Syarat Kalimat Efektif. Memahami betul syarat kalimat efektif akan membantu kamu menyusun kalimat dengan benar, baik secara lisan maupun tulisan. Sebab tanpa kalimat yang efektif maka apa yang ditulis maupun yang disampaikan akan terasa bertele-tele. Tidak langsung to the point, dan membuat pembaca maupun pendengar mudah bosan.
Pada beberapa kondisi, penyusunan kalimat yang dibuat panjang kali lebar perlu dilakukan. Hanya saja di kondisi yang lain dianjurkan untuk memaksimalkan penggunaan kalimat efektif. Lalu, sudahkah kamu tahu apa itu kalimat efektif maupun syarat agar suatu kalimat bisa disebut kalimat efektif? Simak informasinya di bawah ini.
Hal pertama yang perlu kamu ketahui dari kalimat efektif tentu saja adalah pengertiannya. Kalimat efektif adalah susunan kata yang mengikuti kaidah kebahasaan secara baik dan benar. Adapun kaidah kebahasaan yang digunakan adalah EYD atau Ejaan yang Disempurnakan.
Kemudian, suatu kalimat bisa dikatakan efektif ketika susunannya sudah tepat. Yakni di dalamnya terdapat subjek dan predikat, yang ketika perlu ditambahkan keterangan maka ada objek, pelengkap, dan juga keterangan. Jadi ada kalimat efektif yang susunanya adalah subjek, predikat, dan disusul oleh keterangan maupun pelengkap.
Supaya susunan kalimat menjadi lebih jelas, juga perlu ditambahkan tanda baca. Meliputi tanda seru (!) untuk kalimat yang mengandung unsur perintah maupun himbauan, tanda tanya (?) untuk kalimat yang mengandung pertanyaan, dan juga menggunakan tanda titik (.) untuk menggunakan kalimat sudah berakhir atau diakhiri oleh penulisnya.
Jika semua unsur tersebut sudah terpenuhi, maka kalimat yang disusun sudah memenuhi syarat kalimat efektif yang sifatnya pokok. Bagaimana jika tidak ada salah satunya? Maka kalimat tidak bisa dikatakan sudah sesuai kaidah, dan kemudian tidak bisa disebut sebagai kalimat efektif.
Memperhatikan susunan kalimat agar bisa dikatakan sebagai kalimat efektif sangat tepat. Sebab dengan kalimat yang efektif maka berbagai manfaat berikut bisa didapatkan:
Menyusun kalimat yang efektif akan membantu pembaca maupun pendengar mudah memahami kalimat tersebut. Sebab susunannya menjelaskan sesuatu dengan sangat jelas, dengan unsur yang lengkap. Jadi, jika dalam suatu kalimat tidak memenuhi rumus SPOK (Subjek Predikat Objek dan Keterangan) maka akan susah dipahami.
Menjelaskan sesuatu namun tidak disertai penambahan subjek, tentu membuat pembacanya bingung. Lalu muncul pertanyaan, apa yang dimaksudkan oleh si penulis atau si pembicara? Atau muncul pertanyaan, siapa yang dimaksud oleh penulis atau pembicara tersebut?
Jadi, ibarat kita mengajak orang lain berbicara atau mengobrol namun tidak dijelaskan dari awal apa yang dibahas. Langsung membahas di tengah-tengah, sehingga yang diajak mengobrol dijamin bingung dan hanya bisa menjadi pendengar yang baik tanpa bisa melakukan interaksi.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Huruf Balok dan Perbedaannya dengan Huruf Kapital
Memenuhi syarat kalimat efektif akan membantu menjadikan kalimat tersebut enak didengar sekaligus enak dibaca. Sebab sekali lagi memiliki unsur-unsur pokok dalam rumus SPOK membuat kalimat menjadi jelas isinya. Maksud pembicara dan penulis pun tersampaikan dengan baik kepada pembaca atau pendengar.
Pembaca pun bisa mengikuti alur kalimat dalam suatu karya tulis dengan sangat mudah. Sebab sejak awal sudah paham apa yang dibahas dan bagaimana sesuatu yang dibahas tersebut kemudian menjadi materi yang menarik untuk dikenal lebih jauh.
Oleh sebab itu, seorang pembicara maupun seorang penulis harus bisa menyusun kalimat yang efektif. Sehingga pesan apapun yang disampaikan bisa tersampaikan dengan baik. Pembaca dan pendengar bisa memahami betul pesan yang disampaikan tersebut.
Hal penting berikutnya dari penyusunan kalimat yang memenuhi syarat kalimat efektif adalah menjadikan kalimat tersebut benar. Benar dari segi penyusunan antara satu unsur dengan unsur lainnya. Sekaligus dari pemilihan tanda baca di akhir kalimat yang membantu pembaca memahami betul apa yang disampaikan.
Apalagi dalam bahasa Indonesia, kaidah penulisan sudah jelas dan sudah dipelajari sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Kemudian materi ini akan diulang ketika masuk ke jenjang SMP, SMA, bahkan di perguruan tinggi. Hal ini menunjukan betapa pentingnya pemahaman tentang kalimat efektif.
Secara sederhana, kalimat efektif merupakan kalimat yang tidak ambigu. Artinya makna dari kalimat tersebut jelas dan sifatnya tunggal. Sehingga siapa saja yang membacanya tidak akan salah maksud atau salah persepsi.
Membantu lebih memahami lagi mengenai apa itu kalimat efektif, maka berikut adalah pengertian yang disampaikan oleh sejumlah ahli:
Menurut Arifin, kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria dan kaidah serta jelas dan enak dibaca. Sehingga kalimat disusun sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga enak dibaca dan maknanya jelas.
Aturan ini di dalam bahasa Indonesia bisa menggunakan rumus SPOK, sehingga dalam satu kalimat ada yang berperan sebagai subjek, predikat, objek, dan keterangan. Selain itu, wajib menggunakan kata baku sesuai EYD.
Sedangkan menurut Rahayu, kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis serta kalimatnya mudah dipahami dan mampu menimbulkan daya khayal pada diri pembacanya.
Dalam menyusun kalimat perlu memenuhi sejumlah syarat yakni syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis. Sehingga perlu memperhatikan pilihan kata, penulisan kata, tanda baca, dan lain sebagainya. Agar kalimat mudah dipahami.
Kalimat yang efektif juga akan sukses memberikan daya khayal bagi pembacanya. Misalnya saat penulis menjelaskan kondisi sebuah sungai dengan kalimat efektif. Maka pembaca bisa berkhayal tentang tampilan dan kondisi sungai yang digambarkan atau diceritakan tersebut.
Ahli bahasa berikutnya yang menjelaskan definisi kalimat efektif adalah Widjono. Disampaikan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat sehingga apa yang disampaikan dapat mudah dipahami oleh pembaca.
Kalimat yang efektif adalah kalimat yang singkat sehingga tidak bertele-tele dan tidak menggunakan banyak kata. Bahkan penulis cenderung memilih kata paling pendek tulisannya dan paling umum digunakan.
Sebab tujuan utama dari kalimat efektif ini adalah untuk membuat pembaca memahami isi kalimatnya. Paham apa yang ingin disampaikan penulis lewat kalimat tersebut, sehingga sengaja dibuat singkat, padat, dan jelas.
Ahli bahasa berikutnya yang memaparkan penjelasan kalimat efektif adalah Badudu. Menurutnya, kalimat efektif adalah kalimat yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis dapat diterima dan dipahami oleh pembaca.
Sehingga saat seorang penulis mampu menjelaskan apa yang dipikirkan dan dirasakan lewat tulisannya. Maka penulis tersebut mampu menulis kalimat efektif yang bisa dijadikan media untuk bercerita kepada para pembaca.
Terakhir, adalah definisi yang disampaikan oleh Putrayasa. Dijelaskan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan informasi secara sempurna karena memenuhi syarat-syarat pembentuk kalimat efektif tersebut.
Kalimat dikatakan efektif apabila informasi yang disampaikan bisa dipahami oleh pembaca. Sehingga suatu kalimat yang tidak menjelaskan informasi biasanya strukturnya belum sempurna dan belum menjadi kalimat yang efektif.
Supaya lebih mudah dalam menyusun kalimat efektif sekaligus menjadikannya memenuhi berbagai syarat kalimat efektif. Maka penting untuk mengetahui ciri-ciri kalimat efektif, yaitu:
Ciri yang pertama dari kalimat yang efektif adalah memiliki kelengkapan atau kesepadanan struktur. Mengenai ciri-ciri satu ini maka mencakup beberapa poin penting, seperti:
Baca Juga: 15 Jenis Kata Hubung Lengkap dengan Contohnya yang Baik dan Benar
Ciri berikutnya dari kalimat yang sudah dianggap memenuhi syarat kalimat efektif adalah penggunaan kata yang cenderung efisien alias hemat. Sehingga dalam satu kalimat hanya menggunakan kata yang sekiranya perlu dan memang wajib ada, supaya maksud kalimat tersebut tersampaikan dengan baik.
Sehingga dalam sebuah kalimat efektif biasanya berbentuk kalimat pendek, terdiri dari beberapa kata dan kemudian sudah diakhiri dengan tanda baca yang sesuai. Kesalahan sering dijumpai, karena menggunakan kata yang sebenarnya tidak diperlukan. Sehingga kalimat terkesan bertele-tele.
Ciri berikutnya berkaitan dengan bentuk kata dalam kalimat yang intinya adalah sejajar. Maksudnya adalah ketika memakai kata dengan imbuhan me- maka pada kalimat tersebut juga memakai keterangan dengan imbuhan me- lagi. Contohnya adalah:
Kalimat cenderung menjadi efektif ketika susunannya dibuat tegas dan jelas. Sehingga pendengar maupun pembaca bisa langsung memahami maksud dari pembicara atau penulis. Mengenai ciri satu ini, maka akan dijumpai beberapa kalimat efektif yang subjek diletakan di tengah atau akhir kalimat.
Sedangkan untuk keterangan diletakan di bagian depan, sehingga mempertegas kalimat tersebut. Berikut contohnya:
Ciri terakhir dari kalimat yang memenuhi syarat kalimat efektif adalah bersifat logis. Artinya kalimat efektif memiliki makna yang jelas atau tidak ambigu sehingga membuatnya mudah dipahami. Jadi, ketika menjumpai kalimat yang ambigu karena pemilihan kata yang terasa janggal. Maka dipastikan kalimat tersebut tidak efektif.
Selain memiliki sejumlah ciri-ciri, kalimat juga baru bisa disebut efektif ketika memenuhi sejumlah syarat. Dalam bahasa Indonesia, kalimat efektif pada dasarnya memiliki empat syarat utama. Yaitu:
Syarat yang pertama adalah kata-kata dalam kalimat harus sesuai dengan EYD, yang menjadi kaidah utama dalam penulisan kalimat bahasa Indonesia. Sehingga penting untuk selalu menggunakan kata-kata baku, yakni penulisannya sudah sesuai dengan EYD.
Selain itu, kalimat efektif juga harus memiliki tanda baca yang tepat. Sehingga makna atau maksud dari kalimat tersebut jelas. Kalimat perintah akan diakhiri dengan tanda seru, kalimat tanya akan diakhiri dengan tanda tanya, dan kalimat penjelas atau standar akan diakhiri tanda titik.
Ketentuan ini menjadi ketentuan dasar yang wajib dipahami dan diterapkan setiap kali menyusun karya tulis. Supaya kalimat di dalam karya tersebut memang merupakan kalimat efektif, sejak lembar pertama sampai lembar terakhir.
Kalimat juga bisa dikatakan efektif ketika susunannya tepat atau sistematis yang mengandung semua unsur kalimat yang baik dan benar. Sehingga suatu kalimat belum bisa disebut efektif meskipun sudah memakai kata-kata baku jika susunannya amburadul.
Urutan kata dalam kalimat perlu dibuat sistematis, sederhana, dan mudah dipahami agar tidak membuat pembacanya pusing. Jadi, seorang penulis perlu mengecek kembali hasil tulisannya. Supaya bisa mengoreksi kalimat yang belakangan baru diketahui tidak efektif.
Kalimat yang efektif memiliki susunan dimulai dari subjek, predikat, dan disusul dengan objek atau pelengkap dan keterangan. Urutan ini penting untuk disesuaikan dengan standar SPOK. Kecuali untuk kalimat tanya dan perintah, maka penempatan subjek dan keterangan bisa dipindahkan sesuai kebutuhan.
Royal terhadap penggunaan kata akan dianggap melanggar syarat kalimat efektif sehingga tidak diperlukan. Artinya pada saat menyusun suatu kalimat usahakan memakai kata yang hemat, hanya memakai kata yang diperlukan. Tidak perlu menambahkan kata yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
Hal ini akan membuat kalimat menjadi panjang namun maknanya bisa ambigu atau bahkan kosong. Sehingga kalimat yang panjang namun tidak efektif justru akan memusingkan pembacanya. Jauh lebih baik menyusun kalimat pendek yang efektif agar pembaca paham.
Selain itu, memilih menghemat pemakaian kata akan membantu penulis lebih produktif. Sebab waktu yang diperlukan untuk menyusun kalimat panjang dengan kalimat pendek tentu berbeda jauh. Lebih hemat waktu menulis kalimat pendek namun efektif, dan hasilnya pun lebih memuaskan karena mudah dipahami.
Syarat kalimat efektif berikutnya adalah memiliki makna yang jelas dan tidak ambigu. Penulis yang menyusun kalimat efektif akan mampu menjelaskan suatu hal dengan baik dan mudah dipahami. Sehingga mencegah pembaca melakukan multitafsir, sehingga pesan dalam tulisan tidak tersampaikan dengan baik.
Supaya makna dalam kalimat bebas dari resiko ambigu, maka susunannya perlu dibuat ringkas dan sederhana. Selain itu penyusunan kata demi kata juga harus sistematis dengan mengikuti panduan rumus SPOK. Pastikan pula penulis memakai kata yang baku dan sesuai EYD.
Sehingga semua syarat terpenuhi untuk menjadikan suatu kalimat sebagai kalimat yang efektif. Kalimat seperti ini adalah kalimat yang benar, enak dibaca, dan mudah dipahami oleh siapa saja.
Baca Juga: 145 Kata Baku dan Tidak Baku Beserta Fungsinya
Jika diperhatikan, pembahasan mengenai syarat kalimat efektif di atas sering menyebutkan istilah unsur dalam kalimat. Apabila merasa bingung dengan unsur kalimat, maka bisa mengenal juga apa saja unsur-unsur di dalam kalimat yang efektif.
Unsur kalimat efektif mengacu pada rumus dasar SPOK, yang kemudian memunculkan sejumlah unsur utama. Berikut detailnya:
Unsur pertama di dalam kalimat efektif adalah subjek, yakni bagian dari kalimat yang menunjukan pelaku yang bisa berupa orang, tempat, dan juga benda. Sehingga subjek dalam suatu kalimat tidak melulu berupa orang atau penyebutan nama orang. Bisa juga penyebutan nama benda termasuk juga merek suatu produk.
Subjek kemudian masuk ke dalam jenis unsur wajib dan utama. Sehingga nyaris tidak ada kalimat yang tidak mengandung unsur satu ini. Meskipun pada kalimat tanya, yang menghapus subjek biasanya digantikan dengan penyebutan milik. Misalnya subyek nama diganti dengan kata milikmu, miliknya, dan sejenisnya.
Unsur kedua dalam kalimat efektif yang juga masuk ke dalam salah satu syarat kalimat efektif adalah predikat. Predikat merupakan bagian kalimat yang menunjukan apa yang dilakukan oleh subjek. Umumnya predikat berbentuk kata kerja, yang memberi kejelasan maksud atau makna dari kalimat.
Sebab menjelaskan kenapa subjek disebutkan dalam kalimat, baik itu berupa apa yang dilakukan maupun apa yang dialami oleh subjek tersebut. Tanpa predikat maka kalimat menjadi tidak lengkap. Sehingga sifatnya sama wajibnya dengan subjek, inilah yang membuat kalimat paling pendek minimal terdiri dari subjek dan predikat.
Berikutnya adalah objek yang merupakan bagian dalam suatu kalimat yang menunjukan hal atau benda yang menjadi sasaran dan biasanya berbentuk nomina (kata benda). Suatu kalimat sebenarnya membutuhkan objek, hanya saja sifatnya tidak selalu wajib.
Sebab seperti yang disampaikan di poin sebelumnya, kalimat sederhana namun efektif bisa hanya terdiri dari subjek dan predikat. Namun keberadaan objek akan menyempurnakan kalimat tersebut. Objek kemudian bisa memperjelas maksud atau makna dari suatu kalimat.
Unsur terakhir dalam kalimat efektif adalah keterangan, yaitu bagian dari kalimat yang menunjukan tujuan, cara, waktu, tempat, dan juga sebab akibat. Keterangan dalam kalimat membantu penulis menjelaskan dengan lebih detail. Secara umum keterangan berbentuk konjungsi (kata hubung).
Tidak semua kalimat memiliki keterangan, karena sifatnya nyaris sama dengan objek yakni tidak wajib. Kalimat tanpa keterangan pun sudah bisa memenuhi syarat kalimat efektif selama memiliki subjek dan predikat. Hanya saja ketika penulis ingin menyampaikan sesuatu sejelas dan selengkap mungkin, maka keterangan wajib ditambahkan.
Baca Juga: 11 Fungsi dan Penggunaan Huruf Kapital Yang Benar
Susunan kalimat juga diatur dengan ketat, dalam bahasa Indonesia kemudian mengenal rumus SPOK yang sudah disinggung beberapa kali di atas. Rumus ini membangun struktur kalimat bahasa Indonesia yang baik dan benar sekaligus efektif. Susunannya kemudian melibatkan semua unsur yang sudah dijelaskan di atas.
Namun, tidak semua unsur kalimat sifatnya wajib sehingga tidak perlu heran ada kalimat pendek yang hanya berisi subjek dan predikat. Misalnya:
Kalimat-kalimat pendek di atas tersusun atas subjek dan predikat, dan sudah mudah dipahami. Artinya kalimat tersebut sudah memenuhi berbagai syarat kalimat efektif yang dijelaskan di atas. Namun, perlu diakui kalimat pendek terkesan kaku dan kurang sesuai untuk ditempatkan di beberapa jenis tulisan.
Sehingga susunannya perlu dilengkapi dengan objek dan juga keterangan. Berikut beberapa contoh kalimat yang sudah memenuhi empat unsur SPOK tersebut:
Kalimat efektif adalah kalimat yang enak dibaca dan mudah untuk dipahami. Sehingga isinya jelas dan selalu langsung membahas pokok permasalahan. Meminimalkan resiko keliru dalam menyusun kalimat agar selalu menjadi kalimat efektif.
Maka bisa menyimak dan mempelajari contoh-contoh kalimat efektif dan kalimat tidak efektif berikut ini:
Kalimat tidak efektif: Surabaya adalah merupakan kota besar di Indonesia.
Kalimat tidak efektif: Demi untuk anak-anaknya, Bu Ika ikhlas bekerja siang dan malam.
Kalimat tidak efektif: Ada banyak macam-macam buah di kebun Pak Haji Mamat.
Kalimat tidak efektif: Makan buah durian manis terasa enak sekali.
Kalimat tidak efektif: Anita cantik sangat sehingga banyak yang naksir.
Kalimat tidak efektif: Lukisan dipajang terlihat indah.
Kalimat tidak efektif: Makan jangan cepat-cepat muntah nantinya.
Kalimat tidak efektif: Gula rasa manis.
Kalimat tidak efektif: Ada banyak jumlah sandal berserakan di depan rumah Ibu Rina.
Kalimat tidak efektif: Gulai adalah makanan paling terenak
Kalimat tidak efektif: Siska adalah anak paling terpintar di kelas X.5
Kalimat tidak efektif: Es krim adalah makanan paling terdingin disini.
Kalimat tidak efektif: Sungai Cibodas adalah sungai paling terdalam di kota Karawang.
Kalimat tidak efektif: Sambal adalah makanan paling terenak bagi Adit.
Kalimat tidak efektif: Saran yang dikemukakan olehnya akan dipertimbangkan.
Kalimat tidak efektif: Ada banyak macam-macam model pakaian di toko itu.
Kalimat tidak efektif: Untuk menghemat waktu, pidato dipersilahkan.
Kalimat tidak efektif: Sambal itu terasa sangat amat pedas.
Kalimat tidak efektif: Kota Palembang sangat-sangat jauh dari Surabaya.
Kalimat tidak efektif: Anita adalah merupakan cinta pertama Salman.
Kalimat tidak efektif: Jakarta adalah menjadi kota kelahiran Asih.
Kalimat tidak efektif: Dia izin sakit tidak masuk kerja.
Kalimat tidak efektif: Makan es batu ngilu di gigi.
Kalimat tidak efektif: Sarita dan Salma adalah merupakan anak kandung dari Ibu Risma.
Kalimat tidak efektif: Di SMA 1 Trisakti, OSIS ketuanya Firman.
Kalimat tidak efektif: Semua para hadirin yang kami hormati.
Kalimat tidak efektif: Membeli buah bersama adik.
Kalimat tidak efektif: Waktu dan tempat kami persilahkan.
Kalimat tidak efektif: Huda membeli sepatu adiknya.
Kalimat tidak efektif: Pesta ulang tahun dihadiri beberapa dari banyak teman Ika.
Artikel Terkait:
7 Ciri-Ciri Kalimat Opini yang Wajib Diketahui
Daftar Kata yang Tidak Boleh Diawal Kalimat
Penggunaan Kata Sedangkan yang Baik dan Benar dalam Kalimat
15 Jenis Kata Hubung Lengkap dengan Contohnya
Penggunaan Kata dan yang Baik dan Benar
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…