fbpx

Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini

7 Tips Sertifikasi Dosen agar Lulus Tanpa Banyak Kendala

tips sertifikasi dosen
Ilustrasi: freepik.com

Membaca sejumlah tips sertifikasi dosen dijamin rutin dilakukan oleh para dosen yang akan mengikuti proses sertifikasi. Sertifikasi dosen menjadi salah satu hal yang perlu diupayakan dengan maksimal oleh setiap dosen. Sebab dengan memilikinya maka seorang dosen bisa disebut sebagai dosen profesional. 

Kepemilikan sertifikasi dosen kemudian tak hanya memberi manfaat personal kepada dosen yang memilikinya saja. Namun juga memberikan manfaat besar bagi institusi atau perguruan tinggi tempat dosen tersebut mengabdi menjadi tenaga pendidik. Inilah alasan kenapa setiap perguruan tinggi perlu mendorong semua dosennya meraih sertifikasi dosen. 

Selain itu, semua dosen juga harus memiliki kesadaran tinggi untuk mendapatkan sertifikasi dosen tersebut. Lalu, apakah mendapatkan sertifikasi dosen ini prosesnya sulit? Kemudian, apa saja yang perlu dilakukan dosen untuk bisa lolos sertifikasi dosen? Simak penjelasannya di bawah ini. 

Apa Itu Sertifikasi Dosen? 

Sebelum mengecek apa saja tips sertifikasi dosen, maka kenali dulu apa itu sertifikasi dosen. Sertifikasi dosen sesuai dengan namanya merupakan proses untuk mendapatkan sertifikat sebagai tenaga pengajar atau pendidik di tingkat perguruan tinggi. Pelaksanaan sertifikasi dosen sendiri memiliki banyak tujuan. 

Tujuan pertama adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dari dosen yang bersangkutan. Sebab kepemilikan sertifikat membuat seorang dosen berhak mendapatkan tunjangan sertifikasi dosen. Tunjangan ini diperoleh dosen tersebut sejak sertifikat didapatkan sampai memasuki usia pensiun. 

Atau ketika tidak lagi mengajar, sehingga ketika dosen yang bersangkutan terlibat suatu persoalan atau kasus. Maka perguruan tinggi tempat dosen mengajar berhak mengajukan permohonan kepada pihak terkait untuk menarik sertifikat dosen. Sehingga tunjangan yang selama ini didapatkan akan terhenti. 

Tujuan kedua, adalah untuk meningkatkan dan menjaga mutu dari perguruan tinggi tempat dosen tersebut mengajar. Maksudnya adalah, ketika perguruan tinggi memiliki lebih banyak dosen yang sudah bersertifikat. Maka menunjukan bahwa perguruan tinggi tersebut memiliki SDM berkualitas. 

SDM berkualitas ini datang dari kalangan dosen, yang bertugas mentransfer ilmu yang dimiliki kepada mahasiswa. Sehingga ilmu yang dibagikan adalah ilmu mumpuni dan dari ahlinya. Apalagi, tidak semua dosen bisa mengikuti dan mendapatkan sertifikat dosen tersebut. Oleh sebab itu tips sertifikasi dosen menjadi materi yang banyak dikaji oleh dosen. 

Sertifikasi dosen kemudian menjamin mutu tenaga pendidik. Sehingga ikut menjamin mutu pendidikan di dalam institusi atau perguruan tinggi. Dosen yang sudah berhasil mendapat sertifikat kemudian memudahkan perguruan tinggi meningkatkan nilai akreditasi. Sehingga bisa lebih mudah mendapatkan mahasiswa baru yang umumnya mengutamakan institusi terakreditasi. 

Baca Juga: Persyaratan Mengajukan Sertifikasi Dosen, Apa Saja? Temukan Jawabannya Disini

Syarat yang Harus Dipenuhi untuk Mengikuti Sertifikasi 

Melalui penjelasan di atas maka bisa dipahami bahwa tidak semua dosen bisa langsung mengikuti sertifikasi dosen. Hal ini berkaitan dengan sejumlah syarat yang harus dipenuhi, baru kemudian dosen tersebut bisa mengajukan diri untuk mengikuti sertifikasi dosen. Lalu, apa saja persyaratan sertifikasi dosen? Berikut detailnya: 

  • Memenuhi kualifikasi akademik, yakni minimal lulusan Magister atau S2 dengan studi pascasarjana yang terakreditasi. 
  • Dosen yang bersangkutan sudah memiliki NIDN atau NIDK. 
  • Sudah mengajar minimal 2 tahun berturut-turut di satu perguruan tinggi tempat dosen mengajukan diri mengikuti sertifikasi dosen. 
  • Sudah memegang jabatan akademik minimal Asisten Ahli. 
  • Memiliki pangkat atau golongan ruang, sedangkan untuk dosen di PTS bisa menunjukan kepemilikan surat keputusan inpassing dari pejabat yang berwenang. 
  • Saat mengajukan diri mengikuti sertifikasi dosen, dosen tersebut tidak sedang dalam masa belajar atau tidak sedang kuliah. 
  • Usia tidak lebih dari 64 tahun, jadi di usia maksimal 64 tahun setiap dosen masih bisa mengajukan sertifikasi di kampus tempatnya mengajar. 
  • Tidak sedang dalam masa pengusulan sebagai Guru Besar. 
  • Tidak sedang menjalani hukuman administratif. 

Dari 9 (sembilan) syarat mengikuti sertifikasi dosen di atas, perlu dipastikan sudah memenuhi semua poinnya. Persyaratan ini penting untuk memastikan bahwa dosen yang punya kualitas, komitmen, dan juga kompetensi yang tepat lah yang bisa mengikuti dan menerima sertifikat sebagai dosen profesional. 

Dosen baru, yang belum mengajar selama 2 tahun praktis belum bisa mengikuti sertifikasi dosen. Apalagi dalam proses pengajuan sertifikasi dosen ada banyak tahap perlu dilakukan. Setiap tahapan ini pada dasarnya berhubungan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Setiap dosen yang sudah mengamalkan isinya akan lebih mudah mengikuti sertifikasi. 

Tahapan untuk Mendapatkan Sertifikasi Dosen 

Selain berisi detail persyaratan, dalam tips sertifikasi dosen biasanya juga akan menyampaikan mengenai tahapan sertifikasi dosen. Tahapan ini menunjukan bahwa untuk bisa mengikuti sertifikasi dan mendapatkan sertifikasi dosen dibutuhkan beberapa tahap. Setiap tahapnya menunjukan seberapa besar kontribusi dan usaha dosen dalam menjalankan tugasnya. 

Dilansir dari situs pintek.id dijelaskan bahwa dalam tahapan sertifikasi dosen terdapat 3 (tiga) tahapan penting dan utama, yaitu: 

1. Tahap Pemenuhan Persyaratan Sertifikasi 

Tahapan pertama dalam mendapatkan sertifikasi dosen adalah memenuhi semua persyaratan yang sudah disebutkan di atas. Pengecekan kemudian dilakukan oleh pihak perguruan tinggi dan pihak lain yang terkait. Tujuannya untuk memastikan bahwa dosen yang bersangkutan memang sudah memenuhi kualifikasi. 

Setiap dosen memiliki kesempatan yang panjang untuk memenuhi berbagai kualifikasi mengikuti sertifikasi dosen. Dosen kemudian diharapkan bisa rutin berkonsultasi dengan pihak kampus untuk dibantu memenuhi semua persyaratan tersebut. Misalnya dibantu oleh pihak kampus untuk mendapatkan NIDN. 

Atau keperluan lainnya, sebab sertifikasi dosen sekali lagi tak hanya bermanfaat untuk dosen secara pribadi. Akan tetapi juga memberi manfaat besar bagi kampus atau perguruan tinggi tersebut. Salah satunya meningkatkan nilai akreditasi yang bisa menjadi magnet bagi mahasiswa baru untuk berdatangan. 

2. Memiliki Kompetensi Dosen 

Tahapan selanjutnya adalah mengetes dan memastikan dosen yang bersangkutan sudah memenuhi kewajiban untuk menguasai sejumlah kompetensi. Tentunya kompetensi untuk menjadi dosen, sebab tidak semua orang bisa mengajar dan menghadapi mahasiswa dengan karakter yang beragam. 

Dibutuhkan penguasaan terhadap kompetensi mengajar, sehingga bisa menjadi pengajar yang baik di hadapan mahasiswa. Hal ini tentu penting untuk diuji karena sertifikasi dosen idealnya hanya diberikan kepada mereka yang memang kompeten menjadi dosen. 

Supaya bisa memastikan saat sertifikat didapatkan, dosen tersebut bisa tetap menjalankan tugas-tugas dosen dengan baik. Sesuai dengan yang tercantum di dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi terkait tugas utama. Sekaligus tugas-tugas lain yang sudah ditentukan sebagai tugas tambahan atau pelengkap. 

3. Melakukan Kontribusi Dosen 

Tahapan selanjutnya adalah memastikan dosen yang bersangkutan sudah memberikan kontribusinya sebagai dosen. Kontribusi ini sekali lagi berhubungan dengan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pelaksanaannya meliputi kegiatan mengajar, meneliti, dan mengabdi kepada masyarakat. 

Semua tugas tersebut sudah harus dilaksanakan dosen sejak hari pertama menekuni profesi dosen itu sendiri. Bisa dilihat dari total angka kredit yang berhasil dimiliki oleh dosen tersebut. Sekaligus bukti-bukti lain, misalnya laporan hasil penelitian dan publikasi terhadap laporan hasil penelitian tersebut. 

Dosen yang sudah memberikan kontribusinya kemudian bisa dinyatakan berhak mendapatkan sertifikasi dosen. Diharapkan dengan adanya sertifikasi dosen maka dosen tersebut semakin semangat dalam menjalankan tugasnya sesuai isi Tri Dharma tadi. Sehingga bisa terus menorehkan prestasinya sebagai dosen profesional. 

Baca Juga: Begini Alur Standar Pelayanan Sertifikasi Dosen

Tips Sertifikasi Dosen 

Selain harus memenuhi sejumlah kualifikasi atau persyaratan, dosen sebelum mengikuti sertifikasi dosen juga harus banyak belajar dan berlatih. Sebab tidak semua dosen yang sudah memenuhi persyaratan kemudian dinyatakan lolos sertifikasi dosen. Proses sertifikasi ini meliputi uji kompetensi tadi. 

Sehingga tidak serta merta bisa langsung mendapatkan sertifikasi dosen ketika sudah memenuhi persyaratan. Sudah harus mengikuti tahapan selanjutnya dan dinyatakan lolos di semua tahapan tersebut. Lewat penjelasan ini maka sertifikasi dosen bukanlah perkara yang mudah untuk diraih. 

Lalu, bagaimana agar bisa meraihnya dan dinyatakan lolos sertifikasi? Berikut beberapa tips sertifikasi dosen untuk Anda:

1. Mengikuti TOEFL, TPA, dan atau TOEP 

Tips yang pertama adalah mengikuti TOEFL, sebab hasil tesnya menjadi salah satu dokumen persyaratan untuk mengikuti sertifikasi dosen. Tes tidak harus dilakukan berdekatan dengan jadwal sertifikasi dosen. Melainkan bisa dilakukan sejak jauh-jauh hari, sehingga bisa dipersiapkan sejak dini. 

Apalagi untuk dosen yang kemampuan bahasa Inggrisnya masih standar, maka bisa berlatih dan belajar dulu. Kemudian mengikuti TOEFL jika dirasa sudah siap, baik siap dari segi kemampuan fisik dan mental maupun ketersediaan dana. Sebab mengikuti TOEFL juga butuh dana kecuali ada program gratisan. 

Kebanyakan dosen, untuk berjaga-jaga selain mengikuti TOEFL juga mengikuti TPA dan TOEP. Tentunya semua tes atau ujian ini dilakukan di lembaga yang sudah terpercaya. Supaya hasil tesnya dianggap sah oleh para panitia sertifikasi dosen. Jadi, silahkan mempersiapkan diri mengikuti serangkaian tes wajib tersebut. 

2. Menyiapkan Semua Data dan Mengunggahnya di Forlap Dikti 

Sedangkan tips sertifikasi dosen yang kedua adalah menyiapkan semua persyaratan administrasi. Misalnya dokumen hasil tes TOEFL, TPA, NIDN dosen, dan dokumen persyaratan administrasi lainnya. Semua dokumen kemudian disiapkan dalam format digital baik itu PDF maupun JPEG sesuai ketentuan di Forlap Dikti. 

Unggah semua dokumen yang sudah disiapkan sesuai persyaratan, kemudian cek satu per satu hasil unggahannya. Hal ini penting untuk memastikan bahwa saat proses mengunggah tidak terbentur jaringan internet yang mendadak error. Sehingga dokumen tidak terlihat jelas atau tampak tidak sempurna dan susah dibaca. 

Jadi, jangan langsung menutup halaman untuk mengunggah semua dokumen persyaratan tersebut. Melainkan dicek dulu, dipastikan dengan baik dulu bahwa semua dokumen terunggah dengan sempurna. Sehingga meminimalkan resiko gagal secara administratif. 

3. Mengurus dan Memiliki SK Inpassing 

Dokumen persyaratan mengikuti sertifikasi dosen lainnya adalah SK Inpassing khusus untuk para dosen non PNS. Sk Inpassing sendiri bisa dikatakan sebagai dokumen resmi yang dikeluarkan pihak terkait atau Kemendikbud untuk menyetarakan jabatan fungsional antara dosen PNS dengan dosen non PNS. 

Dosen non PNS yang ingin mengikuti sertifikasi dosen memiliki kewajiban untuk mengurus dan menunjukkan SK Inpassing tersebut. Jadi, silahkan dipersiapkan sejak dini jauh sebelum jadwal sertifikasi dosen keluar. Tujuannya agar bisa fokus mengurus persyaratan lain. 

Misalnya saja untuk mengurus publikasi jurnal, di mana prosesnya panjang dan melelahkan. Tidak cukup hanya menyelesaikan penulisan artikel ilmiah saja, melainkan harus masuk ke database bereputasi. Sehingga prosesnya bisa memakan waktu yang sangat lama. 

Oleh sebab itu, salah satu tips sertifikasi dosen adalah menyiapkan semua dokumen yang bisa disiapkan sejak dini. Khususnya untuk dokumen yang terbilang lebih mudah untuk diurus. Tidak memerlukan banyak pengorbanan, namun sudah bisa melengkapi persyaratan mengikuti sertifikasi dosen. Contohnya SK Inpassing tadi. 

4. Aktif Mempublikasikan Jurnal Ilmiah 

Tips sertifikasi dosen berikutnya adalah sudah disiplin dalam mempublikasikan jurnal ilmiah. Publikasi jurnal ilmiah baik lokal, nasional, maupun internasional menjadi syarat mutlak untuk mengikuti sertifikasi dosen. Proses publikasi ini seperti yang dijelaskan bisa memakan waktu lama. 

Apalagi disebutkan adanya kewajiban untuk masuk database terakreditasi dan bereputasi (jurnal internasional). Artinya persyaratan publikasi jurnal tak hanya mempublikasikan jurnal saja. Melainkan harus terjamin kualitasnya, dan terbukti dengan masuk ke database bereputasi dan terakreditasi. 

Silahkan aktif melakukan penelitian dan menulis, sehingga ada banyak artikel ilmiah bisa dibuat. Kemudian perlu segera mempublikasikan artikel ilmiah tersebut di jurnal bereputasi. Supaya terhindar dari jurnal predator yang membuat persiapan sertifikasi dosen terbengkalai. 

5. Menyiapkan CV Sebaik Mungkin 

CV juga menjadi dokumen yang harus disiapkan sebaik mungkin bagi para dosen yang akan mengikuti sertifikasi dosen. Lewat CV ini maka akan didapatkan hasil penilaian sertifikasi, apakah sudah memenuhi standar (kualifikasi) atau belum. CV ini akan menyatakan data diri dan pencapaian dosen yang bersangkutan. 

Jadi, pastikan disusun sebaik mungkin dan seformal mungkin agar enak dibaca dan dicek oleh pihak sertifikasi. CV bisa mencantumkan semua informasi yang bisa menunjukan kelebihan diri dan segala bentuk publikasi bisa dicantumkan pula disini. Semakin lengkap maka semakin baik. 

6. Menyusun Deskripsi Diri Sebaik Mungkin 

Saat mengikuti sertifikasi dosen maka diwajibkan pula untuk mengunggah dokumen berisi deskripsi diri. Bisa dikatakan sebagai esai yang menyatakan diri sendiri seperti apa, dan juga menyampaikan segala sesuatu yang melatarbelakangi keputusan menjadi dosen. Maupun alasan mengikuti sertifikasi dosen. 

Lewat deskripsi diri ini, pihak yang melakukan uji sertifikasi dosen bisa menilai kepribadian dosen yang bersangkutan. Sekaligus ikut menentukan apakah dosen tersebut memang berhak untuk mendapatkan sertifikasi profesional atau sebaliknya. Oleh sebab itu, deskripsi diri perlu disusun sebaik mungkin agar memenuhi standar yang ada. 

7.  Belajar dan Terus Berlatih 

Sebelum mengikuti uji sertifikasi dosen, dosen sebaiknya sudah jauh-jauh hari belajar dan terus berlatih. Lakukan latihan untuk mengerjakan berbagai jenis soal dan rajin bertanya maupun berkonsultasi dengan para senior. Manfaatkan jaringan pertemanan yang dimiliki di kalangan para dosen. 

Supaya ada lebih banyak informasi didapatkan untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin mengikuti sertifikasi dosen. Berbagai tips sertifikasi dosen kemungkinan besar juga akan didapatkan ketika banyak bertanya. Utamakan bertanya pada teman dekat dan dosen yang memang akrab agar mendapatkan saran dan masukan yang konkrit sekaligus lengkap. 

Baca Juga: Apa Saja Manfaat Sertifikasi Dosen?

Kontribusi Besar Sertifikasi Dosen bagi Institusi 

Seperti yang sudah disampaikan di awal, bahwa setiap dosen sebaiknya memiliki keinginan kuat mendapatkan sertifikasi dosen. Sebab dengan memilikinya maka dosen tersebut bisa mendapatkan kemudahan untuk hidup lebih sejahtera. Pasalnya tunjangan yang didapatkan bisa dikatakan sangat lumayan, dan bisa dimanfaatkan secara luas. 

Tak hanya itu saja, dosen juga wajib mengikuti sertifikasi dosen untuk bisa memberi manfaat lebih kepada institusi tempatnya mengabdi sebagai dosen. Sebab perguruan tinggi dijamin akan sukarela membantu para dosennya mendapat sertifikasi. Mengingat sertifikasi dosen juga mempengaruhi nilai akreditasi. 

Sehingga saat kamu sudah menerapkan semua tips sertifikasi dosen di atas dan kemudian lolos sertifikasi. Maka memiliki kesempatan besar untuk bisa memberi kontribusi bagi kesuksesan perguruan tinggi tempat mengajar selama ini.

Penulis: duniadosen.com/Pujiati