Dosen tentu penting untuk memahami sintak project based learning (PjBL) untuk memaksimalkan pelaksanaannya di kegiatan perkuliahan. Kelancaran pelaksanaan PjBL tentu dimulai dari pemenuhan syarat tersebut.
Yakni dosen paham apa itu PjBL dan bagaimana menerapkannya. Apalagi metode pembelajaran ini tergolong baru di Indonesia, sehingga penerapannya tentu tidak selalu berjalan mulus.
Daftar Isi
ToggleApa Itu Project Based Learning?
Sebelum membahas mengenai sintak project based learning, maka dibahas dulu mengenai definisinya. Dimana memang ada banyak ahli yang mengungkapkan pendapatnya dalam mendefinisikan PjBL tersebut.
Menurut Fathurrohman (2016), project based learning adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dicapai peserta didik.
Sementara, Goodman dan Stivers (2010) menjelaskan PjBL sebagai pendekatan pengajaran yang dibangun di atas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang diberikan tantangan kepada peserta didik yang terkait dengan kebutuhan sehari-hari untuk dipecahkan secara berkelompok.
Secara sederhana, PjBL dan sintak project based learning itu sendiri menunjukan jika metode pembelajaran ini fokus memberikan masalah untuk diselesaikan mahasiswa. Tak hanya itu, mahasiswa diharapkan juga menghasilkan produk.
Sehingga berbeda dengan problem based learning yang fokus utamanya memberikan masalah untuk diselesaikan mahasiswa. Pada PjBL mencakup proses menyelesaikan masalah dengan menghasilkan suatu produk.
Project based learning ini sendiri diketahui baru bisa diterapkan atau dijalankan, jika kondisi di perkuliahan sudah memenuhi beberapa syarat. Yaitu:
- Dosen memiliki kemampuan melakukan analisis terhadap kompetensi yang dikuasai mahasiswa, sehingga bisa lebih tepat dalam menentukan proyek yang akan diberikan.
- Dosen memahami betul tingkat penguasaan mahasiswa terhadap suatu materi sehingga saat memberikan proyek dari materi tersebut bisa meningkatkan semangat mahasiswa menyelesaikannya.
- Pembelajaran berbasis proyek membutuhkan kesediaan dosen untuk selalu memberi motivasi kepada mahasiswa agar menyelesaikan proyeknya dengan baik dan secepatnya.
- Tersedia fasilitas dan sumber belajar yang cukup, apalagi PjBL identik dengan kegiatan praktek tanpa fasilitas memadai metode ini bisa gagal di tengah jalan.
- Dosen perlu memastikan kesesuaian proyek mahasiswa selesai tepat waktu agar sesuai dengan kalender akademik. Sehingga dosen perlu memberi motivasi dan memastikan proyek tersebut dikuasai mahasiswa dengan baik.
Apa Itu Sintak?
Jika membahas mengenai suatu metode pembelajaran, maka akan dekat dengan pembahasan mengenai istilah sintak. Termasuk sintak project based learning. Jadi, sudahkah memahami apa artinya sintak disini?
Sintak di dalam metode pembelajaran memiliki definisi sebagai urutan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sesuai dengan strategi dan metode yang dipilih. Secara sederhana, istilah ini merupakan urutan atau langkah-langkah penerapan.
Metode pembelajaran tentu perlu diterapkan dengan baik dan benar agar tujuannya bisa dicapai. Bentuk pencapaian biasanya dalam bentuk pemahaman yang baik dari mahasiswa atau peserta didik. Dilanjut dengan pencapaian lain sesuai ketentuan.
Pencapaian ini bisa diraih jika metode pembelajaran tersebut diterapkan dengan benar. Maka dalam menyusun metode pembelajaran perlu dilengkapi dengan sintak agar pelaksanaannya memiliki prosedur yang jelas.
Sintak project based learning juga membantu para dosen untuk menerapkannya dengan baik ketika belum paham alurnya. Sebagai metode pembelajaran baru, tentu ada saja dosen yang belum memahaminya. Maka susunan sintak sangat penting untuk menjadi pegangan dosen.
Baca Juga :
Sintak atau Langkah-Langkah Project Based Learning
Kemdikbud dalam menetapkan pelaksanaan metode project based learning atau PjBL diketahui juga memberikan sintak dari metode pembelajaran tersebut. Sintak ini kemudian menjadi SOP dan digunakan sebagai dasar penerapan PjBL.
Lalu, apa saja sintak project based learning tersebut? Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa sintak yang bisa diterapkan para dosen:
1. Mempersiapkan Pertanyaan
Langkah atau sintak yang pertama dalam PjBL adalah mempersiapkan pertanyaan. Bagaimana menyiapkannya? Dosen diharapkan bisa memulainya dengan menjelaskan materi perkuliahan seperti metode pembelajaran konvensional.
Baru kemudian, dosen melakukan analisis tingkat pemahaman mahasiswa terhadap materi tersebut. Sehingga bisa mengetahui apakah proyek yang diberikan bisa mereka selesaikan atau tidak.
Jika analisis sudah dilakukan, maka tinggal membuat pertanyaan yang berujung pada proyek yang harus diselesaikan mahasiswa. Hasil proyek ini diharapkan berupa produk.
Misalnya, dosen Teknik Informatika menanyakan “Apakah bisa membuat program tata kelola keuangan dengan MySQL?”. Maka mahasiswa akan berusaha mencari tahu bisa tidaknya dan kemudian membuat program yang bisa mengelola keuangan.
2. Menyusun Rencana Proyek
Langkah atau sintak project based learning yang kedua adalah menyusun rencana proyek. Pada tahap ini dosen kemudian menyusun rencana proses proyek yang diberikan kepada mahasiswa bisa berjalan. Misalnya:
- Menentukan anggota kelompok mahasiswa.
- Menyebutkan aturan dalam proses pembuatan proyek.
- Bagaimana presentasinya dan kapan.
- Bagaimana penilaiannya.
- Dan seterusnya.
Menyusun rencana proyek di dalam PjBL sangat penting agar sejak awal dosen sudah bisa memastikan proyek selesai tepat waktu. Sehingga sesuai dengan kalender akademik dan tidak ada proyek yang tidak terselesaikan padahal semester sudah berganti.
3. Membuat Jadwal
Sintak ketiga dalam penerapan PjBL adalah membuat jadwal kegiatan proyek. Misalnya menentukan waktu dan durasi pengerjaan proyek yang diberikan kepada mahasiswa. Contohnya sebagai berikut:
- Menentukan timeline pengerjaan proyek oleh mahasiswa.
- Menentukan deadline proyek tersebut.
- Menentukan kapan presentasi dilakukan mahasiswa.
- Dan seterusnya sampai jadwal evaluasi maupun penilaian proyek.
4. Monitoring Pelaksanaan PjBL
Sintak project based learning selanjutnya adalah melakukan monitoring terhadap pelaksanaan PjBL. Dosen di dalam metode pembelajaran ini berperan sebagai fasilitator sekaligus sebagai pihak yang melakukan pengawasan.
Tujuan monitoring tentu saja untuk memastikan proyek berjalan dengan baik, kondisi perkuliahan kondusif, dan selesai tepat waktu. Jadi, monitoring sangat penting untuk memastikan mahasiswa melakukan progres terhadap proyek yang diberikan.
Apalagi, dalam penerapan PjBL sendiri memang salah satu tantangannya adalah mahasiswa yang kehilangan motivasi. Jika proyek tidak selesai maka akan melebihi kalender akademik yang tentu memunculkan masalah.
5. Menguji dan Memberikan Penilaian Proyek
Dalam sintak project based learning berikutnya adalah menguji dan memberikan penilaian proyek. Artinya, di tahap ini dosen perlu melakukan pengujian dan memberikan penilaian.
Prosesnya ketika dilakukan presentasi, sehingga dosen bisa tahu metode dalam mengerjakan proyeknya bagaimana. Kemudian hasil akhirnya apakah memang sesuai atau tidak. Sehingga bisa diberikan nilai secara garis besar.
6. Evaluasi Pembelajaran dengan PjBL
Tahap akhir di dalam sintak project based learning adalah evaluasi pembelajaran. Artinya, di tahap ini dosen bisa mengajak mahasiswa untuk berdiskusi mengenai proyek yang baru saja dikerjakan dan sudah dinilai.
Dosen bisa menanyakan ada tidaknya kesulitan dalam mengerjakan proyek tersebut. Kemudian bisa juga menerima kritik dan saran dari mahasiswa dalam memberikan proyek selanjutnya. Sehingga ada timbal balik dari penerapan PjBL.
Dengan sintak project based learning yang jelas maka akan memudahkan dosen di Indonesia untuk menerapkan metode pembelajaran tersebut. Jika penerapannya sudah benar dan mengikuti standar, maka hasil dan pencapaiannya pun sesuai tujuan awal.
Bingung menentukan metode pembelajaran selama kuliah? Berikut berbagai macam metode yang bisa Anda pertimbangkan.