Tidak dapat dipungkiri program beasiswa memberi angin segar bagi siapa saja untuk melanjutkan pendidikan setinggi mungkin. Tanpa lagi merasa khawatir dengan persoalan biaya. Apalagi dengan program beasiswa penuh, dan salah satunya adalah Stipendium Hungaricum Scholarship Programme. Berikut adalah pengalaman yang dibagikan salah satu penerima beasiswa tersebut, yakni Budi Setiawan yang mengambil bidang studi Doctoral School in Economics and Regional Studies.
Baca juga : Dosen Unpam Berbagi Tips Menjaga Kualitas Dosen Selama PJJ
Budi Setiawan merupakan salah satu dosen di Indonesia yang berhasil masuk ke program beasiswa Stipendium Hungaricum Scholarship Programme atau SH. Beasiswa Stipendium Hungaricum Scholarship Programme sendiri merupakan beasiswa dari pemerintah Hungaria.
Beasiswa SH sendiri termasuk beasiswa penuh yang mencakup biaya kuliah, biaya akomodasi, biaya transportasi, dan biaya hidup sehari-hari selama menempuh studi. Program Beasiswa SH sendiri mencakup jenjang S1, S2, S3, dan non-gelar yang diperuntukan untuk masyarakat dunia.
Budi Setiawan mengaku kali pertama menerima informasi mengenai beasiswa SH ini adalah dari grup WhatsApp. Mencoba mendapatkan sumber lebih valid beliau kemudian mengakses link resminya di https://stipendiumhungaricum.hu/.
Sebagaimana program beasiswa internasional pada umumnya, beasiswa SH juga memiliki serangkaian syarat dan tahapan. Budi Setiawan sendiri mengambil jenjang S3 atau doktoral di beasiswa tersebut.
Disampaikan oleh beliau proses awal adalah mendaftar secara online, namun penting untuk mempersiapkan dulu semua dokumen dan sudah discan. Mulai dari ijazah, nilai bahasa Inggris, surat keterangan sehat, motivation letter, dan lain sebagainya.
Seleksi pendaftaran online dilakukan oleh stending partner, di Indonesia adalah Ristekdikti. Setelah masuk nominasi di Ristekdikti maka akan berlanjut ke seleksi tingkat universitas, yakni dengan seleksi wawancara di hadapan 3 panelis.
Khusus untuk pengambilan S3, disarankan oleh Budi untuk sudah mempersiapkan portofolio penelitian karena memiliki bobot tinggi di seleksi tahap universitas ini. Jika dinyatakan lolos, maka akan ke tahap akhir dan dilakukan oleh Tempus Public Foundation (TPF).
Oleh TFP sendiri akan dibuat peringkat dilihat dari peraih skor paling tinggi, masing-masing program studi memiliki batasan kuota. Detailnya bisa di cek di situs program studi masing-masing universitas.
Salah satu alasan kenapa Budi Setiawan mengikuti program beasiswa SH ini adalah karena sesuai dengan minat dan bidang keilmuan yang sebelumnya sudah diambil. Selain itu, beasiswa ini sifatnya penuh sehingga selama studi bisa fokus.
Selain itu, beliau juga mengaku selalu berusaha memanfaatkan kesempatan setiap program beasiswa untuk mendukung profesi tenaga pendidik yang dipilihnya sejak tahun 2017. Beasiswa SH sendiri diikutinya pertama kali di tahun 2019 dan belum lolos, dan baru lolos setelah mencoba lagi di tahun 2020.
Suka duka selama meraih beasiswa SH ini cukup banyak, dari segi suka dirinya berujar bisa melanjutkan studi dan merupakan sebuah impian yang berhasil dicapai. Selain itu juga bisa membangun jaringan internasional, ditambah uang beasiswa sangat cukup dan membuatnya bisa fokus menyelesaikan studi.
Sedangkan untuk dukanya, beliau mengaku perlu waktu untuk beradaptasi yakni dari budaya, cuaca, dan juga makanan lokal. Sebab akan sangat berbeda dengan yang selama ini dirasakan dan didapatkan di Indonesia.
Budi Setiawan juga berbagi tips untuk membantu calon penerima beasiswa SH agar bisa lolos. Pertama, memahami dulu research proposal sebab akan menjadi materi diskusi selama seleksi wawancara dan memiliki bobot tinggi.
Kedua, usahakan untuk mendapatkan Unconditional Letter of Acceptance (LoA) dari universitas yang menunjukan kesiapan universitas tersebut menerima kita sebagai mahasiswa di dalamnya.
Ketiga, terus memperbaiki portofolio penelitian dan perlu disesuaikan dengan bidang studi yang akan diambil selama mengikuti program beasiswa SH. Supaya kesempatan untuk lolos semakin besar.
Penulis : Budi Setiawan
Editor : duniadosen.com/Pujiati
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…