Semua dosen di Indonesia tentu memiliki kebutuhan dan kewajiban untuk memahami syarat publikasi jurnal ilmiah. Baik untuk jurnal nasional maupun jurnal internasional. Sebab publikasi di jenis ini akan ikut menentukan proses kenaikan jabatan fungsional.
Seperti yang diketahui, kenaikan semua jenjang jabfung dosen mensyaratkan adanya riwayat publikasi ilmiah dalam bentuk jurnal. Setiap jenjang memiliki syarat atau kriteria tersendiri berkaitan dengan publikasi ini.
Oleh sebab itu, teliti dan bijak dalam mengurus publikasi di jurnal sangat penting. Sebab publikasi yang sudah memenuhi kriteria untuk pengajuan kenaikan jabfung. Tentunya bisa mempercepat pengembangan karir akademik dosen. Berikut penjelasannya.
Menjelang pertengahan tahun 2024, PO PAK terbaru, yakni PO PAK 2024 resmi dirilis. Pada PO PAK 2024 ini diketahui ada beberapa perubahan berkaitan dengan syarat kenaikan jabatan fungsional dosen. Yakni berkaitan dengan syarat publikasi ilmiah ke jurnal.
Dikutip melalui apa yang disampaikan oleh Prof. Dr. I Wayan Edi Arsawan, S.E., M.M., CHRMP yang merupakan dosen sekaligus Guru Besar di Politeknik Negeri Bali (PNB) saat mengisi Webinar Strategi Publikasi Internasional Standar PO PAK 2024.
Dimana dijelaskan bahwa perbedaan yang terjadi di PO PAK sejak tahun 2014 sampai 2024 adalah pada syarat publikasi ilmiah di jurnal. Pada PO PAK sebelum 2024, dijelaskan jika nilai SJR minimal dibagi berdasarkan bidang keilmuan dosen.
Misalnya pada bidang Ilmu Sosial (Social Science) adalah SJR 0,5 untuk publikasi di jurnal internasional bereputasi terindeks Scopus. Namun, di PO PAK 2024 standar nilai SJR diturunkan menjadi 0,1 dan untuk semua bidang keilmuan dosen.
“Kalau saya baca dari tahun 2014 sampai yang terakhir 2022, kemudian 2024 dengan berbagai suplemennya. Ternyata yang berubah sebenarnya adalah di publikasinya. Kalau saya melihat, cenderung standarnya semakin menurun. Kalau dulu SJR-nya 0,4 misalnya untuk kita Social Science (Ilmu Sosial), kebetulan saya Social Science. Engineering itu 0,5,” kata Prof. Edi.
Adanya penurunan standar nilai SJR ini tentu menjadi angin segar bagi para dosen. Sebab bisa membantu mempermudah pemenuhan syarat publikasi ilmiah. Dimana menjadi bagian dari syarat pengajuan kenaikan jabatan fungsional dosen. Terutama dari jenjang Lektor, Lektor Kepala, sampai Guru Besar (Profesor).
Meskipun begitu, mengacu pada PO PAK 2024, para dosen perlu memastikan jurnal internasional yang dipilih sudah memenuhi kriteria. Dosen diwajibkan memilih jurnal internasional berkualitas yang memenuhi kriteria berikut ini:
Selain itu, untuk para dosen yang ingin naik jabfung ke jenjang Guru Besar, juga wajib memiliki publikasi jurnal internasional bereputasi. Yakni minimal satu artikel ilmiah pada satu jurnal internasional bereputasi.
Maka, selain memenuhi kriteria sebagai jurnal internasional berkualitas di atas. Jurnal bereputasi tersebut juga wajib memenuhi kriteria tambahan yang ditetapkan Ditjen Dikti. Yaitu:
Dalam PO PAK 2024, juga diatur mengenai penerbit atau publisher jurnal yang dipilih dosen. Yakni untuk memenuhi syarat khusus kenaikan jabfung Lektor Kepala dan Guru Besar. Dijelaskan tidak boleh menggunakan publisher dari PT asal dosen tersebut.
Sehingga, dosen pun harus memastikan semua jurnal yang dipilih dikelola oleh pihak selain PT yang menaunginya. Kemungkinan, kebijakan baru ini ditetapkan untuk mencegah adanya pelanggaran etika publikasi ilmiah. Bisa juga karena alasan lainnya.
Jika bingung, para dosen bisa membaca secara rinci isi dari PO PAK 2024. Sehingga bisa mengurus publikasi ke jurnal ilmiah yang memenuhi syarat publikasi jurnal sebagai jalan untuk mengembangkan jenjang karir akademik.
Syarat publikasi jurnal diketahui menjadi syarat khusus untuk proses pengajuan kenaikan jabfung. Khususnya dari Lektor, Lektor Kepala, dan Guru Besar. Sebab untuk kenaikan jabfung Asisten Ahli dijelaskan tidak ada syarat khusus.
Selain dari syarat khusus tersebut, para dosen yang ingin mengajukan kenaikan jabfung juga wajib memenuhi syarat lainnya. Mengacu pada PO PAK 2024, terdapat 6 poin syarat yang wajib dipenuhi dosen. Yaitu:
Memiliki riwayat publikasi Karya Ilmiah Jurnal Nasional Terakreditasi peringkat 3, atau peringkat 4, atau peringkat 5, atau peringkat 6 sebagai penulis pertama.
Publikasi minimal 1 (satu) Karya Ilmiah/Artikel Jurnal Internasional bereputasi sebagai penulis pertama. Terindeks Scopus (SJR >O.10) atau WoS Clarivate Analytics (JIF>O.OS).
Khusus untuk pengajuan kenaikan jabfung menuju Guru Besar. Para dosen juga diwajibkan untuk memenuhi syarat khusus tambahan. Terdapat 4 pilihan syarat khusus tambahan, dosen bisa memilih salah satu yang bisa atau sudah dipenuhi. Berikut detailnya:
Dalam memenuhi syarat khusus tambahan, dosen bisa menyusun strategi untuk bisa memenuhinya dengan baik dan bahkan secepatnya. Berhubung dibebaskan untuk memilih salah satu dari 4 poin syarat tambahan tersebut. Maka sebaiknya memilih yang dirasa paling mudah dipenuhi.
Misalnya, jika merasa mendapat hibah penelitian terlalu sulit. Maka bisa memilih poin kedua, khususnya jika PT yang menaungi dosen membuka program S3 (Doktoral). Pilihan lain adalah pada poin ke-3, jika PT yang menjadi homebase tidak membuka program S3.
Sebab bisa dipenuhi dengan menerima undangan menjadi dosen penguji mahasiswa S3 di PT yang memang membuka program S3 tersebut. Masing-masing dosen tentu memiliki kondisi berbeda. Sehingga bisa memilih syarat khusus tambahan mana saja yang sesuai dengan kondisi tersebut.
Sekilas isi dari PO PAK 2024 memang terlihat lebih kompleks. Hal ini terjadi karena ditetapkan standar baru dalam pemilihan jurnal sebagai syarat kenaikan jabfung. Meskipun begitu, jika dilihat dari syarat nilai SJR. Tentu bisa menjadi angin segar.
Selebihnya, kebijakan mengenai standar jurnal internasional yang berkualitas dan jurnal internasional bereputasi. Tentu bisa menjadi bahan perhatian utama para dosen untuk menghindari praktek jurnal predator.
Sekaligus meminimalkan resiko terjadi pelanggaran etika penelitian melalui pelanggaran dalam proses publikasi ilmiah. Jadi, lumrah jika banyak poin tercantum di PO PAK terbaru untuk menjabarkan seluruh kriteria jurnal yang berkualitas dan bereputasi tersebut.
Sekali lagi, jika merasa kesulitan dalam memahami aturan baru terkait isi PO PAK 2024. Maka bisa membaca kembali PO PAK tersebut dengan lebih teliti dan mendalam. Selain itu, bisa sharing dengan dosen lain. Pertimbangkan pula untuk aktif mengikuti kegiatan sosialisasi maupun webinar dan seminar yang mengusung topik PO PAK 2024.
Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik syarat publikasi jurnal dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi penting dan berharga dalam artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…