Dalam dunia pendidikan tinggi (Dikti), mahasiswa berkolaborasi dengan para pengajar (dosen) dan civitas akademika lainnya sebagai sebuah sistem yang komprehensif. Dosen dan mahasiswa bukan seperti majikan dan pelayan, namun keduanya merupakan soko guru atau penopang keberlanjutan sebuah sistem pendidikan di universitas.
Mahasiswa bagaimanapun merupakan agen perubahan (agent of change) bagi bangsa Indonesia. Sejarah menunjukkan peran para mahasiswa dalam mendorong terjadinya perubahan di Indonesia pada masa-masa penjajahan dan pergerakan bangsa.
Implikasi kolaborasi dosen dan mahasiswa dalam dunia pendidikan tinggi (dikti) merupakan penerapan dari Tri Dharma perguruan tinggi. Konsep Tri Dharma perguruan tinggi ini menjadi ruh dalam dunia pendidikan tinggi (Dikti).
Mahasiswa sebagai kaum intelektual bangsa yang menduduki 5 persen dari populasi warga negara Indonesia berkewajiban meningkatkan mutu diri secara khusus agar mutu bangsa pun meningkat pada umumnya dengan ilmu yang mereka pelajari selama pendidikan di kampus sesuai bidang keilmuan tertentu.
Mahasiswa dan pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sehingga ketika mahasiswa melakukan segala kegiatan dalam hidupnya, semua harus didasari pertimbangan rasional, bukan dengan adu otot. Itulah yang disebut kedewasaan mahasiswa.
Ilmu yang mereka kuasai melalaui proses pendidikan di perguruan tinggi harus diimplementasikan dan diterapkan. Salah satunya dengan langkah ilmiah, seperti melalui penelitian.
Penelitian mahasiswabukan hanya akan mengembangkan diri mahasiswa itu sendiri, namun juga memberikan manfaat bagi kemajuan pperadaban dan kepentingan bangsa kita dalam menyejahterakan bangsa.
Selain pengembangan diri secara ilmiah dan akademis. Mahasiswa pun harus senantiasa mengembangkankemampuan dirinya dalam hal softskill dan kedewasaan diri dalam menyelesaikan segala masalah yang ada. Mahasiswa harus mengembangkan pola pikir yang kritis terhadap segala fenomena yang ada danmengkajinya secara keilmuan.
Mahasiswa menempati lapisan kedua dalam relasi kemasyarakatan, yaitu berperan sebagai penghubung antara masyarakat dengan pemerintah. Mahasiswa adalah yang paling dekat dengan rakyat dan memahami secara jelas kondisi masyarakat tersebut.
Kewajiban sebagai mahasiswa menjadi front line dalam masyarakat dalam mengkritisi berbagai kebijakan pemerintah terhadap rakyat karena sebagian besar keputusan pemerintah di masa ini sudah terkontaminasi oleh berbagai kepentingan politik tertentu.
Mahasiswa selayaknya memiliki mata yang masih bening tanpa ternodai kepentingan-kepentingan serupa mampu melihat secara jernih, melihat yang terdalam dari yang terdalam terhadap intrik politik yang tidak jarang mengeksploitasi kepentingan rakyat.
Mahasiswa berperan untuk membela kepentingan masyarakat, tentu tidak dengan jalan kekerasan dan aksi chaotic, namun menjunjung tinggi nilai-nilai luhur pendidikan, kaji terlebih dahulu, pahami, dan sosialisasikan pada rakyat, mahasiswa memiliki ilmu tentang permasalahan yang ada, mahasiswa juga yang dapat membuka mata rakyat sebagai salah satu bentuk pengabdian terhadap rakyat
Tri Dharma perguruan tinggi merupakan tiga pilar dasar pola pikir dan menjadi kewajiban bagi mahasiswa sebagai kaum intelektual di negara ini. Masing-masing mempunyai memiliki tugas dan fungsi yang sama dan saling menunjang sehingga tidak bisa dipisahkan dalam pelaksanaannya.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Pasal 20 Ayat 2).
Tri dharma perguruan tinggi sebagai salah satu pondasi dan dasar tanggung jawab yang dipanggul mahasiswa sebagai bagian dari perguruan tinggi yang harus dikembangkan secara nyata dan bersama-sama.
Sebagai mahasiswa, perlu mengetahui dan menyadari salah satu pedoman untuk melaksanakan tanggung jawabnya dalam rangka menjawab tantangan negara dan bangsa Indonesia di masa depan.
Peran sebagai mahasiswa harus benar-benar dijalankan dalam menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia kedepannya.
Menyadari penuh akan hal ini, seharusnya tidak ada lagi kata “malas” maupun pemikiran negatif lainnya yang membuat mahasiswa lupa atau tidak mau tahu tentang Tri Dharma perguruan tinggi.
Apabila Tri Dharma ini benar-benar dipahami secara mendalam dan diterapkan oleh mahasiswa maka akan banyak hasil-hasil positif yang bisa dirasakan langsung oleh banyak pihak dan juga bisa membawa negara ini ke arah yang lebih baik serta bisa menjawab tantangan bangsa di masa depan ataupun mengatasi masalah negara kita yang terjadi saat ini.
Di sisi lain, dosen bisa membantu peran mahasiswa dalam penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni dengan menghasilkan karya ilmiah yang bisa dikaji bersama mahasiswa, atau melibatkan mahasiswa dalam pembuatan karya ilmiah.
Sehingga proses belajar mengajar adalah sebuah sinergi dan bukan hanya bersifat top-down. Dengan demikian pendidikan tinggi (dikti) di perguruan tinggi menjadi sebuah sumbangsih besar dalam pendidikan di Indonesia.
Mengecek dan menyiapkan sumber pendanaan untuk kebutuhan biaya kuliah S3 tentu perlu dilakukan jauh-jauh hari…
Dosen yang mau melanjutkan studi pascasarjana tetapi sudah berkeluarga pasti akan diselimuti kebimbangan antara apakah…
Mengacu pada aturan terbaru, proses sampai persyaratan kenaikan jabatan Asisten Ahli ke Lektor mengalami beberapa…
Dosen di Indonesia tentunya perlu memahami prosedur dan ketentuan dalam perubahan status aktif dosen di…
Kejahatan phishing data tentunya perlu diwaspadai oleh siapa saja, termasuk juga kalangan akademisi. Terutama kalangan…
Sudahkah para dosen mengetahui bagaimana cara menambahkan buku ke Google Scholar? Hal ini tentu penting…