, dan sebagainya.
Bentuk tugas yang multimodal dan tidak hanya dalam satu bentuk. Efektif meminimalkan keterlibatan AI dalam pengerjaannya. Sebab mahasiswa dituntut untuk lebih teliti dalam mengerjakan tugas agar nilai maksimal.
Tugas alternatif berikutnya yang bisa dipertimbangkan dosen adalah tugas dengan kewajiban presentasi. Presentasi membantu mahasiswa memiliki kesadaran penuh bahwa pemahamannya pada tugas lebih penting.
Sehingga bisa menjelaskan isi tugas tersebut, menjawab pertanyaan dengan baik, dan melakukan revisi dengan baik juga. Jadi, tugas dalam bentuk apapun sebaiknya diminta untuk dipresentasikan.
Jika tidak ada cukup waktu untuk semua mahasiswa mempresentasikan tugas kuliahnya. Maka dosen bisa memeriksa sekilas dan mengajukan beberapa pertanyaan. Jawaban mahasiswa bisa menjadi tolak ukur tingkat pemahaman pada materi dan isi tugas yang dikumpulkan.
Alternatif tugas mahasiswa di era AI berikutnya adalah memberikan tugas berbasis proyek. Tugas berbasis proyek menuntut mahasiswa untuk menyelesaikan masalah atau menyelesaikan tugas tertentu.
Misalnya, dosen menerapkan tugas proyek lingkungan. Sehingga mahasiswa dibentuk menjadi beberapa kelompok. Masing-masing diminta mengamati kondisi lingkungan, menganalisis masalah lingkungan, dan menentukan solusi yang seusia.
Salah satu solusi dari kerusakan lingkungan tersebut adalah mahasiswa membuat poster mencegah kerusakan lingkungan. Isi poster disesuaikan dengan masalah di lapangan dan dipandang menjadi solusi terbaik atas masalah tersebut. Sehingga tidak bisa 100% memakai AI untuk mengerjakan tugas berbasis proyek seperti ini.
Alternatif tugas mahasiswa di era AI berikutnya adalah memberikan tugas kolaborasi antar mahasiswa. Artinya, dosen bisa memberikan tugas kuliah yang wajib dikerjakan berkelompok.
Sehingga setiap mahasiswa akan merasa perlu terlibat dan berkontribusi dalam penyelesaian tugas kelompok tersebut. Hal ini mencegah setiap mahasiswa mengandalkan AI 100% dan lebih banyak berdiskusi.
Selama proses diskusi tersebut, tentunya akan tetap membahas materi perkuliahan yang sudah disampaikan dosen. Sehingga efektif menjadi media penyegaran agar lebih paham materi dan tidak mudah lupa.
Tugas kelompok juga meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam bersosialisasi dan berkomunikasi. Sehingga bisa diterapkan untuk mengasah lebih banyak keterampilan penting untuk dimiliki semua mahasiswa.
Memberikan tugas mahasiswa di era AI menjadi PR tersendiri seperti penjelasan di awal. Sebab memang ada banyak tantangan perlu dihadapi dosen agar tugas yang diberikan tepat dan penilaiannya pun sesuai.
Berikut adalah sejumlah tantangan yang cukup sering dihadapi dosen di Indonesia pada saat memberikan tugas kuliah kepada mahasiswa:
Pemberian tugas kuliah kepada mahasiswa tentu dianjurkan yang minim penggunaan AI. Belum banyak dosen yang memahami tugas seperti apa saja yang bisa meminimalkan penggunaan AI. Sehingga menjadi tantangan yang harus segera dipecahkan oleh dosen.
Tantangan kedua dari pemberian tugas mahasiswa di era AI seperti sekarang adalah sulitnya mengecek tugas tersebut. Sebab masih sulit menentukan mana tugas yang dihasilkan AI dan mana yang tidak.
Sekalipun bisa menggunakan tools pendeteksi AI. Namun, mayoritas diantaranya masih belum memberi hasil pengecekan akurat 100%. Sehingga dosen tetap perlu mengimbanginya dengan mengecek manual.
Tantangan ketiga terkait pemberian tugas di masa AI seperti sekarang adalah tantangan dalam sistem penilaian. Jika dulunya tugas dalam bentuk karya tulis bisa dinilai dengan melihat kualitas dan strukturnya.
Sekarang, sistem penilaian harus dibagi menjadi beberapa kategori karena ada keterlibatan AI dalam pengerjaannya. Misalnya, selain memeriksa kualitas tugas dalam bentuk karya tulis ilmiah. Dosen juga harus mengajukan pertanyaan, meminta presentasi, dll. Sehingga nilai yang diberikan tepat sesuai kemampuan mahasiswa.
Tantangan berikutnya adalah terkait penetapan aturan dan batasan penggunaan AI dalam mengerjakan tugas kuliah. Aturan ini harus dibuat dengan detail untuk meminimalkan penyalahgunaan AI dan efek negatif yang menyertainya.
Sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi dosen di Indonesia dan bahkan di dunia. Sebab, keliru dalam menetapkan aturan penggunaan AI bisa berdampak pada penyalahgunaan AI yang lebih serius.
Tantangan lainnya yang dihadapi dosen adalah masih ada kesenjangan akses AI di kalangan mahasiswa. Hal ini membuat kualitas tugas tidak lagi mencerminkan tingkat pemahaman mahasiswa pada materi. Melainkan pada ada tidaknya privilege untuk mengakses tools AI yang relevan dengan tugas kuliah.
Selain beberapa tantangan tersebut, sangat mungkin para dosen menghadapi lebih banyak tantangan lainnya. Sehingga perlu terus belajar terkait penggunaan AI di dunia akademik. Termasuk penggunaannya untuk memberikan tugas mahasiswa di era AI yang tepat.
Jika memiliki pertanyaan, opini, atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi dalam artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…