Informasi

Alasan Perlu Memperhatikan Sistematika Penulisan Karya Ilmiah


Penulisan karya ilmiah jenis apapun tentu perlu memperhatikan sistematika penulisan karya ilmiah yang baik dan benar sekaligus sesuai kaidah yang berlaku. Setiap kali hendak menyusun karya tulis ilmiah maka perlu menyesuaikan dengan sistematika tersebut. 

Baca juga : 5 Cara Untuk Meningkatkan Penilaian Akreditasi Kampus

Isi Sistematika Penulisan

Jadi, di dalam penyusunannya memang ada aturan wajib tentang bagian per bagian. Mulai dari bab pertama sampai bab terakhir sebagai penutup isinya sudah ditentukan. Adapun sistematika penulisan karya ilmiah secara umum ini mencakup poin-poin berikut: 

  • Judul.
  • Abstrak.
  • Pendahuluan.
  • Metode penelitian.
  • Pembahasan dari hasil penelitian.
  • Kesimpulan.
  • Daftar pustaka.

Sistematika di atas adalah hal penting dan sifatnya wajib untuk diikuti, sehingga penyusunannya tidak bisa asal sesuai selera. Perlu disesuaikan dengan aturan yang ada dan dari ketetapan ini bukan tanpa tujuan. 

Mengapa Perlu Memperhatikan Sistematika Penulisan Karya Ilmiah?

Jadi, penyusunan karya tulis ilmiah memang harus mengikuti panduan sistematika penulisan karya ilmiah yang berlaku. Alasan hal ini perlu dilakukan adalah: 

1. Menjadi Ciri Khas

Tujuan pertama dan yang paling sederhana mengapa ada sistematika khusus dalam penyusunan karya ilmiah adalah sebagai ciri khas atau pembeda. Adanya sistematika ini secara praktis akan langsung membedakan karya tulis ilmiah dengan non-ilmiah. 

Susunan yang dibuat sistematis memungkinkan seseorang untuk bisa dengan mudah mengetahui karya tulis tersebut sifatnya ilmiah. Bisa digunakan untuk kepentingan ilmiah pula, misalnya sumber penelitian maupun referensi penyusunan karya tulis seperti skripsi maupun tesis. 

2. Pembahasan Lebih Sistematis

Membahas hal-hal yang sifatnya ilmiah bisa dikatakan sebagai pembahasan yang berat. Ketika pembahasan di dalam bentuk tulisan tidak sistematis maka akan membuatnya sulit dipahami. 

Sehingga tujuan dari adanya aturan terkait sistematika penulisan karya ilmiah adalah untuk membuatnya urut atau runtut. Pembaca bisa mengetahui dulu alasan kenapa penelitian dilakukan, landasan teorinya apa saja, dan proses penelitian sampai hasilnya bagaimana. Tanpa perlu meloncat-loncat dan akhirnya isi karya tulis tidak tersampaikan. 

3. Penyampaian Secara Tersurat

Tujuan berikutnya adalah untuk menyampaikan pembahasan hasil penelitian secara tersurat. Sehingga pembaca bisa langsung mengetahui apa hasil penelitian yang dilakukan penulis secara langsung. 

Tidak mengajak pembaca berpikir dulu sebagaimana karya tulis non-ilmiah misalnya novel dan sejenisnya. Sehingga adanya sistematika penulisan karya ilmiah untuk memastikan hasil pembahasan dan penelitian disampaikan tersurat. 

4. Mudah untuk Dipahami

Sebagaimana yang sudah disebutkan sekilas sebelumnya, bahwa penyusunan karya tulis ilmiah dibuat sistematis adalah untuk membuat isi pembahasan mudah dipahami. Langsung dipahami pula oleh pembaca sehingga bisa dengan mudah dimanfaatkan atau diimplementasikan. 

5. Logis dan Bisa Dibuktikan

Apa yang dibahas di dalam karya tulis ilmiah adalah sesuai dengan hasil penelitian. Keberadaan aturan penulisan karya ilmiah bertujuan untuk membuatnya tetap demikian, yakni logis dan juga bisa dibuktikan. Bebas dari unsur mengarang indah dan asal menulis saja. 

6. Dorongan untuk Serius Menyusunnya

Aturan di dalam sistematika penulisan karya ilmiah juga memiliki tujuan menarik, yakni mendorong penulis untuk serius dalam menyusunnya. Sebab penulis perlu terlebih dahulu mencari tema, mencari referensi, melakukan penelitian, dan baru kemudian menyusun naskah karya ilmiah sebagai laporan penelitian. 

Sehingga hasil penelitian ini nyata dan bukan hanya dari bayangan maupun khayalan. Penulis benar-benar melakukannya, dan akan dibahas detail di bagian inti yakni isi pembahasan karya tulis ilmiah. 

Hal ini akan menjaga kualitas hasil karya tulis ilmiah tetap logis, dan mendorong penyusunnya untuk serius menyusunnya dari awal sampai akhir. Kualitasnya akan terjaga dan manfaatnya pun akan lebih maksimal dan nyata. 

Penulis : duniadosen.com/Pujiati
Editor : Wahyudha Wibisono

Admin Dunia Dosen

Admin Website Dunia Dosen Indonesia.

Recent Posts

8 Perbedaan Beasiswa BPI dan LPDP, Pilih Mana?

Pemerintah Indonesia diketahui menyelenggarakan sejumlah program beasiswa, diantaranya beasiswa LPDP dan BPI. Lalu, apa saja…

1 day ago

Pelanggaran Etika Publikasi Ilmiah, Bentuk & Dampaknya

Memahami dan mematuhi etika publikasi adalah hal penting untuk semua dosen dan peneliti di Indonesia…

1 day ago

Kisaran Gaji Dosen Honorer, Besaran dan Aturannya

Mencari informasi mengenai kisaran gaji dosen honorer di Indonesia tentu menarik untuk dilakukan. Mencari informasi…

1 day ago

7 Perbedaan Dosen PNS dan Non PNS di Indonesia

Dosen yang mengajar di perguruan tinggi di Indonesia memiliki status yang beragam, secara garis besar…

1 day ago

Jenis Jurnal dalam Kewajiban Publikasi Dosen dan Angka Kreditnya

Dalam dunia akademik, dosen juga memiliki kewajiban melakukan publikasi ilmiah secara berkala. Salah satunya publikasi…

4 weeks ago

Daftar Jurnal Terindeks Copernicus April 2024 [Update]

Mengecek apa saja daftar jurnal terindeks Copernicus tentu sangatlah penting, khususnya bagi dosen yang ingin…

4 weeks ago