fbpx

Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini

Tiga Menteri Terima Penghargaan Herman Johannes Award di UGM

penghargaan herman johannes awards
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi (tengah) saat menerima penghargaan Herman Johannes Award (HJA) di Grha Sabha Pramana Unibversitas Gadjah Mada (UGM), Jum’at (22/02/2019). (Foto:ugm.ac.id)

Yogyakarta – Tiga menteri Kabinet Kerja menerima penghargaan Herman Johannes Award (HJA) dalam peringatan Hari Pendidikan Tinggi Teknik. Mereka adalah Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, serta Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi. Penyerahan penghargaan dilakukan juga oleh Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, Jumat (22/2) di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM).

”Apresiasi ini memberikan satu harapan baru bagi saya untuk berperan lebih baik dan berarti bagi bangsa ini. Semoga kita pun menjadi bangsa yang lebih hebat, bangsa yang nomor satu di dunia,” ucap Budi Karya.

Dalam kesempatan ini, Airlangga menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Membangun Kedaulatan Teknologi Era Disrupsi”. Ia menyoroti berbagai potensi dari implementasi industri 4.0 dalam mendorong perubahan kebijakan industri manufaktur juga berbagai aspek peradaban manusia, serta menekankan perlunya kesiapan bangsa ini dalam mengambil peluang era digital untuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional.

”Kita telah melihat banyak negara, baik negara maju maupun negara berkembang, menyerap pergerakan ini ke dalam agenda nasional mereka, untuk merevolusi strategi industri dan meningkatkan daya saing dalam pasar global,” kata Airlangga dikutip ugm.ac.id.

Menurut Menperin, Indonesia sudah siap memasuki era industri 4.0, ditandai dengan peluncuran peta jalan Making Indonesia 4.0 yang memuat strategi dan arah yang jelas dalam upaya merevitalisasi sektor manufaktur.

Ia menegaskan, Indonesia memiliki potensi besar untuk menerapkan industri 4.0 karena sedang menikmati bonus demografi hingga tahun 2030. Dengan kondisi ini, Indonesia diharapkan mampu memenuhi kebutuhan tenaga kerja untuk mencapai sasaran-sasaran pembangunan.

”Berdasarkan riset Mckinsey, Indonesia membutuhkan 17 juta tenaga kerja melek digital, dengan komposisi 30 persen di industri manufaktur dan 70 persen di industri penunjangnya. Ini berpotensi memberikan tambahan hingga USD150 miliar kepada ekonomi Indonesia,” terangnya.

Alumni Teknik Mesin UGM ini menyebutkan lima sektor industri yang akan menjadi tulang punggung untuk mencapai aspirasi besar Making Indonesia 4.0, yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, serta elektronika. Ia pun mengajak generasi muda dan para sivitas akademika untuk berpartisipasi dan mengambil peran secara aktif dalam melaksanakan peta jalan Making Indonesia 4.0.

Airlangga menerima penghargaan Herman Johannes Award di bidang perindustrian, sementara Budi Karya dianugerahi HJA bidang transportasi dan Retno Marsudi di bidang diplomasi. Selain ketiga menteri tersebut, penghargaan Herman Johannes Award juga dianugerahkan kepada almarhum Alm. Prof. Dr. (HC) Ir. R.M. Sedijatmo Atmohoedojo  atas jasanya dalam bidang konstruksi selaku pencetus gagasan sistem pondasi konstruksi cakar ayam.

”Semoga penghargaan ini dapat menginspirasi kita untuk meneruskan semangat juang Herman Johannes untuk membangun bangsa,” tutur Dekan FT UGM, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., PhD.

Penghargaan Herman Johannes Award diberikan setiap tahun pada perhelatan HTTP kepada tokoh nasional yang berperan dalam pengembangan ilmu dan teknologi di Indonesia. Tahun 2018 silam, dua menteri lain juga meraih penghargaan ini, yaitu Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono.

Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, turut memberikan apresiasi kepada para penerima penghargaan Herman Johannes Awards, terutama kepada ketiga menteri yang telah dan sedang memberikan kontribusi pemikiran dan kerja keras dalam upaya pembangunan nasional oleh pemerintahan saat ini.

”Hasil pembangunan yang kita nikmati saat ini adalah berkat para srikandi dan pendekar yang membantu Presiden menjadikan kemajuan itu semakin nyata,” ucap Rektor.

Redaksi