Informasi

Tips Meraih Skor Tinggi dalam Tes Microteaching Dosen CPNS


Bagi calon dosen di Indonesia yang mengikuti seleksi CPNS, salah satu seleksi yang harus dilewati adalah tes microteaching dosen. Sesuai namanya, tes microteaching mengharuskan peserta tes mengajar dalam durasi pendek. 

Dalam tes ini, Anda akan dinilai kemampuan mengajar peserta tes, apakah sudah baik atau sebaliknya. Tes ini masuk dalam tahap seleksi SKB yang bisa diikuti peserta seleksi CPNS formasi dosen yang dinyatakan lolos dalam tes SKD di tahap awal. 

Microteaching menjadi pembahasan menarik karena bisa disebut sebagai penilaian final. Meskipun hasil tes SKD menunjukan skor tinggi, apabila skor microteaching tidak passing grade, Anda tetap tidak bisa lolos seleksi CPNS. Oleh sebab itu, persiapan matang perlu dilakukan sebelum tes ini diikuti. Yuk, baca sampai habis agar lolos!

Tes Microteaching Dosen dalam Tahap CPNS Dosen

Tes microteaching dosen adalah tes untuk dosen yang dilakukan untuk menggali kompetensi teknis maupun terapan yang sesuai dengan latar belakang keilmuan dan implementasinya di tempat bertugas.

Secara sederhana, microteaching adalah tes yang isinya mengharuskan peserta CPNS formasi dosen untuk praktik mengajar. Jadi, Anda dinilai apakah memiliki kemampuan mengajar yang baik atau sebaliknya. Proses tes sampai penilaian semua dilakukan oleh perguruan tinggi yang nantinya menjadi tempat mengabdi peserta jika lolos seleksi. 

Dikutip melalui penjelasan di salah satu konten yang diunggah kanal YouTube Jurnal Fifi, tes microteaching akan diatur jadwalnya oleh pihak perguruan tinggi. Jadwal akan diinformasikan melalui email maupun kontak WhatsApp sehingga jadwal disesuaikan dengan kebijakan perguruan tinggi yang bersangkutan. 

Pada tahun 2023, pelaksanaan tes microteaching dilakukan secara daring menggunakan aplikasi video konferensi, seperti Zoom Meeting. Setiap peserta akan mempraktikkan mengajar dengan durasi 10-15 menit atau sesuai ketentuan perguruan tinggi yang menguji. 

Tim penguji dalam tes ini dijelaskan ada dua sampai tiga orang dan mayoritas merupakan kaprodi, dekan, atau wakil dekan. Setelah praktik mengajar selesai dilakukan peserta, tahap ini dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. 

Secara keseluruhan, durasi tes microteaching dosen adalah 30 menit yang berisi praktik mengajar dan sesi tanya jawab. Skor paling rendah 5 poin dan tertinggi 25 poin. Sementara itu, ambang batas atau passing grade tahap ini adalah 12,5 poin. 

Tes microteaching dosen tidak diwajibkan menggunakan bahasa Inggris sehingga Anda bisa memakai bahasa Indonesia saja. Namun, peserta tes perlu mempersiapkan diri jika tim penguji meminta praktik mengajar dengan bahasa Inggris, termasuk saat sesi tanya jawab. 

Hal penting lain dan cukup sering ditanyakan terkait tes microteaching dalam CPNS di formasi dosen adalah tentang RPS. Banyak yang bertanya perlu tidaknya menyiapkan RPS sebelum tes. Jawabannya adalah perlu, yakni untuk mengantisipasi jika ditanyakan tim penguji. 

Penilaian Microteaching Dosen

Hal penting lain yang perlu dipahami terkait tes microteaching dosen dalam seleksi CPNS adalah penilaian atau mekanisme penilaian. Ini bisa menjadi bahan perhatian peserta tes harus mempersiapkan diri seperti apa agar skor maksimal. Beberapa aspek yang dinilai dalam tes microteaching CPNS formasi dosen, diantaranya: 

1. Perencanaan Pembelajaran

Aspek pertama yang umumnya dinilai dalam tes microteaching adalah perencanaan pembelajaran. Artinya, peserta tes perlu menyiapkan RPS yang sangat mungkin ditanyakan oleh tim penguji. 

Isi dari RPS tersebut akan membantu tim penguji menilai seberapa mampu peserta tes dalam menyusun RPS karena RPS merupakan hal penting dan wajib disusun semua dosen menjelang pergantian semester sehingga menjadi susunan rencana studi di satu semester berikutnya. 

Isi dari RPS juga akan menunjukan apakah peserta tes mampu menentukan materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Serta detail lain, sehingga RPS tersebut memang tepat untuk dijalankan agar kualitas proses dan hasil pembelajaran maksimal. 

2. Penguasaan Materi

Aspek kedua yang dinilai dalam tes microteaching dosen adalah penguasaan materi. Secara sederhana, peserta tes wajib menguasai materi dengan baik sehingga dalam mengajarkan materi tersebut bisa lancar dan mendetail. 

Penguasaan materi bisa dilihat dari seberapa detail penjelasan dalam tes microteaching dan seberapa lancar penjelasan diberikan. Selain itu, jenis dan kredibilitas sumber materi juga akan dinilai. Sehingga referensi yang digunakan peserta tes harus jelas dan kredibel. 

3. Strategi dan Metode Pembelajaran

Aspek berikutnya yang dinilai adalah strategi dan metode pembelajaran. Artinya, kemampuan peserta tes dalam menentukan metode pembelajaran, media dalam presentasi materi, sampai kemampuan membangun suasana belajar akan dinilai. 

Oleh sebab itu, dalam tes microteaching para peserta dibebaskan hendak memakai metode pembelajaran apa dan media apa. Namun, perlu dipastikan tepat sesuai dengan karakteristik materi yang dipilih untuk dipresentasikan peserta tes. 

4. Kemampuan Komunikasi

Aspek penilaian tes microteaching dosen yang keempat adalah kemampuan komunikasi. Dalam praktek mengajar, calon dosen tentunya perlu kemampuan komunikasi yang baik. 

Pertama, kemampuan ini mendukung proses menyampaikan materi agar jelas dan mudah dipahami. Sebab calon dosen tersebut mampu memilih kosakata sederhana dan disampaikan dengan terstruktur agar mudah dipahami mahasiswa. 

Kedua, kemampuan komunikasi tidak hanya secara verbal tap juga nonverbal. Artinya, selama tes praktek mengajar, calon dosen akan dinilai bagaimana mimik muka dan gestur tubuh. Sebab dua hal ini akan mempengaruhi suasana pembelajaran dan menentukan apakah dosen bisa mendapat perhatian mahasiswa atau tidak. 

5. Pengelolaan Kelas

Aspek penilaian selanjutnya adalah pada kemampuan peserta tes microteaching dalam mengelola kelas. Seorang dosen tentu wajib memiliki kemampuan dalam mengelola kelas yang baik. 

Dimulai dari manajemen waktu mengajar, sehingga dosen wajib memahami berapa durasi dalam menyampaikan materi, durasi untuk sesi tanya jawab, sampai durasi untuk tes dalam mengevaluasi hasil pembelajaran. 

Dosen juga diharapkan mampu memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk bertanya dan meminta penjelasan ulang saat merasa terlalu cepat. Sekaligus, dosen perlu memahami bagaimana memberikan umpan balik atas hasil presentasi dan ujian mahasiswa. 

6. Evaluasi Pembelajaran

Aspek penilaian berikutnya dalam tes microteaching dosen adalah evaluasi pembelajaran. Dosen tentunya wajib memahami dan punya kemampuan bagaimana melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran yang sudah dilaksanakan. 

Dalam hal ini, peserta tes akan dinilai ketika menentukan jenis tes untuk proses evaluasi. Apakah dengan tanya jawab, memakai aplikasi kuis daring, atau yang lainnya. Sekaligus menilai kemampuan peserta tes dalam memanfaatkan hasil evaluasi untuk perbaikan pembelajaran berikutnya. 

7. Kepribadian dan Sikap Profesional

Aspek berikutnya yang dinilai adalah kepribadian dan sikap profesional. Seorang dosen adalah contoh atau teladan bagi mahasiswa. Maka kepribadiannya juga diharapkan selalu memberi kesan positif. 

Sehingga Anda akan dinilai dari sikap Anda selama mengajar, sopan santun selama tes microteaching, gaya berpakaian, dan aspek lain. Dimana diharapkan bisa dinilai sikap calon dosen tersebut bisa profesional atau sebaliknya. 

PPT untuk Microteaching

Hal penting lain yang perlu dipahami dan dipersiapkan dengan baik oleh peserta tes microteaching dosen dalam seleksi CPNS adalah PPT. Dalam tes microteaching, peserta tes wajib menyiapkan PPT atau slide presentasi. 

PPT untuk tes microteaching dianjurkan terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian pendahuluan, isi, dan penutup. Berikut detail penjelasannya: 

1. Pendahuluan dalam PPT Tes Microteaching

Bagian pertama dalam PPT untuk tes microteaching adalah pendahuluan yang berisi beberapa poin, yaitu: 

  1. Cover PPT, contohnya seperti gambar di bawah ini:
  1. Peraturan kelas, contohnya sebagai berikut:
  1. Identitas mata kuliah dan daftar materi yang akan dipelajari dalam satu semester (sesuai RPS yang disiapkan). Berikut contohnya:
  1. Tujuan dan manfaat mata kuliah, CPL, CPMK, dan sub CPMK. Berikut contohnya:
  1. Daftar referensi yang digunakan, pastikan memakai referensi yang kredibel dan relevan dengan materi yang dipaparkan dalam tes microteaching. Berikut contohnya:

2. Isi dalam PPT Tes Microteaching

Bagian kedua di dalam PPT untuk tes microteaching dosen adalah bagian isi. Sesuai dengan namanya, bagian ini berisi materi yang akan dipresentasikan dalam tes microteaching tersebut. 

Terkait materi, memahami bahwa tes dibatasi durasinya dan untuk presentasi sekitar 10-15 menit saja. Pemilihan materi yang akan dipresentasikan dalam tes microteaching harus tepat. Berikut beberapa tips menentukan materi tersebut: 

  • Pilih materi yang sesuai dengan mata kuliah di program studi tujuan. Jadi, lakukan riset untuk mengetahui mata kuliah apa saja yang ada di program studi tujuan dan disesuaikan.
  • Memilih materi yang paling dikuasai agar presentasi lebih lancar dan menyusun PPT juga lebih mudah.
  • Menghindari materi pertemuan pertama perkuliahan, karena biasanya berisi kontrak kuliah. Sehingga wajib di pertemuan kedua dan seterusnya.
  • Memilih materi yang bisa dipresentasikan dalam waktu singkat, silahkan mencari yang bisa dipresentasikan sekitar 10 menit atau bahkan kurang.
  • Memilih materi yang sesuai dengan latar belakang pendidikan, yakni program studi Anda.
  • Hindari materi yang terlalu rumit dan berat.

Hal penting lain adalah, memahami bagaimana mendesain PPT agar bagian isi bisa dikatakan baik dan benar. Berikut beberapa tips yang bisa diperhatikan dan diterapkan: 

  1. Jangan terlalu banyak teks.
  2. Membuat desain visual PPT yang menarik.
  3. Satu slide berisi satu topik pembahasan.
  4. Berikan penanda untuk informasi penting pada slide presentasi. Entah dicetak tebal, ukuran huruf diperbesar, diberi warna berbeda, dll.
  5. Memilih jenis font yang mudah dibaca dan ukurannya juga pas agar nyaman dibaca.
  6. Desain dijaga agar konsisten dari slide pertama sampai terakhir.

3. Penutup dalam PPT Tes Microteaching

Bagian ketiga di dalam PPT untuk tes microteaching dosen adalah penutup. Bagian penutup ini berisi beberapa poin. Pertama, bisa diisi dengan kesimpulan. Jadi, silahkan menarik kesimpulan dari materi yang dipaparkan. 

Kedua, bagian penutup bisa diisi dengan pemberian tugas individu maupun berkelompok untuk mahasiswa sehingga bisa dijadikan bahan evaluasi untuk mengecek hasil pembelajaran sudah maksimal atau belum. 

Tips Mendapat Skor Tinggi di Microteaching SKB Dosen

Semua peserta tes CPNS untuk formasi dosen, tentu ingin lancar dalam mengikuti tes microteaching dosen. Kemudian ada harapan meraih skor tinggi sehingga dinyatakan lolos seleksi dan menjadi dosen CPNS lalu dosen PNS. 

Jadi, para calon dosen PNS perlu memahami bagaimana memaksimalkan skor dalam tes microteaching tersebut. Berikut beberapa diantaranya: 

1. Memahami Apa Itu Tes Microteaching dan Mekanismenya

Dikutip melalui website Warung Sains Teknologi (Warsitek), salah satu tips sukses menghadapi tes microteaching adalah memahami tujuan tes tersebut. Jadi, mulailah dengan memahami apa itu tes microteaching, tujuan, dan mekanisme penilaian maupun pelaksanaannya. 

Ada banyak dosen PNS yang berbagi pengalaman menghadapi tes tersebut. Baik di akun media sosial pribadi mereka maupun di kanal YouTube. Jadi, manfaatkan internet untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin terkait tes microteaching. Terutama dari mereka yang sudah mengalami sendiri dan sukses menaklukanya. 

Harapannya, Anda bisa mendapat gambaran yang jelas tesnya nanti seperti apa. Kemudian aspek apa saja yang dinilai, dan detail lainnya. Semakin banyak yang dipahami, semakin mudah menyiapkan diri menghadapi tes microteaching. 

2. Menyiapkan RPS Sebaik Mungkin

Tips kedua adalah menyiapkan RPS dengan baik. Sebab RPS ini meski tidak wajib dibuat oleh peserta tes. Namun, aktualnya banyak dosen PNS menyatakan jika RPS sering ditanyakan tim penguji dalam tes microteaching. 

Sebab, RPS adalah suatu dokumen yang wajib disusun dosen dan isinya harus sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kebijakan perguruan tinggi. Maka tidak heran, RPS ini ditanyakan saat tes microteaching dan dinilai. 

3. Menyiapkan PPT Semaksimal Mungkin

Tips berikutnya adalah terkait PPT. Pastikan sudah disiapkan jauh-jauh hari dan sesuai dengan penjelasan sebelumnya. PPT yang baik akan menunjang kelancaran presentasi. Sehingga berkontribusi secara signifikan pada skor tes microteaching. 

4. Menguasai Materi yang Dipresentasikan

Tips yang keempat adalah menguasai materi dengan baik. Jadi, yang pertama perlu dilakukan adalah memilih materi yang memang sudah dikuasai dengan baik. Kedua, belajar sebelum mengikuti tes microteaching. 

Sebab, dosen senior yang sudah puluhan tahun mengajar mahasiswa masih harus belajar di malam sebelum mengajar dilakukan. Jadi, sebelum tes microteaching wajib belajar agar materi dikuasai dengan baik. 

5. Berlatih Microteaching Sebelumnya

Tips berikutnya adalah berlatih menghadapi tes microteaching dosen. Secara umum, tes microteaching adalah tes berbasis praktik sehingga Anda wajib latihan dulu agar lancar di hari H tes. 

Jadi, silakan menyediakan waktu untuk berlatih. Akan lebih baik jika sudah berlatih beberapa pekan sebelum tes diikuti karena prosesmengajar tidak hanya dinilai penguasaan materi tetapi mimik dan bahasa tubuh juga akan dinilai. Jika tidak latihan, dijamin akan kaku dan skor tidak maksimal. 

6. Memiliki Mentor

Tips yang keenam adalah memiliki mentor. Utamakan mentor dari dosen senior. Sehingga bisa memberi masukan dan dampingan saat berlatih simulasi mengajar. Slide presentasi yang disusun juga bisa diperiksa dulu oleh mentor yang sudah berpengalaman. 

Memiliki mentor membantu mendapat masukan yang tepat. Sekaligus mengatasi masalah dalam praktek mengajar dan kekurangan-kekurangan yang mungkin masih dimiliki. Oleh sebab itu, jangan ragu meminta bantuan dari dosen senior. Terutama yang sudah menaklukan tes microteaching. 

7. Inovatif dan Kreatif dalam Microteaching

Tips yang terakhir adalah berusaha untuk inovatif dan kreatif. Misalnya memilih metode pembelajaran yang kekinian, memakai platform pembelajaran terkini, dan sebagainya. Hal ini bisa menjadi nilai tambah di mata tim penguji. 

Selain beberapa tips tersebut, tentunya bisa mencari tips lain. Semakin banyak tips dan trik didapatkan, maka semakin memudahkan persiapan menghadapi tes microteaching dosen. Jadi, pastikan mempersiapkan diri jauh-jauh hari. 

Jika memiliki pertanyaan, opini, atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi dalam artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.

Pujiati

Saya menyukai kegiatan membaca, menulis, mendengarkan musik, dan menonton film. Saat ini, selain disibukkan dengan agenda seorang ibu rumah tangga, saya aktif menjadi Content Writer untuk situs di Deepublish Group. Sesekali saya juga membuat artikel untuk media Hops ID.

Recent Posts

Cara Menyusun Artikel Jurnal dengan Prinsip Piramida Terbalik

Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…

3 days ago

Time Table dan Manfaatnya dalam Melancarkan Penelitian

Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…

3 days ago

Syarat dan Prosedur Pengajuan Pindah Homebase Dosen

Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…

3 days ago

Scope Jurnal & Cek Dulu Agar Naskah Sesuai Jurnal Tujuan

Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…

3 days ago

6 Cara Mengecek DOI Jurnal, Pahami untuk Isian Publikasi

Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…

3 days ago

Cara Mengecek Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi, Pahami Sebelum Publikasi

Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…

4 days ago