Dr. Sukatin, S.Pd.I., M.Pd.I. . Dosen adalah sebuah profesi sekaligus pengabdian, sebab menekuni profesi ini sama artinya mengabdi untuk jangka waktu yang lama di dunia pendidikan. Dosen memiliki banyak sekali tuntutan. Selain aktif mengajar mahasiswa, dosen juga disibukkan dengan tuntutan untuk disiplin menulis dan membaca.
Berbagi sedikit pengalaman selama menjadi dosen, berikut adalah profil dari Ibu,Dr.Sukatin, S.Pd.I., M.Pd.I. Tercatat sebagai salah satu dosen tetap di IAIN Batang Hari Jambi.
Dosen yang akrab disapa Attin ini sudah aktif mengajar sejak lulus MA, dan kemudian menjadi dosen di IAIN Batang Hari Jambi sejak tahun 2013 sampai sekarang. Jauh sebelum menekuni karir sebagai dosen, bu Attin lebih dulu aktif mengajar di MA/Mts Ar Risalah Ponorogo, Jawa Timur.
Aktivitas mengajar tersebut sudah ditekuninya sejak lulus MA, sehingga selama menempuh pendidikan Sarjana dan Magister sudah mengajar. Dengan motto bahwa hidup adalah perjuangan, Bu Attin memang memiliki perjuangan yang luar biasa selama menjadi dosen.
Memasuki 2012 awal, Dr. Sukatin diajak oleh suaminya untuk pindah ke Jambi. Selama di Jambi, dirinya dan suami sudah mencoba melamar menjadi pengajar di berbagai sekolah. Namun mungkin karena memang belum rezeki, sehingga belum berkesempatan untuk mengajar lagi.
Mendapatkan lowongan dosen di UIN STS Jambi, Bu Attin kemudian mencoba peruntungan dengan memasukan aplikasi lamaran sebagai dosen. Rupanya rezeki memang ada di UIN STS Jambi tersebut, karena setelahnya bisa menjadi dosen kontrak selama 2 tahun.
Lepas dari UIN STS Jambi, Dr. Sukatin kemudian mencoba melamar sebagai dosen di IAIN Batang Hari Jambi di tahun 2014. Sejak saat itu, Bu Attin kemudian menjadi dosen tetap sampai sekarang.
Lahir dari keluarga petani tulen, ternyata membantu Bu Attin untuk menjadi sosok dosen yang inspiratif dan gigih berjuang. Anak ketiga dari tiga bersaudara ini kemudian bisa menjadi anak yang membangakan orang tua. Masing-masing bisa lulus dari pendidikan tinggi.
Satu saudara perempuannya sudah lulus Sarjana, sedangkan yang kedua sudah lulus Magister (S2), sedangkan dirinya sudah lulus Doktor (S3). Jenjang pendidikan Doktor berhasil diselesaikan oleh Bu Attin melalui program Beasiswa 5.000 Doktor dan mengantarkan dirinya menjadi dosen tetap sampai sekarang.
Baca Juga: Kurniawan S. Ag., M.Pd : Dosen Menulis Itu Salah Satu Implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi
Meskipun belum genap satu dekade menekuni karir sebagai dosen, dosen IAIN Batang Hari dengan jabatan Lektor III d ini mengaku sudah sangat mencintai kegiatan mengajar. Hal ini diakuinya terjadi begitu saja seiring berjalannya waktu. Sebab di masa awal kuliah diakui olehnya belum menikmati aktivitas mengajar, baru di semester 3 rasa cinta pada dunia mengajar itu mulai tumbuh dan berkembang.
Selama perjalanan karir sebagai dosen, Dr. Sukatin cukup produktif dalam menulis buku. Terbukti sudah ada 6 buku sudah terpublikasi, 2 diantaranya sudah memiliki HAKI. Sedangkan untuk jurnal yang terpublikasi, diakuinya sudah ada sekitar 20 jurnal.
Ketika ditanya, apa saja tips yang bisa dibagikan kepada dosen lain agar ikut produktif menulis juga. Bu Attin hanya berujar bahwa hidup ini paksaan, setiap manusia dipaksa untuk mencintai apapun yang dimiliki di dunia. Ketika memiliki profesi menjadi dosen, maka dosen tersebut dipaksa untuk mencintai dosen dengan segala tanggung jawabnya.
Termasuk dalam hal menulis, sehingga sebagai dosen harus menyadari bahwa dirinya dipaksa untuk aktif menulis. Jika menolak untuk menulis maka resikonya adalah tidak memiliki jenjang karir dan tidak memiliki kontribusi dalam mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Aktivitas menulis maupun membaca adalah dua kegiatan yang saling terhubung satu sama lain. Saat menulis maka dosen harus membaca terlebih dahulu, sehingga tahu bentuk tulisan yang baik dan benar seperti apa. Sekaligus tahu apa yang perlu dan harus ditulis untuk kemudian hasil tulisan tersebut mendukung perkembangan diri sendiri.
Baca Juga: Bu Priska Vasantan: Dosen Perlu Semangat Meningkatkan Diri untuk Meningkatkan Akreditasi Kampus
Aktivitas menulis dan membaca bagi dosen perlu diakui memberi banyak manfaat, seperti:
Manfaat pertama dosen menulis dan membaca adalah mendapat perlindungan hak cipta. Sehingga setiap hasil karya tulisan yang dibuat adalah hak milik yang bisa digunakan siapa saja dengan bertanggung jawab dan beretika. Yakni mencantumkan sitasi atau sumber, ketika dijadikan rujukan.
Menulis adalah salah satu paksaan yang perlu dilakukan oleh semua dosen, dan penting untuk dijadikan hobi. Hasil tulisan, baik dalam bentuk karya tulis ilmiah maupun buku ilmiah. Membantu menambah poin angka kredit dosen yang tentu mendorong kenaikan jabatan dan pangkat dosen.
Dosen dengan jenjang karir yang terus menanjak tentu memiliki hak dan wewenang lebih luas. Kontribusi untuk dunia pendidikan yang lebih baik akan semakin besar. Sekaligus memperoleh penghidupan lebih baik lewat tunjangan-tunjangan yang didapatkan.
Semakin sering dosen menulis, semakin banyak buku maupun jurnal bisa diterbitkan. Maka akan semakin banyak pula buku-buku hasil karyanya dicari dan dibeli oleh mahasiswa, maupun masyarakat umum. Hal ini membantu dosen untuk mendapatkan penghasilan tambahan dalam bentuk royalti.
Dosen menulis dan membaca juga membantu untuk mendapatkan pengakuan dari masyarakat. Hal ini bisa didapatkan karena dosen yang produktif menerbitkan buku maka namanya akan semakin dikenal oleh masyarakat.
Lewat ilmu dari buku-buku yang ditulisnya maka sosok dosen tersebut lebih dikenal dan diundang ke berbagai acara. Tidak sedikit dosen yang aktif menerbitkan buku kemudian menjadi pembicara di berbagai seminar. Selain dikenal sebagai dosen profesional juga dikenal sebagai ahli di suatu bidang keilmuan.
Dosen yang bisa memaksa dirinya untuk menulis akan menghasilkan buku dan jurnal yang ideal dijadikan referensi. Hasil tulisan ini kemudian banyak disitasi, karena setiap buku ada ilmu dan ilmu ini dibutuhkan masyarakat luas.
Mulai dari kalangan pelajar, mahasiswa, dosen lain, dan masyarakat umum secara luas. Dosen lewat hasil tulisannya juga akan membantu mahasiswanya untuk mendapatkan referensi dalam belajar maupun menyusun karya tulis.
Baik itu tugas dosen dalam bentuk makalah maupun tugas akhir seperti Skripsi saat memasuki semester akhir nanti.
Baca Juga: DR. Neila Sulung: Aktif Menulis sebagai Bentuk Penghargaan Terhadap Diri Sendiri
Menulis bagi dosen menjadi pembuka jalan untuk mendapatkan kenaikan jabatan fungsional. Kenaikan jabatan ini penting, tidak hanya bagi dosen namun juga bagi institusi. Sebab proses meraihnya dilakukan dengan menorehkan prestasi sebagai dosen.
Tidak hanya mengajar, namun juga melakukan penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan menulis. Dosen yang sudah menulis banyak buku dan jurnal ilmiah terpublikasi memiliki kesempatan mengajukan diri untuk naik jabatan dan pangkat. Sebab aktivitas menulis mendukung kenaikan angka kredit dosen.
Dosen dengan jabatan fungsional tinggi, membantu institusi untuk mendapatkan kenaikan poin akreditasi. Akreditasi yang baik menjadi magnet bagi mahasiswa untuk terus bertambah, memudahkan alumni mendapat pekerjaan lebih baik, dan sebagainya.
Mengecek dan menyiapkan sumber pendanaan untuk kebutuhan biaya kuliah S3 tentu perlu dilakukan jauh-jauh hari…
Dosen yang mau melanjutkan studi pascasarjana tetapi sudah berkeluarga pasti akan diselimuti kebimbangan antara apakah…
Mengacu pada aturan terbaru, proses sampai persyaratan kenaikan jabatan Asisten Ahli ke Lektor mengalami beberapa…
Dosen di Indonesia tentunya perlu memahami prosedur dan ketentuan dalam perubahan status aktif dosen di…
Kejahatan phishing data tentunya perlu diwaspadai oleh siapa saja, termasuk juga kalangan akademisi. Terutama kalangan…
Sudahkah para dosen mengetahui bagaimana cara menambahkan buku ke Google Scholar? Hal ini tentu penting…