Apabila kamu memiliki cita-cita untuk menyelesaikan S2 atau program magister maka perlu mempersiapkan penyusunan tesis. Karya ilmiah satu ini merupakan syarat wajib untuk bisa menyelesaikan program magister.
Proses penyusunannya memang tidak mudah sebagaimana ketika menyusun skripsi, dan seringkali menjadi batu sandungan bagi calon magister untuk menyelesaikan program pendidikan pascasarjana.
Mengapa hal ini bisa terjadi dan bagaimana agar bisa selesai lebih cepat? Berikut beberapa informasi yang bisa membantu penyusunannya.
Baca juga : Cara Menulis Jurnal Internasional Dengan Baik
Sebelum membahas tesis lebih dalam, pertama perlu dibahas dulu mengenai program magister yang disebut pula dengan istilah pascasarjana. Tidak dapat dipungkiri menyelesaikan pendidikan sampai tingkat S2 adalah harapan banyak orang.
Alasan yang menjadi motivasi pengambilan jenjang pendidikan tinggi ini sangat beragam. Ada yang bertujuan untuk menunjang kenaikan pangkat atau jabatan, mendapatkan prestise supaya nama dan gelar yang dimiliki lebih panjang, memiliki alternatif berprofesi sebagai dosen, dan bisa pula karena meningkatkan kompetensi intelektual.
Alasan terakhir merupakan alasan terbaik, namun bukan berarti lulusan S2 hanya memiliki alasan tersebut. Beberapa memiliki alasan yang lebih realistis, dan sah saja dilakukan karena pada akhirnya mahasiswa pascasarjana akan menempuh perjalanan panjang dan sulit.
Ilmu pengetahuan dan proses perkuliahan sampai penyusunan tesis akan memberi bekal keahlian dan keterampilan yang beragam. Pasalnya, ketika masuk ke jenjang pendidikan lebih tinggi maka semakin tebal buku yang dibaca dan semakin banyak kasus yang dibahas, sekaligus semakin cerdas dan berpikir kritis.
Kebanyakan dari kita semua tentu mengenal adanya skripsi, tesis, dan juga disertasi. Lalu, apa pengertian dari masing-masing tugas akhir tersebut? Sekaligus apa perbedaannya? Berikut penjelasannya.
Skripsi adalah sebuah karya ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa tingkat akhir untuk mendapatkan gelar Sarjana di perguruan tinggi. Artinya skripsi adalah sebuah kewajiban sekaligus syarat bagi mahasiswa yang bersangkutan untuk bisa dinyatakan lulus dari jenjang Sarjana.
Skripsi kemudian ditulis berdasarkan konsentrasi keilmuan yang diambil oleh mahasiswa tersebut. Sebagaimana karya ilmiah pada umumnya, skripsi memiliki aturan serta format penulisan sehingga sistematis dan juga jelas.
Skripsi kemudian memiliki sejumlah karakteristik khas. Seperti:
Sedangkan untuk tesis definisinya adalah sebuah karya ilmiah dan tugas akhir untuk mahasiswa di jenjang Magister (S2). Karya tulis di jenjang Magister ini ditulis secara individual yang kemudian didasarkan pada hasil penelitian empiris untuk dijadikan bahan kajian akademis.
Karya tulis ilmiah satu ini juga dianggap sebagai sebuah bukti yang menggambarkan tingkat kemampuan mahasiswa di suatu bidang keilmuan. Ketika isi dari karya ilmiah ini bagus dan sesuai dengan kaidah, maka semakin bagus pula pemahaman penyusunnya di bidang ilmu yang dipelajari. Pasca selesai disusun, maka penyusun baru bisa dinyatakan lulus dari jenjang S2 dan kemudian berhak untuk mengikuti wisuda.
Adapun ciri khas dari tesis adalah sebagai berikut:
Sedangkan untuk pengertian disertasi adalah tugas akhir berbentuk karya tulis ilmiah yang wajib disusun oleh mahasiswa tingkat akhir di jenjang S3. Sehingga penyusunannya menjadi syarat wajib untuk dianggap atau dinyatakan sudah menyelesaikan jenjang pendidikan S3.
Karakteristik khas dari disertasi memang tidak berbeda jauh dengan skripsi maupun tesis. Berikut detailnya:
Berikut simpulan perbedaan Skripsi, tesis, dan disertasi.
No. | Aspek | Skripsi | Tesis | Disertasi |
Jenjang | S1 | S2 | S3 (jenjang tertinggi) | |
Permasalahan | Dapat diangkat dari pengalaman empiris dan ulasannya tidak mendalam | Diangkat dari pengalaman empiris, teoritis, dan mendalam | Diangkat dari kajian teoritik yang didukung fakta empiris, dan bersifat mendalam | |
Kemandirian Penulis | 60% penulis, 40% pembimbing | 80% penulis, 20% pembimbing | 90% penulis, 10% pembimbing | |
Bobot Ilmiah | Rendah – sedang | Sedang – tinggi | Tinggi, tertinggi di bidang akademik | |
Pemaparan | Dominan deskriptif | Deskriptif dan analitis | Dominan analitis | |
Model Analisis | Rendah – sedang | Sedang – tinggi | Tinggi | |
Jumlah Rumusan Masalah | Sekitar 1 – 2 | Minimal 3 | Lebih dari 3 | |
Metode | Biasanya memakai uji kualitatif / uji deskriptif, uji statistik parametrik | Biasanya memakai uji kualitatif lanjut / regresi ganda, atau memakai korelasi ganda | Sama dengan tesis namun dengan metode lebih kompleks dan berbobot dengan tujuan mencari terobosan | |
9. | Penguji | Minimal Magister | Minimal Doktor dan Magister yang sudah berpengalaman | Minimal Profesor dan Doktor yang sudah berpengalaman |
10. | Orisinalitas | Bisa replika dari penelitian orang lain, namun memiliki tempat dan kasus yang berbeda | Mengutamakan orisinalitas | Wajib orisinil |
11. | Penemuan Hal Baru | Tidak harus | Diutamakan | Diharuskan |
12. | Publikasi | Kampus internal dan disarankan secara nasional | Minimal nasional | Nasional dan internasional |
13. | Jumlah Rujukan | Minimal 20 | Minimal 40 | Minimal 60 |
14. | Program Statistik yang Biasa Digunakan | Kualitatif / manual, Excel, SPP, dan lain-lain | Kualitatif lanjut / SPSS, Eview, Lisrel, Amos, dan lain-lain | Kualitatif lanjut / SPSS, Eview, Lisrel, Amos, dan lain-lain |
Penyusunan tesis bisa dikatakan sebagai perjuangan akhir untuk mendapatkan gelar magister. Kebanyakan mahasiswa S2 ditempuh oleh mahasiswa yang sudah aktif bekerja, meskipun tetap ada yang belum bekerja karena langsung lanjut S2 setelah lulus S1.
Kesibukan di pekerjaan dan tugas penyusunan karya ilmiah tersebut membuat fokus terpecah. Penyusunan karya ilmiah ini pun tidak bisa dikatakan mudah sehingga cenderung memakan waktu yang lama. Mencegahnya, maka bisa melakukan tips-tips berikut:
Membantu kamu menyelesaikan penyusunan tesis dengan cepat bisa dimulai dengan menyusun target. Hidup dengan target membantu untuk mengatur waktu secara efisien dan sungguh-sungguh dalam mencapai target tersebut.
Saat menyusun karya ilmiah ini pastikan sudah punya target setelah lulus program magister. Hal ini penting untuk mendorong keinginan kuat menyelesaikan penyusunannya secepat mungkin.
Tema penelitian tentu tidak akan datang dengan sendirinya di depan mata, perlu dicari dan dieksekusi. Jadi, luangkan waktu satu pekan atau lebih untuk mencari tema penelitian. Utamakan yang sedang hangat diperbincangkan dan masih berhubungan dengan bidang ilmu yang diambil.
Setelah tema penelitian tesis didapatkan dan dipilih maka langkah berikutnya adalah konsisten menyusun naskahnya. Utamakan penyusunan bagian-bagian atau bab-bab yang dirasa mudah dulu, misalnya bab 1 dulu. Sepekan kemudian ke bab berikutnya dan begitu seterusnya.
Menyusun tesis memang perlu menumbuhkan jiwa profesional, yakni dengan menganggapnya sebagai sebuah tugas dari tempat kerja. Sehingga benar-benar meluangkan waktu untuk menyusunnya, selain itu tidak akan menunda waktu.
Kamu juga bisa menyediakan waktu khusus setiap harinya, misalnya 7 jam sehari untuk fokus mengerjakan naskah tesis. Cara ini akan membantu kamu menyelesaikan semua bagian karya ilmiah ini dan bisa selesai tepat waktu.
Punya komitmen tinggi untuk lulus program magister tepat waktu atau lebih cepat sangat penting. Maka miliki target kedepan akan melakukan hal apa dan ingin mencapai prestasi apa. Sebagai dorongan untuk menyelesaikan tesis secepatnya.
Penulis : duniadosen.com/Pujiati
Editor : Wahyudha Wibisono
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…
Pada saat memulai kegiatan perkuliahan, mahasiswa biasanya menerima dokumen bertajuk kontrak perkuliahan. Dokumen ini disusun…
Secara garis besar, kegiatan akademik dosen yang bersifat wajib ada tiga dan mengacu pada tri…
Mempertimbangkan penggunaan AI untuk membuat pertanyaan tentu menarik untuk dilakukan. Sebab, pada saat membuat pertanyaan…
Memahami apa saja isian data publikasi untuk kenaikan jabatan fungsional di SISTER tentu penting karena…
Sesuai dengan Kepmendikbud Nomor 500 Tahun 2024, salah satu indikator kinerja dosen adalah dosen menjadi…