Apakah Anda dosen yang masih bingung menentukan judul untuk menulis artikel ilmiah yang akan Anda terbitkan di jurnal ilmiah nasional bereputasi? Kira-kira judul yang seperti apa yang bisa lolos terbit di jurnal ilmiah tersebut? Berikut tips menulis judul artikel ilmiah agar lolos jurnal ilmiah bereputasi dari Dr. Kundharu Saddhono, S.S, M.Hum., seorang ahli di bidang Linguistik/Sosiolinguistik.
Khundari menyampaikan tips tersebut melalui webinar yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Pengelola Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pengajarannya (PPJB-SIP) yang dilaksanakan pada Kamis (16/7/2020) melalui aplikasi zoom meeting dengan mengusung tema “Kiat dan Strategi Menembus Jurnal Internasional Bereputasi di Bidang Pendidikan Bahasa dan Social”.
Dalam webinar tersebut menghadirkan sejumlah narasumber, salah satunya Dr. Kundharu Saddhono, S.S, M.Hum., yang merupakan seorang ahli di bidang Linguistik/Sosiolinguistik. Kundharu mendapat kesempatan menjadi narasumber yang mengisi topik tentang ‘Bagaimana Menulis Judul, Abstrak dan Pendahuluan’.
Kundharu mengatakan, ketika akan menulis judul untuk artikel ilmiah perhatikan terlebih dahulu jenis jurnalnya seperti apa, pelajari karakteristik, template dan pedomannya sebelum mengupload artikel di jurnal. “Jika tak sesuai template sudah pasti dirijek. Maka itu ikuti dulu pedomannya,” katanya.
Tips menulis judul artikel ilmiah selanjutnya adalah memperhatikan penggunaan bahasa, pemilihan kata. Misalnya ketika artikel diterjemahkan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris, meskipun telah diterjemahkan ke ahli penerjemah, penulis tidak mereviewnya kembali untuk mengecek susunan kata dan kalimatnya sudah tepat atau belum. Akhirnya ketika selesai diterjemahkan (tanpa direview) dan submit akan sulit diedit.
“Padahal penulisan karya ilmiah itu menggunakan bahasa baku, sehingga harus diperhatikan susunan kalimatnya,”jelasnya.
Kemudian, Kundharu mengatakan pengalamannya sebagai reviewer artikel di jurnal ilmiah untuk memperoleh score tinggi harus memiliki nilai kebaruan. Intinya, riset yang dilakukan dosen harus memiliki kontribusi, keilmuan baru, dan belum pernah ada sebelumnya. Meskipun sudah ada, harus ada pembedanya.
“Jadi, tema apa yang diusung tidak hanya ada di pembahasan tetapi mulai dari judul pun kita harus mulai memunculkan novelty-nya,” ujarnya.
Dalam penulisan karya ilmiah sering ditemukan plagiarisme hal itu tentunya akan membuat artikel anda ditolak. Maka, sebaiknya cek terlebih dahulu plagiarism karya ilmiah Anda dengan turnitin. Jika dibawah 50% makan bisa lolos tetapi juga kembali lagi kepada karakter masing-masing jurnalnya.
“Sebelum submit di turnitin dahulu, sebelumnya lagi diparafrasa dulu,” imbuhnya.
Kundharu mengungkapkan, ketika dirinya mereview jurnal dari Indonesia masih didominasi artikel yang menggunakan bahasa Indonesia. Ketika keilmuan ingin bisa dijadikan referensi dan memiliki nilai kebermanfaatan yang luas, pakailah bahasa Inggris. Begitupun ketika menggunakan referensi pun yang menggunakan bahasa Inggris, minimalisir menggunakan referensi bahasa Indonesia.
“Kalau masih pakai referensi bahasa Indonesia reviewernya masih orang Indonesia masih mengerti, nah bagaimana jika reviewernya orang luar? Misal Jurnal Q4 ya harus referensi di jurnal Q3, jurnal Q3 ya referensinya jurnal Q2 begitu seterusnya. Saya sarankan, referensi pakai bahasa Indonesia diminimalisasi. Kelemahan teman-teman kita masih direferensi pakai bahasa Indonesia. Boleh tapi cukup gunakan satu atau dua saja. Ini jadi kebiasaan sitasi pakai bahasa Indonesia,” tegasnya.
Ia melanjutkan, begitupun dengan data yang harus ditunjukkan ke reviewernya juga harus rinci dan tampak.
Diakui Kundharu untuk artikel yang masuk pada jurnal topic dan metode rata-rata masih sama. Bukan tidak baik, tetapi biar paper kita bisa berskala internasional. Yaitu harus baik. Diantaranya; linguistik diperhatikan dan jangan kualitatif. Carilah referensi di google books tentang metode penelitian yang lebih spesifik.
“Jangan yang umum-umum, jangan jurnal yang umum ya tapi yang fokus jadi pilihlah yang mono. Kalau Anda pilih yang jurnal multi kann nantinya susah untuk identifikasi, judulnya seperti apa,” terangnya.
Jika sudah mengetahui topiknya kemudian carilah jurnal yang sesuai. Kemudian pahami, pelajari bagaimana menyusunnya, pendahuluannya seperti apa, metode seperti apa. Dengan begitu kita tahu bagaimana model dan karakteristik jurnal tersebut. Misalnya paragraph pertama bagaimana dan begitupun selanjutnya.
“Itu lebih mudah dipelajari, sehingga papar kita punya kesamaan dengan yang sudah publish. Kemudian, cek lagi ketika sudah tersubmit,” ujarnya.
Dalam tips menulis judul artikel ilmiah yang harus dipahami adalah judul menjadi daya tarik pertama oleh pembaca, tentunya hal ini harus diperhatikan. Judul harus singkat, padat, jelas. Dari judul pembaca sudah bisa mempresentasikan isi artikel.
Kundharu menegaskan, bahwa novelty itu juga bisa dimulai dari judul. Temuan yang kita temukan dari penelitian bisa dimuncukan di judul.
Dengan kolaborasi kita bisa mendapatkan dokumen yang lebih banyak. Jika berkolaborasi di bidang yang sama bisa saling discus tentang pandangan masing-masing dan itu akan menambah wawasan. Dari sana pula kemudian muncul ide-ide baru bahkan penelitian atau temuan baru.
Sekadar pengetahuan tambahan, kaitannya dengan author, sebaiknya Anda menggunakan email institusi hindari menggunakan email pribadi. Karena reviewer atau author melihat, jika menggunakan email institusi ada rasa tanggung jawab, dan serius. “Dinilai kurang serius jika menggunakan email pribadi. Sebagai bentuk keseriusan submit di jurnal.”
Dosen Bahasa & Sastra Indonesia Universita Sebelas Maret (UNS) ini mengatakan, bahwa abstrak dalam sebuah artikel ilmiah bersifat berdiri sendiri. Isinya berupa informasi lengkap tentang isi artikel.
Di awal isilah latar belakang atau prolog dan baru tujuan, metode dan hasil. Implikasi, style atau gaya jurnal seperti apa juga harus disesuaikan. Begitupun keyword juga sangat penting memberikan informasi ke pembaca ketika dicari dalam mesin pencarian google. (duniadosen.com/titisayuw)
Mengecek dan menyiapkan sumber pendanaan untuk kebutuhan biaya kuliah S3 tentu perlu dilakukan jauh-jauh hari…
Dosen yang mau melanjutkan studi pascasarjana tetapi sudah berkeluarga pasti akan diselimuti kebimbangan antara apakah…
Mengacu pada aturan terbaru, proses sampai persyaratan kenaikan jabatan Asisten Ahli ke Lektor mengalami beberapa…
Dosen di Indonesia tentunya perlu memahami prosedur dan ketentuan dalam perubahan status aktif dosen di…
Kejahatan phishing data tentunya perlu diwaspadai oleh siapa saja, termasuk juga kalangan akademisi. Terutama kalangan…
Sudahkah para dosen mengetahui bagaimana cara menambahkan buku ke Google Scholar? Hal ini tentu penting…