Surabaya – Pembahasan tentang energi alternatif cukup sering didengar dalam ranah akademis. Hal ini dasari oleh pandangan bahwa energi yang saat ini ada di bumi sudah tidak mencukupi lagi. Sehingga perlu adanya energi baru. Sehingga Prof. Dr. Ir. Soeprijanto, M.Sc., seorang dosen ITS tergerak mengembangkan energi alternatif.
Soeprijanto dosen ITS yang mengajar pada Departemen Teknik Kimia Industri tersebut berhasil mengembangkan energi altenatif berupa limbah organik yang diolah menjadi biogas dan bioetanol. Ia melakukan penelitian dengan landasan bahwa cadangan energi bumi menipis dan mendesak manusia untuk mampu menciptakan energi baru. Kenyataan inilah yang mendorongnya.
Dilansir beritajatim.com, (3/11/2019), dosen ITS itu menjelaskan lebih lanjut keinginan untuk membuat penelitian ini adalah saat melihat limbah makanan, buah, dan sayuran di pasar. Lantas ia tergerak untuk meneliti biogas dari limbah-limbah yang dianggap tidak berarti dan kurang bernilai ekonomi oleh mayoritas orang.
“Saya yakin limbah kalau diolah bisa jadi lebih berguna, misalnya dijadikan bahan bakar dan juga pupuk organik,” ungkap dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) ini. Ia merupakan dosen Departemen Teknik Kimia Industri.
Ia menggunakan sampel kulit pisang dan bahan sisa yang memiliki kandungan selulosa, hemiselulosa, serta lignin. Setelah melalui proses grinding, limbah buah dan sayuran dimasukkan ke dalam digester anaerobic. Melalui proses fermentasi tersebut akan dihasilkan produk biogas. Hasil samping dari proses fermentasi tersebut berupa padatan dan cairan, yang bisa digunakan sebagai pupuk organik.
“Apabila melihat residu pertanian yang tidak berguna, ada keinginan saya untuk menjadikannya sesuatu yang berguna,” tambah dosen ITS yang menyelesaikan S3-nya di University of Strathclyde Glasgow, Scotland United Kingdom Britania tersebut.
Melalui penelitiannya yang berjudul Pengembangan Prototype Bioreaktor Anaerobik untuk Biogas melalui Proses Co-Digestion Limbah Buah dan Sayuran Pasar ini, ia pun mengambil fokus ke limbah buah dan sayuran.
Ia juga mengatakan, inspirasi penelitiannya ini diperoleh dari pengembangan ilmu dari studi Magister di Gent, Belgia dan studi Doktoral di Glasgow, Skotlandia. Penelitian ini pun berlangsung kurang lebih sepuluh tahun.
“Setiap penelitian yang telah selesai saya buat selalu dipublikasikan sebagai prosiding dan jurnal ilmiah, penelitian ini biasanya juga berjalan multiyears,” jelasnya.
Selanjutnya pengembangan penelitian biogas miliknya ini akan memanfaatkan eceng gondok. Selain biogas, ia juga melakukan penelitian pembuatan bioetanol yang berasal dari sorgum, batang dan tongkol jagung. Bahkan juga mengolah limbah singkong dari industri tepung tapioka melalui proses hidrolisis enzim dan fermentasi.
“Saya berharap setelah (penelitian red.) ini, juga dapat mengembangkan bahan bakar biobutanol dari biomassa dan biogasoline dari limbah minyak goreng,” tutupnya.
Pernahkah Anda bertanya-tanya mengenai tahap setelah SK Asisten Ahli keluar harus melakukan apalagi di lingkungan…
Mencari, memperhatikan, dan mempelajari contoh essay Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) tentu akan dilakukan oleh para…
Dunia pendidikan di Indonesia kembali menjadi sorotan dan perbincangan di dunia internasional. Setelah kasus dugaan…
Jika Anda calon dosen, maka dalam memilih jurusan atau program studi saat kuliah tidak cukup…
Memasuki bulan Mei 2024, Kemendikbud Ristekdikti resmi mengumumkan pembukaan Program Inovasi Kreatif untuk Mitra Vokasi…
Kasus pelanggaran etika penelitian dan publikasi seperti plagiarisme memang menjadi PR bagi dunia pendidikan di…