Tips

Tips Menulis Buku Hasil Penelitian


Tips Menulis Buku Hasil Penelitian – Kegiatan penelitian menjadi salah satu kunci penting untuk mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kegiatan ini sendiri akrab dijalankan oleh kalangan akademisi, baik itu mahasiswa maupun dosen. 

Memahami arti penting kegiatan penelitian, maka pemerintah bersama dinas terkait meluncurkan berbagai program untuk memberi dukungan baik dalam bentuk dana hibah penelitian maupun dukungan dalam bentuk lainnya. 

Baca juga : Tips Menulis Buku Ajar Mudah Untuk Dosen

Program PDP-Dikti

Membahas mengenai kegiatan penelitian, maka akan langsung terhubung dengan program PDP-Dikti. Yakni program Penelitian Dosen Pemula yang digagas oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Indonesia (Dikti). 

Program ini dimaksudkan untuk memberi dukungan kepada para peneliti muda, terutama kalangan dosen untuk mengembangkan keahlian dalam melakukan kegiatan penelitian tersebut. 

Program ini sendiri mencakup semua bidang ilmu dan bisa dimanfaatkan oleh semua dosen yang sudah menyelesaikan studi S2 dan yang memangku jabatan fungsional Asisten Ahli. Melalui program ini, diharapkan para dosen tetap memiliki keahlian yang memadai untuk melakukan kegiatan penelitian. 

Sekaligus diberi bekal keterampilan untuk mempublikasikan hasil penelitian yang dilakukan dalam bentuk jurnal ilmiah. Baik jurnal dengan skala lokal maupun secara nasional yang sudah terakreditasi. 

Tak hanya sampai proses publikasi, para dosen yang melakukan penelitian melalui program PDP-Dikti Juga akan diwajibkan untuk menyerahkan laporan hasil penelitian, luaran publikasi jurnal ilmiah, dan lanjutan penelitian ke penelitian yang lebih kompetitif. 

Sehingga lewat program ini, Dikti berharap bisa terus merangsang keinginan para dosen untuk terus melakukan penelitian. Tidak hanya penelitian baru namun juga penelitian lama yang kemudian dikembangkan, untuk menemukan solusi baru. 

Baca juga : Tips Produktif Menulis Bagi Dosen Muda

Alasan Hasil Penelitian Harus Dibukukan

Melalui penjelasan di atas maka diketahui juga bahwa proses penelitian tidak hanya sampai pada perumusan hasil penelitian saja. Melainkan juga dituangkan ke dalam tulisan dan kemudian dipublikasikan. 

Prosesnya sendiri memang akan memakan waktu yang lumayan, dan cepat tidaknya bisa diselesaikan bergantung dari dosen atau peneliti yang bersangkutan. Jika fokus mengejar penyusunannya maka akan membutuhkan waktu lebih singkat, dan begitu pula sebaliknya. 

Terdapat banyak alasan yang membuat hasil penelitian perlu dituangkan dalam sebuah buku teks atau dibukukan. Diantaranya adalah: 

  • Mendapatkan hak paten atas hasil penelitian yang sudah ditemukan.
  • Mempublikasikan hasil penelitian yang sudah ditemukan tersebut, agar memudahkan masyarakat untuk mengaksesnya.
  • Sebagai bentuk upaya membumikan ilmu pengetahuan lewat pembukuan hasil penelitian, yang bisa dibaca oleh banyak generasi sekaligus.
  • Memudahkan generasi muda, khususnya kalangan mahasiswa untuk memperoleh referensi pembelajaran dan penelitian dari buku hasil penelitian tersebut.
  • Sebagai upaya membagikan ilmu pengetahuan yang didapatkan oleh dosen yang menyusun buku hasil penelitian kepada masyarakat luas.

Baca juga : Tips Menulis Buku Ajar Dan Manfaat Yang Didapatkan
Baca juga : Tips Praktis Menulis Buku Ajar Dan Buku Referensi Dalam 8 Pekan

Tips Menulis Buku dari Hasil Penelitian

Melakukan kegiatan penelitian memang tidak mudah dan membutuhkan biaya tidak sedikit. Selesai melakukan penelitian, para dosen juga perlu menuangkannya dalam tulisan atau dibukukan. 

Proses membukukan hasil penelitian sendiri juga memiliki sejumlah tantangan. Membantu mengatasinya, salah satu dosen di Universitas Kuningan (Uniku). Yakni Bu Rika Nugraha, M.Sn., membagikan sejumlah tips untuk menulis buku hasil penelitian. Tipsnya antara lain: 

1. Menentukan Topik

Tips pertama dari dosen yang akrab disapa Bu Ika ini adalah menentukan topik, tentunya topik penelitian. Penentuan perlu dilakukan sejak jauh-jauh hari agar memberi waktu yang cukup banyak untuk proses penyusunan bukunya. 

Menentukan topik sejak awal juga akan membantu mencari dan mengumpulkan referensi sebanyak mungkin. Sekaligus menyusun kerangka dari buku hasil penelitian yang akan disusun. 

Oleh sebab itu menentukan topik perlu dilakukan lebih dini, apalagi proses menentukannya sendiri bisa memakan waktu lama. Tidak jarang proses menentukan topik akan lebih lama dibanding menulis hasil laporannya dalam bentuk buku. 

2. Mengumpulkan Referensi

Tips berikutnya adalah mengumpulkan referensi sebanyak mungkin, dan kemudian membaca paling tidak 2 referensi tersebut secara utuh. Sehingga bisa mematangkan materi untuk memperkuat topik yang diangkat tadi. 

Mencari referensi yang bagus adalah kebutuhan sekaligus kewajiban, ada kalanya bisa memakan waktu lama. Sebab bisa membuat Anda berkunjung ke beberapa website dan tempat demi referensi terbaik. 

Tidak perlu ragu untuk menyiapkan waktu lebih awal dalam proses mencari referensi ini. Bisa pula segera dimulai setelah topik penelitian didapatkan atau dipilih, sebab akan dibutuhkan banyak referensi berkualitas yang tentu memakan waktu untuk menemukannya. 

3. Mengolah Data Tentang Topik

Proses penelitian yang dilakukan akan menghasilkan sejumlah data, dan data ini perlu diolah sebaik mungkin. Selanjutnya dikembangkan sesuai dengan topik yang sudah dipilih tadi. 

Data penelitian perlu disusun dan dirapikan dengan baik agar mudah untuk dibaca dan kemudian dituangkan ke dalam bentuk laporan tertulis, yakni buku hasil penelitian tadi. 

Prosesnya sendiri akan memakan waktu yang sulit untuk diprediksi, sebab dalam kasus Bu Ika menghadapi kendala karena pandemi. Sehingga proses pengumpulan sampai olah data ini memakan waktu lebih lama dari yang sudah direncanakan. 

4. Menyusun Secara Bertahap

Sebagai sesama dosen, Bu Ika juga memahami padatnya kesibukan seorang dosen. Maka untuk mempercepat pembukuan hasil penelitian perlu disusun bertahap, bab demi bab. Lakukan secara kontinyu meskipun hanya ada waktu 15 menit sehari. 

Meskipun hanya ada waktu sebentar untuk melanjutkan menulis buku hasil penelitian, sebaiknya ditekuni secara kontinyu. Sebab dengan waktu 15 menit tadi, jika mampu menghasilkan 1 halaman saja. 

Maka dalam sebulan sudah bisa menghasilkan antara 26 sampai 30 halaman. Dalam kurun waktu satu tahun maka bisa mendapatkan 360-an halaman, sehingga sudah bisa disebut sebagai calon buku hasil penelitian. 

Jadi, manfaatkan waktu yang dimiliki untuk mengejar penulisan buku hasil penelitian. Sebab menjadi dosen akan dihadapkan pada banyak kesibukan, dan jika tidak memanfaatkan waktu yang ada dijamin tidak akan ada waktu. 

5. Melakukan Diskusi dan Review

Tips berikutnya adalah melakukan diskusi tentunya dari satu bidang keilmuan agar lebih relevan. Kemudian baru disusul melakukan review terhadap buku hasil penelitian yang disusun, apakah sudah sesuai harapan atau belum. 

Diskusi ini bisa dilakukan dengan sesama dosen, utamakan dosen yang mengambil bidang keilmuan yang sama. Opsional lainnya adalah dengan dosen yang sudah selesai menyusun buku hasil penelitian. 

Sehingga bisa mendapatkan semangat untuk mempercepat penyelesaian buku hasil penelitian. Sekaligus bisa menyempurnakan isinya, karena bisa mendapatkan masukan dari banyak pihak yang memang paham isi dan cara penyusunannya seperti apa. 

Bu Ika sendiri saat ini sudah berhasil membukukan 1 buku dari hasil penelitian terhadap Batik Tulis Paseban. Meskipun dalam proses penyusunannya sendiri terhalang oleh kondisi pandemi yang menyulitkan proses pengolahan data, akhirnya buku tersebut bisa berhasil selesai ditulis dan berhasil diterbitkan pada akhir tahun 2020 tepatnya di bulan Desember lalu. 

Namun dengan kesulitan tersebut dirinya tetap berhasil membukukan hasil penelitian dan memakan waktu sekitar 1 tahun. Sehingga para dosen yang ingin membukukan hasil penelitian, bisa mengikuti tips yang disampaikan beliau di atas. 

Penulis : duniadosen.com/Pujiati
Editor : Wahyudha Wibisono

Admin Dunia Dosen

Admin Website Dunia Dosen Indonesia.

Recent Posts

3 Karakter Dosen untuk Pengembangan Indikator Kinerja Dosen

Dalam Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 dijelaskan mengenai karakter dosen untuk pengembangan indikator kinerja dosen.…

23 hours ago

Pendaftaran Doha Institute Scholarship Jenjang S3 Tahun 2025 Dibuka!

Bagi mahasiswa dan dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut pascasarjana gratis di Qatar, Anda…

24 hours ago

Royal Thai Government Scholarship 2025 untuk Jenjang S2 dan S3

Bagi siapa saja yang ingin studi S2 maupun S3 di luar negeri, silakan mempertimbangkan program…

1 day ago

Program IASP 2025 untuk Dosen Kuliah S3 Gratis di Austria Resmi Dibuka!

Kabar gembira bagi para dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut jenjang S3 di luar…

6 days ago

Indikator Kinerja Dosen Sesuai Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024

Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 Tentang Standar Minimum Indikator Kinerja Dosen dan Kriteria Publikasi Ilmiah…

6 days ago

Standar Minimum Pelaksanaan Hibah Penelitian dalam Indikator Kinerja Dosen

Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 menjelaskan dan mengatur perihal standar minimum pelaksanaan hibah penelitian dalam…

6 days ago