Informasi

Skema Penelitian Pengembangan (PP) : Pengertian, Tujuan, dan Syarat Pengembangannya


Dalam dunia pendidikan tinggi, tentunya para dosen akan membutuhkan informasi mengenai skema penelitian pengembangan (PP). Sebab penelitian pengembangan sendiri menjadi satu dari 3 jenis penelitian yang wajib dilakukan oleh para dosen yang sekaligus menjadi seorang ilmuwan. 

Penelitian pengembangan umumnya dilakukan atau bisa dikatakan dibebankan kepada dosen senior. Saat ini syarat untuk melakukan penelitian pengembangan adalah dosen yang sudah memiliki ijazah S3 atau ijazah S2 dengan jabatan akademik minimal Lektor. Lalu, apa itu penelitian pengembangan dan bagaimana skemanya? Berikut penjelasannya. 

Apa Itu Penelitian Pengembangan?

Sebelum sampai ke pembahasan skema penelitian pengembangan (PP) maka pahami dulu definisi dari penelitian pengembangan itu sendiri. Secara umum, penelitian pengembangan adalah jenis penelitian yang memfokuskan diri pada tujuan mengembangkan, memperluas, dan menggali lebih jauh atas sebuah teori dalam disiplin ilmu tertentu. 

Pada penelitian ini, fokus utamanya adalah mengembangkan suatu produk maupun suatu teknologi. Penelitian pengembangan yang dilakukan oleh dosen kemudian dituntut untuk bisa mengembangkan produk komersial. Namun, tujuan akhir ini tentunya perlu disesuaikan dengan tujuan yang dirumuskan oleh pemerintah bersama kementerian terkait. 

Suatu penelitian pengembangan baru bisa dilakukan jika sebelumnya sudah ada penelitian dengan tema serupa. Baik itu dalam bentuk penelitian dasar (PD) maupun penelitian terapan (PT). 

Sehingga ada suatu masalah, terdapat suatu teknologi, atau mungkin ada sebuah produk komersial yang perlu dikembangkan. Dalam dunia industri pun, direkrut karyawan di bagian R&D yang tugasnya mengembangkan produk mereka. 

Baik dari segi kuantitas dengan menciptakan produk baru hasil inovasi baru. Maupun mengembangkan produk yang sudah ada, entah itu ditambah varian jenisnya maupun diubah komposisi bahannya agar bisa lebih baik. 

Supaya lebih mudah memahami apa itu penelitian pengembangan dan ada sedikit gambaran mengenai skema penelitian pengembangan (PP). Maka berikut adalah sejumlah ciri-ciri yang dimiliki penelitian pengembangan: 

  • Melakukan pencarian terhadap penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan produk dan tema penelitian pengembangan yang akan dilakukan.
  • Mengembangkan produk maupun teknologi yang berhasil ditemukan agar bisa berkembang dari segi kuantitas maupun kualitas.
  • Dilakukan uji lapangan terhadap produk maupun teknologi yang akan dan telah dikembangkan.
  • Melakukan revisi atau perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan dari produk dan atau teknologi yang dikembangkan.

Baca Juga:

Tujuan yang Dimiliki

Sesuai dengan namanya, skema penelitian pengembangan (PP) disusun untuk mencapai tujuan yang khas. Secara umum penelitian pengembangan bertujuan untuk bisa meningkatkan mutu suatu produk maupun teknologi. Sehingga manfaatnya semakin besar dan beragam pada saat diterapkan. 

Dalam dunia pendidikan, hasil penelitian pengembangan bisa dalam bentuk sistem pembelajaran, kurikulum pendidikan baru, strategi pembelajaran, dan lain sebagainya. Diharapkan hasil penelitian pengembangan bisa meningkatkan mutu pendidikan. 

Dalam pendidikan tinggi, tema yang diteliti kemudian semakin kompleks dan melibatkan masyarakat luas. Sehingga tema penelitian tidak hanya seputar kegiatan pendidikan, melainkan di banyak bidang sesuai yang dikuasai para dosen. 

Perbedaan Penelitian Pengembangan dengan Penelitian Konvensional

Penelitian pengembangan kemudian juga memiliki beberapa perbedaan dengan penelitian konvensional (baik penelitian dasar maupun penelitian terapan). Perbedaan tersebut antara lain: 

1. Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian antara penelitian konvensional dengan penelitian pengembangan berbeda. Dalam penelitian konvensional sasarannya adalah menemukan atau menciptakan pengetahuan, teknologi, dan produk baru. 

Sementara penelitian pengembangan bertujuan untuk memperbaiki kekurangan dari pengetahuan, teknologi, dan produk yang sudah ada. Supaya lebih maksimal, baik dari segi kualitas maupun dari segi efisiensi penggunaan atau pemanfaatannya. 

2. Prosedur Penelitian

Prosedur atau sifat penelitian dilihat dari skema penelitian pengembangan (PP) dan skema penelitian konvensional juga dijumpai perbedaan. Penelitian konvensional sifat penelitiannya adalah linier. Sementara penelitian pengembangan sifatnya siklus. 

Sehingga suatu temuan baru kemudian diteliti untuk dikembangkan, produk kemudian mengalami siklus perubahan. Baik secara komposisi, fitur pemanfaatan, dan aspek lainnya. 

Produk yang mengalami pengembangan kemudian memiliki nilai yang semakin tinggi dan memiliki manfaat yang lebih luas. Supaya terbukti, maka di dalam penelitian pengembangan kemudian ada proses uji coba produk atau suatu temuan. 

3. Hasil Penelitian

Hasil penelitian atau luaran (output) juga berbeda, pada penelitian konvensional hasil penelitian berupa temuan baru. Baik dalam bentuk produk, teknologi, suatu sistem, suatu manajemen, dan sebagainya. 

Kemudian, di lingkungan perguruan tinggi hasil penelitian yang dilakukan para dosen diwajibkan untuk dipublikasi. Baik dalam bentuk artikel ilmiah yang dipublikasikan ke dalam jurnal maupun dalam bentuk buku ilmiah. 

Sementara pada penelitian pengembangan, hasil penelitian adalah suatu hasil pengembangan. Misalnya dari perangkat smartphone, dulunya mengandalkan tombol fisik Qwerty dan berubah atau berkembang menjadi layar sentuh. 

Hal ini memberi smartphone yang lebih canggih, tampilan lebih menarik, dan tentunya memberi sistem keamanan yang lebih baik lagi. Penelitian pengembangan kemudian menjadi hal penting untuk dilakukan agar semua temuan bisa terus berkembang. 

Baca Juga:

Skema Penelitian Pengembangan (PP)

Lalu, bagaimana dengan skema penelitian pengembangan (PP)? Jadi, penelitian pengembangan masuk ke dalam daftar jenis penelitian yang disediakan program pendanaan oleh pemerintah. Baik untuk perguruan tinggi vokasi maupun non vokasi. 

Penelitian pengembangan yang didanai pemerintah tentunya perlu mengikuti aturan termasuk skema yang sudah ditentukan. Adapun syarat yang perlu dipenuhi pengusul untuk bisa mengajukan proposal penelitian pengembangan adalah sebagai berikut: 

  • Ketua pengusul S3 minimal asisten ahli atau S2 minimal menjabat sebagai Lektor.
  • Ketua pengusul memiliki minimal lima artikel di database terindeks bereputasi, baik jurnal nasional maupun internasional.
  • Ketua pengusul memiliki satu KI (Kekayaan Intelektual) status terdaftar/granted di Ditjen Kekayaan Intelektual Indonesia.
  • Memiliki mitra investor.
  • Anggota peneliti antara 1-3 orang.

Jangka waktu penelitian pengembangan adalah 3 tahun, dan diharapkan menghasilkan luaran atau output berupa produk yang berkualitas. Sehingga produk komersial yang dikembangkan layak untuk diproduksi dan kemudian dipasarkan secara luas. 

Secara detail, berikut skema penelitian pengembangan dari tahun pertama sampai tahun ketiga: 

Penelitian diawali dengan mengajukan proposal penelitian, tahun ini pengajuan dilakukan online melalui situs Simlitabmas. Ada 5 tahapan dalam proses pengajuan proposal penelitian di situs tersebut. 

Jika lolos, maka dosen dengan ide penelitian pengembangannya kemudian akan mendapatkan dana penelitian. Bisa juga disebut sebagai dana hibah penelitian yang besarnya disesuaikan dengan RAB yang diajukan saat penyusunan proposal. 

Penelitian pengembangan penting untuk dilakukan, agar ada perbaikan dari temuan penelitian sebelumnya. Hal ini sudah menjadi hal lumrah dan diterapkan sejak dulu sampai sekarang. 

Tanpa ada penelitian pengembangan maka sebuah produk maupun sebuah teknologi sifatnya menjadi stagnan. Perlahan akan digeser oleh teknologi dan produk baru, padahal biaya untuk menciptakan hal baru lebih tinggi dibanding pengembangan produk yang sudah ada. 

Penelitian pengembangan kemudian sekaligus menjadi kewajiban bagi dosen senior. Sehingga diharapkan semua teknologi dan produk bisa terus berkembang berkat penelitian pengembangan yang dilakukan secara rutin. 

Artikel Terkait:

Admin Dunia Dosen

Admin Website Dunia Dosen Indonesia.

Recent Posts

Cara Menyusun Artikel Jurnal dengan Prinsip Piramida Terbalik

Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…

3 days ago

Time Table dan Manfaatnya dalam Melancarkan Penelitian

Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…

3 days ago

Syarat dan Prosedur Pengajuan Pindah Homebase Dosen

Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…

3 days ago

Scope Jurnal & Cek Dulu Agar Naskah Sesuai Jurnal Tujuan

Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…

3 days ago

6 Cara Mengecek DOI Jurnal, Pahami untuk Isian Publikasi

Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…

3 days ago

Cara Mengecek Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi, Pahami Sebelum Publikasi

Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…

4 days ago