Ingin mendapatkan tips menjadi dosen untuk fresh graduate pascasarjana? Bagi siapa saja yang memang punya cita-cita menjadi dosen, tips satu ini tentu akan dicari. Sebab bagaimanapun juga butuh trik tersendiri agar bisa mewujudkan mimpi menjadi dosen.
Menjadi dosen tentu butuh strategi yang dibangun sejak awal kuliah, apalagi persyaratan menjadi dosen semakin tidak mudah. Sebelum tahun 2014, setiap lulusan S1 bisa menjadi dosen. Namun kini wajib lulusan S2.
Jika kamu tidak ada persiapan tentu kesempatan menjadi dosen semakin kecil. Sehingga perlu mempersiapkan diri jauh-jauh hari, bahkan sejak awal masuk kuliah S1. Oleh sebab itu, pahami betul tata cara menjadi dosen setelah lulus kuliah S2. Simak informasinya di bawah ini.
Dosen adalah profesi yang mulia sehingga setiap dosen selalu dihargai oleh masyarakat luas dan dihormati karena ikut andil dalam mencerdaskan generasi muda. Kemudian, menjadi dosen juga membantu untuk terus belajar sampai akhir hayat.
Jika suka belajar, suka juga dengan kegiatan berkomunikasi dengan banyak orang, dan suka dengan kegiatan mengajar. Maka kamu perlu mencoba menjadi dosen dan menekuninya dengan serius agar karir semakin cemerlang.
Meskipun menjadi dosen tidak berbeda jauh dengan menjadi profesi lainnya, yakni sama-sama mengirimkan lamaran dan ikut tes seleksi. Rupanya butuh persiapan ekstra, dan berikut adalah daftar tips menjadi dosen untuk fresh graduate pascasarjana:
Tips pertama untuk bisa menjadi dosen setelah lulus S2 maupun S3 adalah mengambil kesempatan menjadi asisten dosen selama kuliah. Saat memasuki dunia perkuliahan, kamu akan menjumpai lowongan asisten dosen.
Jangan lewatkan kesempatan ini jika kamu punya mimpi menjadi dosen di suatu hari nanti. Sebab dengan menjadi asisten dosen maka bisa berlatih keterampilan penting menekuni profesi dosen.
Mulai dari kemampuan bicara dan mengajar mahasiswa langsung dalam jumlah banyak di kelas. Kemudian paham apa saja yang perlu disiapkan dosen sebelum mengajar, bagaimana menyusun soal ujian, bagaimana mengoreksinya, dan lain-lain.
Tips menjadi dosen untuk fresh graduate pascasarjana berikutnya adalah mulai berkenalan dan akrab dengan dunia riset. Hal ini bahkan sebaiknya sudah mulai dilakukan sejak kuliah S1.
Sebab ketika masuk jenjang S2 maka akan melakukan riset yang lebih mendalam lagi. Ketika sudah menjadi dosen maka akan semakin akrab dengan riset, karena termasuk tugas pokok dosen. Sehingga riset ini menjadi rutinitas sampai memasuki usia pensiun.
Kalau belum akrab dengan dunia riset maka akan sedikit kesulitan untuk menjalankan kewajiban sebagai dosen. Selain itu, riwayat riset juga akan menentukan proses seleksi penerimaan dosen. Jika sudah ada pengalaman maka bisa menjadi kandidat yang kuat.
Baca Juga:
Pentingnya Academic Branding Bagi Dosen
Academic Branding Dosen Melalui Jurnal SINTA
4 Tips Menjadi Dosen Muda yang Disukai Mahasiswa
Strategi Dosen Muda Menghadapi Mahasiswa Milenial
Menjadi dosen ternyata tidak cukup hanya memegang ijazah S2, mayoritas dosen kemudian berjuang untuk meraih ijazah S3. Jadi, setelah kamu memasuki jenjang S2 segera siapkan diri untuk melanjutkan studi ke jenjang S3.
Sebab dengan ijazah S3 ini kamu bisa mendapatkan angka kredit dosen yang tinggi saat melamar. Sehingga bisa lebih cepat memangku jabatan akademik. Selain itu bisa berpeluang menjadi Guru Besar di puncak karir sebagai dosen.
Berikutnya dalam daftar tips menjadi dosen untuk fresh graduate pascasarjana adalah mencoba aktif berorganisasi. Yakni sejak kuliah S1, jika pada saat menempuh kuliah S2 ada kemungkinan aktif berorganisasi maka bisa dicoba selagi mampu.
Aktif berorganisasi bisa dicantumkan di riwayat hidup atau CV, sehingga memberi kesan positif dan meningkatkan bobot CV tersebut. Selain itu ada banyak sekali keterampilan yang bisa dikuasai dari pengalaman ini.
Beberapa menguntungkan posisi kamu sebagai calon dosen. Misalnya kemampuan manajemen waktu dan public speaking. Jadi, manfaatkan masa perkuliahan dengan aktif berorganisasi.
Dosen memiliki kewajiban untuk menulis, maka banyak kampus yang memilih calon dosen dengan melihat riwayatnya menulis dan publikasi. Maka selama kuliah kamu perlu belajar aktif menulis dan melakukan publikasi. Baik itu tulisan ilmiah maupun non ilmiah.
Dosen tentu sangat membutuhkan kemampuan public speaking, sebab setiap hari mengajar dan sering diundang menjadi narasumber. Beberapa artikel ilmiahnya kemudian perlu dipresentasikan di seminar sebagai publikasi dalam bentuk prosiding. Jadi, selalu asah kemampuan satu ini.
Berikutnya adalah menyiapkan daftar riwayat hidup, bisa disusun dengan bahasa Indonesia bisa juga bahasa Inggris. Jika kamu lulus pascasarjana di luar negeri maka pertimbangkan memakai bahasa Inggris.
Membuat CV untuk para calon dosen harus teliti, yakni mencantumkan segala keterampilan dan pengalaman yang diperhitungkan untuk menjadi dosen. Mulai dari pengalaman berorganisasi, wirausaha (karena banyak kampus membutuhkan dosen yang punya pengalaman praktisi), pengalaman mengajar (asisten ahli, les privat, dll), dan lain sebagainya.
CV ini akan menentukan peluang kamu untuk diterima menjadi dosen. Jika banyak pengalaman yang berhubungan dengan kegiatan dosen, maka tanpa punya pengalaman menjadi dosen kamu punya kesempatan besar untuk diterima.
Baca Juga:
Kenali Kendala Serdos Sejak Dini
Menjadi Dosen Muda dan Tantangan Menyampaikan Materi
Mengapa Dosen Muda Perlu Menulis Jurnal Internasional?
9 Alasan Mengapa Dosen Muda Harus Sampai ke Negeri Seberang
Tidak dapat dipungkiri untuk menjadi dosen memang tidak harus memiliki surat rekomendasi. Namun jika berhasil mendapatkannya maka ibarat memiliki SIM yang membuat kamu bisa melenggang nyaman di jalan raya sambil berkendara.
Oleh sebab itu, kamu yang sudah menyelesaikan studi pascasarjana bisa mencoba mencari surat rekomendasi. Bisa dari dosen di kampus tempat kamu kuliah, bisa juga dari rektor, maupun dekan yang kebetulan bersedia memberi surat rekomendasi.
Tak hanya untuk lulusan pascasarjana di luar negeri, calon dosen diharapkan punya kemampuan bahasa Inggris yang baik. Jadi, pelajari bahasa internasional ini sejak dini. Sebab selain bisa menulis artikel ilmiah berbahasa Inggris, calon dosen juga bisa belajar ilmu dan referensi mengajar dari sumber berbahasa Inggris juga.
Jika semua tips menjadi dosen untuk fresh graduate pascasarjana di atas sudah dilakukan. Maka yang terakhir adalah berburu lowongan dosen, bisa mengutamakan kampus sendiri. Sebab jalur alumni kabarnya lebih mudah.
Temukan lowongan dosen sebanyak mungkin, sebab bisa jadi salah satunya atau semuanya menerima kamu sebagai dosen. Hal ini memperbesar peluang untuk bisa segera menjadi dosen setelah menyelesaikan studi pascasarjana.
Tips-tips yang dijelaskan di atas tentu tepat untuk diterapkan karena bisa membantu kamu yang baru saja menyelesaikan studi S2 agar bisa segera menjadi dosen. Menjadi dosen adalah persoalan gampang-gampang susah.
Menjadi gampang atau mudah jika memang menemukan lowongan yang sesuai dan mampu memenuhi kriterianya. Namun menjadi sebaliknya, jika persyaratannya lebih kompleks dari yang sudah disiapkan. Oleh sebab itu, terapkan tips menjadi dosen untuk fresh graduate pascasarjana tersebut agar bisa mewujudkan mimpi menjadi dosen.
Artikel Terkait:
Skema Penelitian Dosen Pemula (PDP) dan Tahap-Tahapannya
7 Tips Lolos Serdos bagi Dosen Pemula
7 Tips Kenaikan Jabatan Fungsional bagi Dosen Pemula
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…