fbpx

Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini

Sudarsono, Jadi Dosen Sejak 1988 Kini Sandang Guru Besar Pertama Dari IST AKPRIND

Guru Besar
Prof. Dr. Ir. Sudarsono, M.T., jadi dosen sejak 1988 karirnya terus meningkat dan kini sandang jabatan akademik Guru Besar pertama dari IST AKPRIND dengan penyerahan SK Menristekdikti yang diwakili oleh Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V Daerah Istimewa Yogayakarta, Prof. Dr. Didi Achjari, M.Com., Ak., CA., di Ruang Sidang Utama IST AKPRIND, Rabu (18/9). (Ilustrasi, sumber foto: mesin.akprind.ac.id)

Yogyakarta – Berkarir menjadi dosen, Prof. Dr. Ir. Sudarsono, M.T., memiliki perjalanan yang sangat panjang. Karirnya di bidang akademik, dimulainya sejak tahun 1988 dengan menjadi dosen. Berkat prestasi dan kemampuannya, kini dosen jurusan Teknik Mesin tersebut berhasil menyandang predikat Guru Besar Pertama dari IST AKPRIND.

Rektor IST AKPRIND Yogyakarta, Dr. Ir. Amir Hamzah, M.T., mengisahkan bahwa pada tahun 1995, Sudarsono bersama dengan salah satu rekannya Prastyono Eko Pambudi dari Teknik Elektro menjadi dosen bergelar master (S2) yang pertama di IST AKPRIND setelah menyelesaikan studinya di Universitas Indonesia.

“Saat ini Sudarsono kembali, dan menjadi dosen IST AKPRIND pertama yang mendapat jabatan akademik Guru Besar atau Profesor,” katanya dilansir dari laman akprind.ac.id.

Predikatnya sebagai Guru Besar bukan diraih tanpa jerih payah. Perjuangan karirnya dimulai saat Sudarsono, masuk sebagai dosen IST AKPRIND Yogyakarta pada tahun 1988. Setelah dua tahun menjadi dosen, pada 1990 IST AKPRIND menunjuk dirinya sebagai Kepala Laboratorium Mesin selama 5 tahun.

Karirnya pun terus melejit hingga pada tahun 1994 ditunjuk sebagai Ketua Jurusan Teknik Mesin sekaligus mendapatkan tugas belajar melanjutkan S2 di Universitas Indonesia (UI). Selepas lulus Magister Teknik pada tahun 1995 karir struktural Sudarsono terus naik.

Tahun 1997 hingga 2000 menjabat sebagai Pembantu Dekan 1 Fakultas Teknologi Industri. Kemudian ditunjuk sebagai Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerja Sama selama dua periode hingga tahun 2008. Dan Puncaknya pada tahun 2008 dipercaya sebagai rektor selama dua periode berturut-turut hingga tahun 2016.

Saat menjabat Rektor, sosok asal Bojonegoro melanjutkan sekolah S3 di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dan dinyatakan lulus dan meraih gelar doktor bidang Ilmu Lingkungan pada 2013 dengan waktu studi 3,6 tahun. Selepas dari dua periode jabatan Rektor, saat ini Prof. Dr. Ir. Sudarsono, M.T. mendapat kepercayaan menjadi kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian (LPPM) IST AKPRIND.

Dan kini dosen pada jurusan Teknik Mesin tersebut meraih jabatan akademik Guru Besar atau Profesor pertama yang dihasilkan oleh IST AKPRIND.

(sumber: facebook)

Jabatan akademik yang diperoleh Sudarsono tersebut sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor : 28027/M/KP/2019 tentang Kenaikan Jabatan Akademik Dosen yang ditandatangani Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir tertanggal 21 Agustus 2019.

Penyerahan SK Menristekdikti yang diwakili oleh Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V Daerah Istimewa Yogayakarta, Prof. Dr. Didi Achjari, M.Com., Ak., CA., di Ruang Sidang Utama IST AKPRIND, Rabu (18/9). SK Menristekdikti diserahkan Kepala LLDIKTI kepada Rektor IST AKPRIND Yogyakarta, Dr. Ir. Amir Hamzah, M.T., yang selanjutnya diserahkan kepada Prof. Dr. Ir. Sudarsono, M.T.

Kepala LLDIKTI Wilayah V DIY, yang pada kesempatan tersebut didampingi oleh Plt. Sekretaris LLDIKTI Wilayah V, Tunggul Priyono, S.H., M.Hum, dan Kasubag Sumberdaya LLDIKTI Wilayah V, Fatimah SIP, M.Si., dalam sambutannya menyampaikan bahwa jumlah Guru besar di Indonesia masih belum sebanding dengan jumlah dosen yang ada.

Ia melanjutkan, jumlah Guru Besar saat ini hanya sebesar 1,8 % dari jumlah dosen yang ada, sementara untuk rasio di wilayah DIY, justru kurang dari 1 %. Untuk itu pihaknya mengajak seluruh dosen IST AKPRIND dapat mengikuti jejak Prof. Dr. Sudarsono, M.T.

“Dosen-dosen yang telah bergelar Doktor selain melaksanakan Tridharma perguruan tinggi juga harus aktif dalam menulis utamanya penulisan karya ilmiah untuk jurnal internasional sehingga dapat meningkatkan jabatan fungsional akademiknya,” pinta Didi Achjari.

Pihaknya selaku lembaga layanan, akan berperan aktif dalam membantu dan menjembatani setiap Perguruan Tinggi sebagai institusi maupun dosen pribadi dalam setiap kebutuhan administrasi kepada kementerian ristekdikti.

Pada kesempatan ini hadir pula Ketua Pembina Yayasan Pembina Potensi Pembangunan (YPPP), yang juga salah satu pendiri IST AKPRIND., H.M., Suwardi, S.E., beserta Dr. Soenarso Simoen selaku anggota, Ketua YPPP, Ir. Sagoro Wedy, M.M, beserta jajaran pengurus YPPP. Sementara dari kalangan internal IST AKPRIND hadir seluruh pejabat struktural mulai dari Rektor, Wakil Rektor, Dekan, Ketua Jurusan, Kepala Lembaga, Kepala Badan, Kepala Biro hingga UPT.

Saat memberikan sambutan, Rektor IST AKPRIND menyampaikan bahwa keberhasilan salah satu dosennya menjadi Guru Besar diharapkan mampu memberikan dorongan kepada dosen lain agar terpacu dalam meningkatkan jabatan akademiknya.

Redaksi