Para dosen di Indonesia dijamin mencari tips memilih jurnal Scopus yang tepat ketika mengurus publikasi ilmiah. Publikasi ilmiah ke jurnal internasional bereputasi memang masih menjadi prioritas.
Sebab selain menyumbang poin angka kredit atau KUM dalam jumlah tinggi. Sukses mempublikasikan jurnal internasional bereputasi juga membantu dosen eligible untuk naik jabatan fungsional lebih tinggi, baik itu menuju Lektor Kepala maupun Guru Besar.
Maka tidak berlebihan apabila setiap dosen menyusun strategi agar bisa menembus jurnal-jurnal terindeks database bereputasi. Salah satunya adalah Scopus. Lalu, seperti apa cara terbaik dalam memilih jurnal terindeks Scopus?
Membahas mengenai tips memilih jurnal Scopus, tentu akan berkaitan erat dengan topik publisher besar. Kenapa? Sebab, mayoritas jurnal-jurnal yang dinaungi publisher besar sudah terindeks di database bereputasi seperti Scopus.
Publisher besar ini bisa dikatakan sebagai perusahaan publikasi ilmiah dengan skala cukup besar. Seperti yang diketahui, ada banyak publisher yang menaungi jurnal-jurnal internasional kredibel. Beberapa diantaranya masuk ke dalam daftar publisher besar.
Dikutip melalui salah satu konten di kanal YouTube Ensiklopedia Ahmad Fauzi, ada 4 publisher besar yang menaungi berbagai jurnal internasional bereputasi. Berikut penjelasannya:
Jika membahas mengenai publisher ilmiah yang berskala besar dan terkemuka, Elseiver dijamin masuk ke dalam pembahasan tersebut. Elsevier merupakan publisher ilmiah yang berasal dan berbasis di negara Belanda.
Publisher ini berdiri sejak tahun 1880 dan masih eksis sampai sekarang. Ada banyak jurnal yang dikelola atau dinaungi oleh publisher ini. Bahkan Scopus yang merupakan database jurnal internasional juga dinaungi Elsevier.
Tidak heran jika banyak peneliti memilih jurnal yang dimiliki Elsevier untuk tujuan publikasi ilmiah. Publisher ini juga menyediakan tools untuk membantu peneliti memilih dan mencari jurnal di bawah naungannya yang sesuai. Tools tersebut bisa diakses di tautan Journal Finder Elseiver.
Publisher ilmiah besar yang kedua adalah Springer. Dikutip melalui website resmi Perpustakaan Universitas Negeri Makassar (UNM), Springer merupakan perusahaan penerbitan global yang menerbitkan buku, buku elektronik, dan jurnal ilmiah.
Selain menaungi sejumlah jurnal ilmiah yang melayani publikasi artikel ilmiah dari berbagai peneliti di dunia. Springer juga diketahui memiliki database (pangkalan data) jurnal seperti Elsevier. Beberapa pangkalan data yang dinaungi adalah SpringerLink, Springer Protocols, dan SpringerImages.
Publisher ini sendiri diketahui sudah memiliki 4 kantor, yakni di Berlin, Heidelberg, Dordrecht, dan New York City. Springer juga menyediakan tools pencari jurnal di bawah naungannya. Anda bisa mengaksesnya di tautan Journal Suggester Springer.
Pengisi daftar publisher ilmiah besar yang ketiga adalah Taylor and Francis. Taylor and Francis merupakan perusahaan multinasional yang berasal dan berbasis di Britania Raya (Inggris) yang fokus menerbitkan buku dan jurnal ilmiah.
Praktis, ada banyak jurnal yang beroperasi di bawah naungan publisher ini. Sebagai jajaran publisher dengan skala besar, semua jurnal yang dinaungi juga memiliki kredibilitas yang tinggi.
Nilai tambah dari publisher ini adalah menyediakan tools untuk mencari dan menemukan jurnal di bawah naungannya. Tools ini bisa diakses melalui tautan berikut Journal Suggester Taylor and Francis.
Berikutnya adalah publisher Wiley atau nama lengkap publisher ini adalah John Wiley & Sons. Publisher John Wiley & Sons merupakan perusahaan multinasional dari Amerika Serikat yang fokus menerbitkan buku, ensiklopedia, dan jurnal ilmiah.
Selain memiliki banyak jurnal yang beroperasi di bawah naungannya dan untuk berbagai scope keilmuan. Dikutip melalui website resmi UPT Perpustakaan Institut Teknologi Bandung (ITB), Wiley juga membuka perpustakaan online.
Perpustakaan ini memiliki koleksi lebih dari 18.000 bacaan dari berbagai karya tulis ilmiah, yakni di Wiley Online Library. Publisher ini juga menyediakan tools untuk membantu peneliti mencari dan memilih jurnal di bawah naungannya. Aksesnya di tautan Journal Finder Wiley.
Selain 4 publisher tersebut, tentunya masih ada lagi beberapa publisher dengan skala yang sama. Namun, dijelaskan oleh Ahmad Fauzi bahwa sejauh ini hanya 4 publisher tersebut yang menyediakan tool khusus untuk membantu peneliti memilih jurnal yang dinaungi.
Lewat tool ini, para peneliti akan dibantu memilih jurnal di bawah naungan publisher tersebut yang sesuai dengan isi dan scope keilmuan artikel ilmiah yang disusun sehingga peluang naskah diterima pengelola jurnal lebih tinggi.
Sebelum lanjut membaca, baca dulu Jenis Jurnal dalam Kewajiban Publikasi Dosen dan Angka Kreditnya.
Dalam tips memilih jurnal Scopus, mengutamakan jurnal-jurnal yang dinaungi publisher besar ternyata sangat penting. Sebab ada lebih banyak keuntungan bisa didapatkan, diantaranya:
Keuntungan yang pertama jika memilih jurnal yang dinaungi publisher besar saat mengurus publikasi artikel ilmiah adalah sudah terindeks database bereputasi. Meski tetap ada kemungkinan beberapa jurnal belum masuk database bereputasi, tetapi mayoritas diantaranya sudah.
Jadi, sangat tepat untuk dijadikan pilihan para dosen dan peneliti untuk mengurus publikasi ke jurnal internasional bereputasi. Dimana mayoritas sudah masuk ke database berotasi seperti Scopus maupun World of Science.
Keuntungan yang kedua adalah mendapat jaminan jika jurnal tersebut bukan jurnal predator sebab publisher besar biasanya memiliki standar tinggi dalam mengelola jurnal di bawah naungannya.
Sehingga dijamin kredibel dan menerapkan tahapan publikasi sesuai dengan ketentuan umum. Misalnya ada proses review dari para ahli di bidangnya. Selain itu, publisher akan fokus dalam mendukung publikasi ilmiah dengan kualitas tinggi.
Sehingga tidak lagi berfokus pada profit. Inilah alasan beberapa jurnal di bawah naungan publisher besar sudah membebaskan biaya publikasi. Jadi, jika khawatir terjebak jurnal predator maka bisa memilih jurnal di bawah naungan publisher besar untuk mengantisipasi.
Jangan sampai Anda publikasi di jurnal predator yang dinaungi publisher tidak kredibel. Jangan lewatkan penjelasan penting berikut:
Keuntungan ketiga jika mengurus publikasi jurnal yang dinaungi publisher besar adalah nasib naskah yang di submit lebih jelas. Bahkan, biasanya jurnal ini sudah mencantumkan informasi mengenai berapa lama status artikel sudah jelas.
Informasi ini juga tercantum di website resmi jurnal tersebut sehingga bisa diakses atau dilihat para peneliti untuk dijadikan pertimbangan. Apalagi jika mencari jurnal yang proses terbitnya cepat. Maka status artikel diterima atau tidak tentu perlu segera diketahui.
Sama seperti poin sebelumnya, mayoritas jurnal yang dinaungi publisher besar juga memiliki estimasi waktu yang jarang meleset dalam menentukan kapan artikel terbit. Jadi, tidak ada tebak-tebakan maupun harap-harap cemas artikel akan lama baru terbit.
Selama ini, banyak dosen yang mengaku butuh waktu sampai tahunan agar artikel yang di submit ke sebuah jurnal bisa terbit. Namun, beberapa jurnal sudah memastikan jadwal kapan artikel terbit setelah submit. Sehingga bisa dijadikan dasar menentukan jurnal yang sesuai, apalagi jika dikejar deadline laporan BKD.
Jurnal yang dinaungi publisher besar bahkan sudah mencantumkan informasi mengenai biaya publikasi. Biasanya informasi ini dicantumkan di website resminya dan memudahkan peneliti dalam menyiapkan anggaran yang sesuai.
Informasi ini juga bisa dijadikan bahan pertimbangan peneliti untuk memilih jurnal tersebut atau tidak. Kejelasan mengenai biaya publikasi tentu sangat penting bagi seorang peneliti sebab menghindari rasa was-was anggaran kurang.
Secara umum, publisher besar akan menyediakan banyak sekali jurnal untuk melayani publikasi ilmiah di berbagai bidang keilmuan. Tidak heran jika satu publisher skala besar bisa memiliki puluhan sampai ratusan jurnal di bawah naungannya. Sehingga besar kemungkinan akan menemukan jurnal yang sesuai.
Sejalan dengan keuntungan di poin sebelumnya, dengan banyaknya jurnal yang dinaungi. Publisher skala besar menyediakan tools untuk membantu peneliti menemukan jurnal yang paling sesuai.
Tools ini akan mempersingkat waktu dalam pencarian jurnal yang sesuai. Baik dilihat dari scope keilmuan, biaya publikasi, peringkat di database bereputasi, dan pertimbangan lainnya.
Setiap dosen dan peneliti tentu berharap artikel yang di submit memiliki kejelasan nasib yang masa tunggu, kejelasan status, dan kapan diterbitkan jelas. Maka memilih jurnal yang dinaungi publisher besar adalah pilihan tepat.
Kabar baiknya, seperti yang dijelaskan sekilas sebelumnya, nyaris semua publisher besar menyediakan tools untuk membantu peneliti menemukan jurnal yang tepat. Lewat tools ini, para peneliti bisa dimudahkan dalam mengurus publikasi di jurnal terindeks Scopus.
Berikut adalah tips memilih jurnal Scopus dengan memanfaatkan tools pencari pencari jurnal yang disediakan sejumlah publisher besar:
Tahap pertama adalah mengakses tools pencari jurnal yang disediakan oleh publisher besar seperti yang sudah dijelaskan. Sebagai pengingat, berikut alamat website tools masing-masing publisher tersebut:
Jadi, silakan memilih publisher mana dulu dari 4 rekomendasi di atas. Selanjutnya tinggal masuk ke website tools pencari jurnal yang disediakan publisher tersebut. Setiap tools memiliki cara penggunaan tersendiri.
Ada yang dengan copy paste abstrak, ada yang hanya mengetik kata kunci, dan lain sebagainya. Jadi, silakan dimanfaatkan agar sistem merekomendasikan jurnal yang relevan atau sesuai dengan isi artikel ilmiah Anda.
Disarankan untuk mencoba 4 tools dari 4 publisher besar tersebut. Tujuannya untuk mendapatkan rekomendasi lebih banyak jurnal kredibel yang terindeks Scopus dan dinaungi publisher besar. Sebagai contoh, berikut adalah cara menggunakan tools dari Taylor and Francis:
Tahap kedua dalam tips memilih jurnal Scopus adalah menentukan jurnal yang dirasa paling sesuai atau tepat. Jadi, setelah mengakses tools pencari jurnal yang sesuai dan disediakan publisher besar yang sudah dijelaskan.
Maka Anda akan menemukan banyak rekomendasi jurnal yang relevan dengan kata kunci maupun abstrak yang sudah diketik. Pada beberapa jurnal tersebut, tentunya wajib memilih salah satu untuk menjadi tempat submit artikel ilmiah.
Terkait hal ini ada beberapa aspek yang bisa dijadikan dasar dalam menentukan pilihan, diantaranya:
Setelah menggunakan layanan tools memilih jurnal yang disediakan publisher. Biasanya setiap jurnal akan mencantumkan informasi terkait beberapa poin di atas sehingga bisa dijadikan pertimbangan.
Berikut adalah contoh tampilan informasi dari jurnal Respiratory Medicine yang dinaungi publisher Elsevier:
Setelah memilih jurnal yang dirasa paling tepat dengan mempertimbangkan beberapa aspek sesuai kondisi dan kebutuhan, tahap ketiga dalam tips memilih jurnal Scopus adalah menyiapkan naskah artikel ilmiah.
Setiap jurnal, di website resminya akan mencantumkan informasi mengenai format artikel ilmiah yang sesuai standar mereka. Jadi, silakan mencari informasi ini dan disesuaikan atau diikuti.
Susun artikel ilmiah sesuai format tersebut, agar peluang lolos dan status diterima lebih besar. Jadi, jangan menyusun artikel dulu baru memilih jurnal. Melainkan memilih melakukan kebalikannya. Memilih jurnal dulu, baru mulai menulis naskah.
Setelah naskah artikel ilmiah selesai disusun. Maka tahap akhir dari tips memilih jurnal Scopus adalah submit artikel tersebut ke pihak pengelola jurnal. Submit artikel dilakukan online melalui website resmi jurnal tersebut.
Namun, sangat mungkin pihak pengelola jurnal menetapkan prosedur submit artikel yang berbeda. Jadi, silakan membaca panduan penulis (author guideline) yang disediakan pengelola jurnal sehingga bisa submit artikel sesuai ketentuan.
Setelah submit, silakan ikuti prosedur publikasi yang diterapkan pengelola jurnal. Dimana ada perubahan status artikel yang sudah dikirimkan. Mulai dari pemeriksaan editor, review, revisi, dan lain sebagainya sampai terbit.
Jika oleh reviewer diminta melakukan revisi, maka jangan berkecil hati. Silakan segera membaca catatan yang diberikan reviewer dan segera memperbaiki naskah sesuai catatan tersebut. Semakin cepat direvisi, maka semakin cepat artikel terbit.
Baca Juga:
Sebagai informasi tambahan, jurnal yang sudah terindeks Scopus dan juga dinaungi publisher besar tidak selalu menetapkan biaya publikasi tinggi. Tidak sedikit yang bahkan membebaskan biaya publikasi.
Selain itu, beberapa diantaranya juga termasuk jurnal hybrid, sehingga peneliti bisa memilih model close access agar tidak ada biaya publikasi. Jadi, silahkan menerapkan tips memilih jurnal Scopus dengan menggunakan tools pencari jurnal dari publisher besar yang sudah dijelaskan.
Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi dalam artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.
Dalam Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 dijelaskan mengenai karakter dosen untuk pengembangan indikator kinerja dosen.…
Bagi mahasiswa dan dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut pascasarjana gratis di Qatar, Anda…
Bagi siapa saja yang ingin studi S2 maupun S3 di luar negeri, silakan mempertimbangkan program…
Kabar gembira bagi para dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut jenjang S3 di luar…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 Tentang Standar Minimum Indikator Kinerja Dosen dan Kriteria Publikasi Ilmiah…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 menjelaskan dan mengatur perihal standar minimum pelaksanaan hibah penelitian dalam…