Tips

Tips Meraih Jabatan Guru Besar di Usia Muda

Guru besar merupakan puncak karir tertinggi seorang dosen. Hal ini yang harus diingat oleh setiap dosen, sehingga dosen harus fokus pada pencapaian akademik dan bukan mengejar jabatan struktural. Nah, berikut tips meraih jabatan Guru Besar di usia muda oleh Prof. Dr. Mohammad Nur Rianto Al Arif, SE, M.Si., yang berhasil meraih jabatan Guru Besar diusia 38 tahun.

Arif mengatakan, untuk mencapai jabatan Guru Besar, setiap dosen harus secara konsisten melaksanakan tridharma perguruan tinggi. Selama ini, banyak kesalahan persepsi yang muncul bahwa seakan-akan tugas dosen hanya mengajar semata.

Berikut tips meraih jabatan guru besar di usia muda yang dibagikan oleh Dosen Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Prof. Dr. Mohammad Nur Rianto Al Arif, SE, M.Si., kepada duniadosen.com.

Prof. Dr. Mohammad Nur Rianto Al Arif, SE., M.Si., saat mengikuti senior fellowship pada program Opt-Bank di Universite de Limoges, Prancis. (Sumber Foto: dok. Arif)

Setiap Dosen Harus Merencanakan Karir Dari Awal

Tips meraih jabatan guru besar di usia muda yang pertama, setiap dosen harus merencanakan karir sedari awal ketika sudah memutuskan untuk berkarir sebagai dosen. Kita harus bisa membuat perencanaan kapan kita akan naik pangkat dan kapan kita memutuskan untuk kuliah lanjut ke jenjang pendidikan berikutnya (S3).

Dengan perencanaan karir yang matang, dosen muda akan mampu membuat strategi karir yang tepat berdasarkan dengan karakter dirinya dan peraturan yang berlaku.

Menjadikan Menulis sebagai Hobi

Kedua, setiap dosen harus menjadikan menulis sebagai suatu hobi. Meneliti dan menulis merupakan dharma kedua yang harus dilaksanakan oleh setiap dosen. Oleh karenanya akan sedikit aneh jika ada dosen namun sangat jarang melakukan aktifitas menulis.

Berprofesi sebagai dosen harus membuat target berapa tulisan yang ingin dihasilkan per tahun. Seringkali ditemui banyak teman-teman dosen yang baru mau menulis ketika akan naik jabatan akademik atau hendak mengajukan sertifikasi pendidik.

Padahal menulis bisa dilakukan ketika sejak awal menjadi dosen. Misalnya menulis buku yang bersumber dari bahan ajar, menulis buku referensi dari hasil penelitian, dan lain sebagainya.

Menulis Bagian Pengembangan Keilmuan

Ketiga, menulis merupakan bagian dari proses untuk mengembangkan keilmuan. Saat ini banyak makelar artikel yang menawarkan cara instan untuk memiliki artikel pada jurnal-jurnal internasional bereputasi.

Proses akan menjadikan dosen belajar untuk selalu meningkatkan kualitas artikel ilmiah yang dihasilkan. Menempuh cara instan sama saja melakukan penipuan atas kemampuan diri sendiri sebaga dosen.

Lakukan Kolaborasi dengan Peneliti

Keempat, kembangkan jejaring penelitian dengan melakukan kolaborasi bersama peneliti baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Kolaborasi penelitian dan publikasi akan menjadikan kita meningkatkan kualitas dan kemampuan riset sebagai seorang dosen dan peneliti.

Cermat dan Cerdik Dalam Pengumpulan Data Penelitian

Kelima, Nur Rianto menegaskan, ketika sedang mencari data penelitian usahakan data penelitian yang didapat jangan hanya untuk satu topik penelitian saja. Data merupakan suatu komoditas yang mahal bagi seorang peneliti, sehingga dosen harus cermat dan cerdik ketika melakukan pengumpulan data penelitian.

“Data-data yang kita kumpulkan sedapat mungkin dipergunakan untuk beberapa topik artikel ilmiah,” ujarnya.

Rapi dalam Menyimpan Dokumen

Terakhir, tips dan strategi meraih Guru Besar di usia muda yang terakhir adalah sejak awal dosen harus rapi dalam menyimpan berbagai dokumen. Menurut pengalamannya, banyak teman-teman dosen yang banyak melakukan aktivitas tridharma perguruan tinggi namun kurang rapi dalam menyimpan dokumen-dokumen.

Hal ini akan menjadikan kesulitan ketika akan mengajukan pengusulan kenaikan jabatan fungsional. Pada era digital sekarang, semua dokumen diusahakan telah Anda pindai dan disimpan pada folder yang rapih di komputer atau laptop Anda.

Selain itu, usahakan pula Anda memiliki arsip dokumen secara manual yang rapih. Usahakan penyimpanan dokumen dilakukan menurut masing-masing tridharma perguruan tinggi. Hal ini untuk memudahkan dalam menghitung angka kredit ketika kita hendak mengusulkan kenaikan jabatan fungsional.

“Semoga tips ini dapat bermanfaat dan berguna dalam perencanaan karir dosen terutama bagi dosen-dosen muda untuk mewujudkan impian sebagai Guru Besar atau Profesor,” tutup Arif. (duniadosen.com/titisayuw)

Redaksi

Recent Posts

3 Karakter Dosen untuk Pengembangan Indikator Kinerja Dosen

Dalam Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 dijelaskan mengenai karakter dosen untuk pengembangan indikator kinerja dosen.…

1 day ago

Pendaftaran Doha Institute Scholarship Jenjang S3 Tahun 2025 Dibuka!

Bagi mahasiswa dan dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut pascasarjana gratis di Qatar, Anda…

1 day ago

Royal Thai Government Scholarship 2025 untuk Jenjang S2 dan S3

Bagi siapa saja yang ingin studi S2 maupun S3 di luar negeri, silakan mempertimbangkan program…

1 day ago

Program IASP 2025 untuk Dosen Kuliah S3 Gratis di Austria Resmi Dibuka!

Kabar gembira bagi para dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut jenjang S3 di luar…

6 days ago

Indikator Kinerja Dosen Sesuai Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024

Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 Tentang Standar Minimum Indikator Kinerja Dosen dan Kriteria Publikasi Ilmiah…

6 days ago

Standar Minimum Pelaksanaan Hibah Penelitian dalam Indikator Kinerja Dosen

Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 menjelaskan dan mengatur perihal standar minimum pelaksanaan hibah penelitian dalam…

6 days ago