Kuta – Pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang kini menjadi fokus pemerintah tidak berjalan baik tanpa adanya data pendidikan yang jernih dan komprehensif. Terkait hal tersebut, sebagai upaya penjernihan data sekaligus peningkatan layanan pendidikan tinggi, Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mengembangkan sistem terintegrasi yang diberi nama Sistem Informasi Sumber Daya Terintegrasi (SISTer).
Kelebihan SISTer adalah sudah terintegrasi dengan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD-Dikti) atau FORLAP Dikti. Selain itu, dosen juga memiliki kendali untuk memperbaiki dan memperbarui data, bahkan menambahkan portofolionya sehingga tidak tergantung lagi pada operator perguruan tinggi. Kini, sebagai bentuk komitmen pada optimalisasi layanan, SISTer menjadi platform untuk Perpindahan Data Dosen (PDD) yang nantinya berkaitan dengan Sertifikasi Dosen (Serdos), Penilaian Angka Kredit (PAK), dan Beban Kerja Dosen (BKD).
”Migrasi layanan PDD FORLAP Dikti ke PDD SISTer merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti Nomor 3/D.D2/D1.02/2019. Kebutuhan perpindahan data dosen ini untuk mempermudah, mempercepat, dan menyinergikan Serdos dan PAK,” tutur Kasubdit Kompetensi Sumber Daya Manusia, Hendro Wicaksono pada Sosialisasi dan Workshop Instalasi dan Penggunaan Aplikasi SISTer di Hotel Harris Kuta, Bali, Selasa (19/2).
Data dosen menjadi penting lantaran di samping untuk pemetaan dan pertimbangan kebijakan bagi pemerintah, juga secara pribadi maupun institusi berfungsi untuk pengurusan berbagai kepentingan, diantaranya keperluan studi, sertifikasi, akreditasi, pemeringkatan, penelitian, jabatan fungsional, beban kerja dosen (BKD), dan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Selama ini, layanan perubahan, misalnya registrasi pendidik, homebase dosen, perubahan data, riwayat pendidikan, kepangkatan, dan fungsional, serta klaim dosen dilakukan melalui FORLAP Dikti. Namun, dengan adanya SISTer, semua dapat terintegrasi melalui satu aplikasi, termasuk data yang tersimpan di FORLAP Dikti secara otomatis tersimpan dalam sistem.
SISTer juga menjadi solusi untuk mengurangi penggunaan aplikasi di lingkungan Ditjen Sumber Daya Iptek Dikti. Bagaimana tidak, sebelumnya layanan Serdos dan PAK memiliki aplikasi masing-masing. Namun dalam waktu dekat, layanan-layanan tersebut akan terintegrasi dengan SISTer. Oleh sebab itu, sebagai langkah awal dilakukan sosialisasi ke berbagai institusi pendidikan tinggi, baik perguruan tinggi di bawah naungan Kemenristekdikti maupun perguruan tinggi di bawah naungan kementerian atau lembaga lain.
”Perpindahan PDD Forlap Dikti ke PDD SISTer bertujuan untuk memudahkan. Kami ingin semua terintegrasi dalam satu aplikasi. Memang, kendala teknis kerap dialami, tetapi kami harap melalui kegiatan sosialisasi ini permasalahan-permasalahan yang dialami Bapak dan Ibu dapat terselesaikan,” imbuhnya seperti dilansir dari laman sumberdaya.ristekdikti.go.id.
Hingga saat ini, dari 3.276 perguruan tinggi di bawah Kemenristekdikti, sudah 56% yang meng-install SISTer. Sementara perguruan tinggi di bawah kementerian lain yang meng-install SISTer masih minim, yaitu baru 7% dari 1.156 perguruan tinggi. Secara keseluruhan, ada 1.910 atau 43% perguruan tinggi dari seluruh lembaga sudah meng-install SISTer.
Dalam waktu dekat, ditargetkan perguruan tinggi yang meng-install SISTer mencapai 60%. Pasalnya, mulai bulan Maret Serdos sudah berjalan. Oleh sebab itu, pada kegiatan sosialisasi, para operator dari setiap perguruan tinggi diarahkan untuk praktik langsung instalasi aplikasi SISTer sekaligus penggunaannya.
Sementara itu, forum ini juga menjadi ajang bagi para operator untuk menyapaikan berbagai kendala yang dialami selama mengelola data dosen. Beberapa di antaranya, yaitu terkait perpindahan homebase dosen, registrasi pendidik, dan kenaikan jabatan.
Sosialisasi dan Workshop Instalasi dan Penggunaan SISTer sendiri dilakukan secara bertahap. Pertama, bagi perguruan tinggi negeri (PTN) di lingkungan Kemenristekdikti, kedua bagi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti). Sosialisasi ini diselenggarakan di Kota Surabaya pada tanggal 14-15 Februari 2019. Sedangkan sosialisasi ketiga yang ditujukan bagi perguruan tinggi di kementerian lain dilaksanakan di Bali pada Selasa, (19/02/2019) kemarin.
Redaksi
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…