Dalam rangka mendorong peningkatan kualitas tenaga pendidik di perguruan tinggi (dosen), pemerintah bersama Kemendikbud menggelar program Talent Scouting bagi Dosen. Melalui program tersebut para dosen mendapatkan pelatihan khusus persiapan lanjut studi S3.
Program TS bagi Dosen bukanlah program baru, sebab pertama kali dirilis pada tahun 2010 dan masih berlanjut sampai sekarang. Tahun ini, program TS bagi Dosen akan diadakan antara bulan Juli sampai Oktober 2022.
Terkait hal tersebut, Kemendikbud didukung Direktorat Sumber Daya, dan juga Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Dikti). Mengumumkan penawaran untuk pendaftaran program TS tersebut.
Melalui surat edaran dengan nomor 2107/E4/KD.02.01/2022 tertanggal 14 Juni 2022, diumumkan penawaran pendaftaran program Talent Scouting (TS) bagi Dosen. Program satu ini merupakan program pelatihan khusus bagi dosen.
Dimana tujuan utamanya adalah membantu para dosen mempersiapkan diri menjalani studi lanjut ke jenjang S3, baik di dalam maupun luar negeri. Program ini sebagaimana yang dipaparkan di awal sudah digelar sejak tahun 2010.
Setiap tahun program TS bagi Dosen kemudian dibuka untuk memberi kesempatan bagi dosen mengikuti pelatihan khusus tersebut. Termasuk di tahun 2022 yang nantinya akan dibuka dari bulan Juli-Oktober 2022 mendatang.
Melalui surat edaran tersebut, kemudian Kemendikbud mengumumkan penawaran untuk pendaftaran program TS bagi Dosen. Jadi, bagi dosen yang memenuhi syarat sekaligus memiliki ketertarikan untuk mengikuti program tersebut. Maka bisa mengikuti pendaftaran.
Adapun syarat yang harus dipenuhi dosen untuk bisa mendaftar dan mengikuti program tersebut antara lain:
Bagi dosen yang berminat dan memenuhi syarat program TS bagi Dosen tersebut, maka bisa melakukan pendaftaran. Dimana pendaftaran dibuka sejak surat edaran ini diterbitkan sampai 22 Juli 2022 mendatang.
Pendaftaran dilakukan daring melalui laman http://beasiswadosen.kemdikbud.go.id/. Selain itu, untuk program TS bagi Dosen Tahun 2022 rencananya akan digelar juga secara daring. Mengenal format surat izin dari pimpinan dan proposal, dilampirkan dalam surat edaran di atas.
Baca Juga:
Pendaftaran 3 Workshop Pengelola Jurnal Dirjen Dikti Ristek
Program Terobosan Kemendikbud Ristek untuk Tahun 2022
Undangan Rapat Koordinasi Daerah (RAKORDA) LLDIKTI Wilayah III Tahun 2022
Program TS bagi dosen tahun 2022 adalah program pelatihan singkat non-degree bagi dosen di lingkungan Kemendikbud Ristek yang memiliki NIDN atau NIDK. Sehingga program TS hanya bisa diikuti oleh para dosen yang bernaung di bawah Kemendikbud.
Selain itu, program ini hanya ditujukan kepada dosen tetap dan dosen kontrak terlihat dari syarat kepemilikan NIDN (dosen tetap) atau NIDK (dosen kontrak). Program ini berbentuk lokakarya yang kemudian terbagi menjadi dua skema.
Yakni lokakarya reguler dan lokakarya lanjutan. Adapun lokakarya lanjutan akan diberikan kepada peserta yang memiliki draft manuskrip berpotensi untuk dipublikasikan pada jurnal internasional bereputasi.
Adapun detail kegiatan di dalam lokakarya program TS bagi Dosen adalah mencakup kegiatan-kegiatan di bawah ini:
Program TS bagi Dosen Tahun 2022 kemudian berisi pemaparan sejumlah materi sepanjang pelatihan diadakan. Berikut detailnya:
Melalui penjelasan tersebut maka bisa dipahami, bahwa program TS bagi Dosen merupakan pelatihan non-degree yang berlangsung beberapa hari. Kemudian mencoba untuk meningkatkan kualifikasi dan kesiapan dosen mengikuti studi lanjut jenjang S3.
Melalui buku panduan pelaksanaan program TS bagi Dosen Tahun 2022 dipaparkan sejumlah tujuan dari program tersebut. Berikut detailnya:
Pelatihan khusus yang diberikan dengan memberikan berbagai materi seperti yang dipaparkan di atas. Tentunya akan membantu dosen untuk lebih siap melanjutkan studi ke jenjang Doktoral atau S3, baik di dalam maupun luar negeri.
Kenapa pelatihan ini penting? Program pelatihan non-degree ini sangat penting untuk diikuti agar dosen memiliki kemudahan mendapatkan program beasiswa Doktoral. Selain itu juga membantu dosen untuk menyelesaikan pendidikan S3 secara efisien.
Sebab memiliki kecakapan dan keterampilan dalam menyusun proposal penelitian sekaligus melakukan publikasi. Dimana melakukan publikasi terhadap disertasi yang disusun merupakan syarat kelulusan jenjang S3.
Latar belakang dimana program ini digagas oleh Kemendikbud Ristek adalah melihat kualitas SDM di tanah air masih rendah. Dimana data di tahun 2021 yang dihimpun oleh World Economic Outlook, SDM tanah air masih di bawah sejumlah negara tetangga.
Seperti Malaysia, SIngapura, dan juga negara Thailand. Kualitas SDM menentukan tingkat perekonomian masyarakat. Padahal Indonesia memiliki 300 ribuan lebih tenaga pendidik, peneliti, dan perekayasa.
Dimana jumlah tersebut terbilang tinggi yang secara logika bisa mendorong peningkatan mutu SDM di tanah air dan memajukan perekonomian masyarakat. Namun setelah diselidiki lebih lanjut, ternyata banyak tenaga pendidik (dosen) maupun peneliti yang belum S3.
Lulusan S3 tentunya lebih paham bagaimana melakukan penelitian, mendapatkan unsur kebaruan, menemukan sesuatu yang baru, dan mempublikasikannya secara nasional dan internasional.
Maka lewat fakta tersebut, pemerintah ingin mendorong setiap dosen sudah menyelesaikan studi S3. Baik dengan biaya sendiri maupun dengan program beasiswa. Supaya dosen Indonesia lebih mudah mendapatkan beasiswa S3 maka diberikan pelatihan khusus dan diberi tajuk Talent Scouting bagi Dosen.
Artikel Terkait:
Ditjen Dikti Ristek Integrasikan PD-Dikti dengan E-Bansos
Ditjen Dikti Berikan Akses WPS Office VIP Gratis ke 500 PT di Indonesia
Akselerasi Program Penggabungan atau Penyatuan PTS oleh Ditjen Diktiristek
Ditjen Dikti Beri Bantuan Dana Inovasi Teknologi Asistif
Ditjen Dikti Luncurkan Laman PAK dan Selancar PAK Mobile
Ditjen Dikti Ristek Luncurkan SISTER BKD
Sesditjen Dikti: Program Kampus Merdeka merupakan Peluang Emas
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…