Opini

Memahami Tri Dharma Sebagai Kesatuan Kinerja

Dosen, karyawan, dan mahasiswa tidak asing dengan istilah Tri dharma perguruan tinggi.  Biasanya pada saat acara awal masuk kampus, para pimpinan perguruan tinggi selalu mengenalkan istilah tersebut.  Tri dharma merupakan ciri aktivitas universitas dan tidak dimiliki oleh pendidikan jenjang bawah. Tri dharma yang terdiri dari pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, merupakan sesuatu yang sangat bagus.  Jika ketiga dharma tersebut dikerjakan dengan baik dan dirancang menjadi suatu siklus terpadu, akan menjadi akselerator peningkatan mutu perguruan tinggi.

Bertolak dari ide tersebut, gagasan Tri Dharma perguruan tinggi bukan sekedar menjejerkan ketiga dharma tersebut.  Perguruan tinggi bukan sekedar melakukan dharma pendidikan, penelitian, dan pengabdian secara terpisah.  Ketiganya harus merupakan suatu kesatuan.  Ketiganya harus dirancang menjadi siklus kegiatan yang saling mendukung, menjadikan input sekaligus menjadi muara.

Bahan kuliah idealnya merupakan akumulasi hasil penelitian atau karya ilmiah dan  pengalaman melakukan pengabdian masyarakat. Penelitian seharusnya untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah yang ditemukan saat melakukan pengabdian kepada masyarakat atau melakukan perkuliahan. Pengabdian kepada masyarakat seharusnya dilaksanakan dengan menerapkan hasil-hasil penelitian dan pengalaman dalam perkuliahan.

Dalam konteks tersebut penelitian tidak harus diartikan dengan penelitian laboratorium atau penelitian lapangan. Penelitian pustaka juga tidak kalah penting.  Jika dosen melakukan kajian berbagai buku referensi dan jurnal atau karya ilmiah, sudah dapat disebut melakukan penelitian.  Bukankah itu merupakan bagian kajian teori dalam laporan penelitian?  Memang belum mencapai suatu temuan baru, tetapi paling tidak sudah merangkum hal-hal terbaru dalam bidang kajian tersebut.  Apalagi jika yang dibaca buku dan jurnal baru, hasilnya sudah akan menggambarkan perbedaan dengan penelitian biasa.

Ada baiknya berpikir mengarah keketerpaduandharma tersebut, karena kondisi perguruan tinggi di Indonesia yang belum dalam taraf researchuniversity, dimana kegiatan penelitian merupakan kegiatan utama.  Pada universitas seperti itu, setiap saat semua dosen terlibat suatu proyek penelitian yang hasilnya harus masuk menjadi publikasi karya ilmiah di jurnal bergengsi.  Jika yang dibaca adalah buku-buku dan jurnal baru, rasanya bahan kuliah sudah cukup memadai pada saat ini.

Hal yang Perlu digaris bahawi adalah topik penelitian yang seharusnya segaris dengan bidang ilmu atau bidang keahlian dosen. Kebiasaan penelitian yang “melebar” kemana-mana mengikuti si pemilik sumber dana harus mulai diakhiri.  Mengapa?  Karena penelitian seperti itu tidak memberi kontribusi besar dalam pengembangan keilmuan dosen.  Penambahan pengalaman barangkali memungkinkan, tetapi pengembangan keilmuan tidak.

Bagaimana dengan pengabdian kepada masyarakat?  Seringkaliproblema di masyarakat memang multidisipliner, sehingga tidak dapat didekati dan dipecahkan oleh satu bidang ilmu. Dalam konteks seperti itu, harus mendukung jika tim pengabdian kepada masyarakat terdiri dari dosen yang berasal dari berbagai bidang.  Namun tetap dipegang prinsip berbasis keilmuan.  Jadi solusi yang diajukan harus bertumpu pada kajian ilmiah dan dosen yang terlibat memiliki latar belakang keilmuan yang relevan.

Lebih dari itu, pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat sedapatnya juga dijadikan wahana kajian keilmuan.  Penelitian tindakan (actionresearch) dan penelitian pengembangan (developmentalresearch) mungkin dapat diterapkan.  Paling tidak,  respons masyarakat terhadap treatment selama pengabdian kepada masyarakat dapat menjadi kajian dosen-dosen bidang ilmu yang cocok.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, isi dari pada Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni: Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Berarti Penelitian diperlukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan penerapan teknologi. Untuk dapat melakukan penelitian diperlukan adanya tenaga-tenaga ahli yang dihasilkan melalui proses pendidikan. Ilmu pengetahuan yang dikembangkan sebagai hasil pendidikan dan penelitian itu hendaknya diterapkan melalui Pengabdian pada masyarakat sehingga masyarakat dapat memanfaatkan dan menikmati kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Ketiganya harus saling bersinergi karena Tridharma merupakan fungsi Perguruan Tinggi yang unversal.

 

Khoirul Maqin

Recent Posts

Kode Etik Publikasi Ilmiah Sesuai Peraturan Kepala LIPI

Publikasi terhadap hasil penelitian menjadi kebutuhan dan kewajiban para peneliti maupun akademisi. Namun, dalam mengurus…

8 hours ago

Kemdikbudristek Resmi Umumkan Penundaan Penerapan Permendikbudristek Nomor 44 Tahun 2024

Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikbudristek) diketahui menerbitkan surat edaran baru, yaitu SE Nomor…

9 hours ago

Hasil Klasterisasi Perguruan Tinggi Tahun 2025, 51 PT Masuk Klaster Mandiri

Pengumuman hasil klasterisasi perguruan tinggi di tahun 2025 resmi diterbitkan. Daftar perguruan tinggi di masing-masing…

9 hours ago

Cara Menyusun Artikel Jurnal dengan Prinsip Piramida Terbalik

Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…

1 week ago

Time Table dan Manfaatnya dalam Melancarkan Penelitian

Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…

1 week ago

Syarat dan Prosedur Pengajuan Pindah Homebase Dosen

Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…

1 week ago