Penerapan blended learning akan semakin mudah jika memahami dulu sintak blended learning atau metode pembelajaran campuran. Sintak atau tahapan di dalam penerapan blended learning menjadi dasar untuk menjalankan metode pembelajaran ini dengan baik dan benar.
Adapun sintak ini memang antara satu institusi pendidikan dengan yang lainnya akan berbeda-beda. Sebab, blended learning sendiri memiliki beberapa jenis dan bisa dipilih salah satunya. Namun, adakah sintak yang sifatnya umum sehingga tepat untuk diterapkan?
Saat membahas mengenai sintak blended learning maka akan diawali dengan pembahasan mengenai definisinya. Beberapa ahli memberikan pandangan mengenai definisi dari blended learning, berikut beberapa diantaranya:
Menurut Graham, blended learning adalah sebuah pembelajaran yang memadukan antara pembelajaran online dengan offline atau tradisional.
Sehingga, pada dasarnya diterapkan metode pembelajaran tradisional atau konvensional. Dimana pendidik akan menjadi pusat pembelajaran dan peserta didik akan menyimak, hanya saja diterapkan secara online sehingga lebih modern.
Ahli kedua adalah Mosa. Mosa berpendapat bahwa blended learning merupakan perpaduan antara dua unsur utama. Kedua unsur tersebut yaitu belajar di kelas dan bersifat online, atau pembelajaran dengan memanfaatkan jaringan internet berbasis website.
Terakhir adalah pendapat dar Dwiyogo. Menurut Dwiyogo, blended learning adalah pembelajaran yang sifatnya gabungan atau campuran. Metode ini hadir dengan mencampurkan.
Campuran antara pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran yang berbasis teknologi. Sehingga sangat cocok diterapkan di era sekarang dimana teknologi semakin maju dan diakses oleh masyarakat luas.
Dari definisi yang disampaikan para ahli tersebut maka bisa ditarik kesimpulan bahwa blended learning adalah metode pembelajaran campuran antara online dan offline dimana penerapannya dilakukan secara bergantian.
Misalnya dalam seminggu ada 6 hari masuk ke kampus untuk mengikuti perkuliahan. Maka blended learning bisa saja 3 hari diterapkan pembelajaran online dan sisanya offline. Blended learning memiliki jenis yang beragam sehingga bisa dipilih salah satunya oleh kampus.
Baca Juga : Blended Learning : 12 Jenis dan Cara Penerapannya
Kemudian untuk sintak blended learning sendiri, ternyata ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya. Sehingga, sintak atau tahapan penerapan yang bisa dipilih institusi pendidikan cukup beragam juga. Berikut penjelasannya:
Nokman (2018: 108)
Menurut Nokman, penerapan blended learning memiliki 8 (delapan) tahapan, yaitu prepare me, tell me, show me, check me, support me, coach me, dan connect me.
Artinya tahapan dimulai dari tahap persiapan pelaksanaan, kemudian memberikan bahan pembelajaran berisi materi, lalu dijelaskan oleh pendidik, melakukan pengecekan oleh pendidik, pendidik memberi dukungan, pendidik memberi bimbingan, dan diakhiri dengan adanya hubungan antara pendidik dan peserta didik.
Marlina (2020)
Sintak blended learning berikutnya dipaparkan oleh Marlina, dimana dijelaskan ada 3 tahapan, yaitu:
Dari pandangan dua ahli tersebut terkait sintak blended learning maka bisa ditarik kesimpulan. Adapun sintak model pembelajaran blended learning yaitu:
Tahap pertama adalah menentukan model sistem pembelajaran, apakah akan dilakukan online atau offline. Secara umum institusi pendidikan di Indonesia yang menentukannya sehingga diatur jadwalnya untuk diikuti pendidik dan peserta didik.
Tahap kedua adalah pendidik yang akan mengirimkan bahan pembelajaran, misalnya mengirimkan modul dalam format PDF. Bisa dibagikan melalui WhatsApp, email, atau sesuai kebijakan institusi pendidikan. Setelahnya harus dipelajari dulu sebelum pembelajaran dimulai.
Tahap yang ketiga adalah mengawali pembelajaran menggunakan aplikasi online (jika dibuka dengan kelas online dulu). Kemudian dilakukan absensi sebagaimana biasanya. Begitu juga jika pertemuan pertama dilakukan offline.
Tahap berikutnya dalam sintak blended learning adalah proses penyampaian materi. Dalam proses ini akan ada interaksi antara pendidik dan peserta didik. Sehingga ada kesempatan bagi peserta didik bertanya dan dijelaskan oleh pendidik.
Tahap berikutnya adalah penarikan kesimpulan hasil pembelajaran yang dilakukan peserta didik. Jadi, selama pembelajaran berlangsung penting untuk aktif mencatat dan memiliki ringkasan penjelasan materi dari pendidik.
Terakhir adalah tahap dimana pendidik akan melakukan evaluasi hasil pembelajaran. Misalnya dengan memberi tugas harian baik individu maupun kelompok kemudian diperiksa hasilnya oleh pendidik.
Baca Juga :
Mengenal Sintak Project Based Learning dalam Pembelajaran
6 Sintak Model Problem Based Learning
Meskipun menjadi solusi dari kegiatan pembelajaran di era sekarang, sehingga memberi fleksibilitas dan melibatkan teknologi. Akan tetapi sintak blended learning diketahui berhadapan dengan sejumlah tantangan, seperti:
Tantangan blended learning yang pertama adalah bergantung pada teknologi. Hal ini menjadi tantangan karena teknologi tidak selalu dipahami pengguna dan tidak selalu mendukung, karena bisa eror kapan saja.
Saat pembelajaran daring atau online diterapkan maka akan membutuhkan dukungan perangkat. Bagaimana jika mendadak rusak, error, tidak bisa terhubung ke internet, dan lain-lain? Maka pembelajaran tidak bisa diikuti atau dilaksanakan.
Tantangan kedua adalah masih dibutuhkannya penguasaan teknologi, dimana belum semua pendidik maupun peserta didik memilikinya. Kenapa? Aktualnya tidak semua pendidik, baik guru maupun dosen melek gadget dan aplikasi edukasi.
Begitu juga dengan peserta didik, ditambah dengan adanya pemahaman minim mengenai sumber pembelajaran, jenis materi, pembuatan materi berbasis digital, dan sebagainya. Hal-hal ini tentu menjadikan blended learning tidak selalu mudah untuk diterapkan.
Penerapan blended learning harus diakui masih berhadapan dengan distraksi yang cukup tinggi. Terutama saat pembelajaran online. Ketika di rumah tentu sulit untuk menghilangkan distraksi.
Apalagi suasana lebih santai dan nyaman karena di rumah sendiri. Selain itu, ketika beralih dari pembelajaran online ke offline dalam satu minggu sesuai jadwal. Tidak sedikit yang kesulitan untuk beradaptasi dengan perubahan suasana dan aspek lainnya.
Tantangan lainnya adalah perkara mindset. Jadi, mayoritas masyarakat di Indonesia masih punya mindset pembelajaran tradisional adalah yang terbaik. Misalnya lebih suka metode ceramah, merasa lebih efektif bertemu langsung dengan guru.
Mindset ini yang membuat blended learning sulit untuk berkembang dan sukses mencapai tujuan pembelajaran. Maka perubahan mindset sangat penting dan dilakukan massal. Misalnya dengan melakukan sosialisasi yang dilakukan secara kontinu.
Tantangan yang muncul dari penerapan sintak blended learning memang menjadi perhatian banyak pihak. Penerapannya masih susah untuk wilayah pedalaman yang tentu perlu solusi yang tepat agar kegiatan pembelajaran modern ini bisa diakses seluruh masyarakat Indonesia.
Bingung menentukan metode pembelajaran yang tepat? Berikut daftar artikel yang akan Membantu memahami metode pembelajaran yang ada.
Problem Based Learning : Pengertian, Karakteristik, Manfaat, Contoh
Project Based Learning : Definisi, Tujuan, Karakteristik, dan Contoh
Dalam Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 dijelaskan mengenai karakter dosen untuk pengembangan indikator kinerja dosen.…
Bagi mahasiswa dan dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut pascasarjana gratis di Qatar, Anda…
Bagi siapa saja yang ingin studi S2 maupun S3 di luar negeri, silakan mempertimbangkan program…
Kabar gembira bagi para dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut jenjang S3 di luar…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 Tentang Standar Minimum Indikator Kinerja Dosen dan Kriteria Publikasi Ilmiah…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 menjelaskan dan mengatur perihal standar minimum pelaksanaan hibah penelitian dalam…