Dosen di Indonesia tercatat ada lebih dari 300 ribu orang yang tersebar di seluruh PTN dan PTS di tanah air. Masing-masing tentu memiliki perjalanan karirnya sendiri dan alasan tersendiri dalam memilih karir sebagai dosen.
Beberapa dosen bahkan berkecimpung di dunia non akademik lalu baru terjun ke dunia akademik sebagai tenaga pendidik. Hal serupa dialami oleh seorang Jurnalis Istana yang kemudian beralih profesi menjadi dosen di salah satu perguruan tinggi inovatif di tanah air.
Yakni, Bapak Silvanus Alvin yang sempat menjadi Jurnalis Istana dan kemudian mendapatkan kesempatan untuk mengambil studi S2. Setelah lulus, beliau kemudian menjadi dosen di tanah air. Seperti apa perjalanan karirnya? Berikut rangkumannya.
Silvanus Alvin Menyukai Dunia Komunikasi
Bapak Silvanus Alvin yang lebih akrab disapa Pak Alvin saat ini tercatat sebagai dosen tetap di UMN (Universitas Multimedia Nusantara) yang menjadi bagian dari Kompas Gramedia Group.
Perjalanan karir Pak Alvin sebagai dosen dimulai di tahun 2018 setelah berhasil menyelesaikan studi S2 di prodi Komunikasi di Universitas Leicester (University of Leicester) di Inggris.
Menariknya, sebelum menempuh pascasarjana di Inggris Pak Alvin menekuni profesi sebagai Jurnalis Istana. Semasa kuliah S1 Komunikasi di UMN, beliau memang tertarik untuk menjadi seorang jurnalis.
Impiannya sederhana, yakni memiliki kesempatan untuk meliput berbagai pertandingan sepak bola dan basket di sejumlah negara di dunia. Siapa sangka selama kuliah banyak dosen yang kemudian memperkenalkannya ke dunia Komunikasi Politik.
Semakin kenal, beliau tertarik ke Komunikasi Politik dan sempat menjadi Jurnalis Istana. Peran beliau di masa tersebut adalah menjadi seorang PR (Public Relation) untuk Istana Negara.
Suatu ketika, beliau mendapatkan tawaran dari Bapak Jusuf Kalla yang pada masa tersebut menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia. Ditawarkan kepada Pak Alvin untuk mengambil studi S2 lewat program beasiswa LPDP. Bahkan diberi fasilitas mendapatkan surat rekomendasi yang ditandatangani langsung oleh Pak JK.
Hal ini yang kemudian mengantarkan Pak Alvin untuk mengambil S2 di Ilmu Komunikasi dan selanjutnya pulang ke tanah air untuk mengabdi kepada negara sebagai dosen. Sebagaimana pesan dan amanat yang disampaikan oleh Pak JK.
Tahun 2018, Pak Alvin kemudian berkesempatan menjadi dosen di UBM (Universitas Bunda Mulia) yang berbasis di Serpong, DKI Jakarta. Setelah mendapatkan NIDN kemudian ada kebutuhan untuk pindah homebase. Sehingga sempat berkarir di Untar (Universitas Tarumanagara).
Selama di Untar, Pak Alvin tidak menjadi dosen melainkan menjadi PR bagi universitas tersebut. Sehingga fokus pada kegiatan marketing yang memang masih berhubungan dengan bidang studi yang ditekuni beliau sejak S1 dulu.
Baru kemudian ada panggilan dari alumni di UMN untuk masuk menjadi tenaga pengajar disana. Sejak saat itulah Pak Alvin menjadi dosen di UMN sampai sekarang dan saat ini sedang berusaha untuk meraih jabatan akademik pertamanya sebagai Asisten Ahli.
Baca Juga:
Bapak Sattar: Menjadi Dosen Harus Mengikuti Perkembangan dan Perubahan
Perjalanan Karir Dr. Muhammad Natsir dalam Menekuni Profesi Dosen
Prof Retno: Memahami Pentingnya Mencapai Gelar Profesor bagi Dosen
Titik Taufikurrohmah, Dosen Kimia Unesa yang Kembangkan Nanogold
Silvanus Alvin Senang Bisa Menjadi Dosen Milenial
Menjadi dosen memang bukan impian awal dari Pak Alvin, sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya beliau awalnya tertarik di dunia jurnalis. Namun perlahan ada pintu yang mengantarkan beliau untuk menjalani takdir sebagai dosen.
Setelah menjadi dosen di UBM dan kemudian terpanggil kembali menjadi dosen setelah beberapa tahun vakum selama di Unpar. Pak Alvin kembali aktif mengajar, dan beliau mengaku merasa senang.
Selama menjadi dosen ada banyak pengalaman berharga yang didapatkan beliau. Salah satunya adalah bisa terus berkomunikasi dan menjalin kedekatan dengan mahasiswa milenial yang jauh lebih kritis dan lebih melek terhadap teknologi.
Sebagai dosen yang mengambil bidang keilmuan di dunia komunikasi, beliau mengaku memiliki PR besar di era digital seperti sekarang. Sebab perlu memberikan pemahaman mengenai proses akses informasi dari internet yang super mudah dan tidak sedikit yang merupakan berita rekayasa atau hoaks.
Pak Alvin juga mengaku selalu dibuat terkejut dengan banyaknya tipikal karakter mahasiswa. Beberapa menurut beliau cenderung sangat aktif dan kritis, beberapa lagi justru sebaliknya. Mereka lebih suka berpikir praktis “yang penting lulus”.
Hal ini tentu memberi warna yang sangat menarik dalam perjalanannya sebagai dosen. Ditambah lagi dengan misi dan visi dari UMN yang memiliki filosofi ICT Based. Sehingga ingin menjadi perguruan tinggi unggulan untuk Information and Communication Technology (Teknologi Informasi Komunikasi).
Saat ini Pak Alvin ikut andil dalam mendukung pembuatan aplikasi pembelajaran daring (online learning) oleh UMN. Lewat aplikasi ini, semua dosen dan mahasiswa bisa berinteraksi secara langsung.
Sehingga tidak lagi menggunakan platform konferensi video seperti Zoom dan dihubungkan dengan WhatsApp untuk kebutuhan komunikasi. Semua dilakukan di satu aplikasi yang saat ini masih dalam proses penyempurnaan sebelum resmi dirilis dan digunakan.
Baca Juga:
Dr. Ira Maisarah: Dosen di Era Milenial Harus Optimalkan Kegiatan Menulis
Ulasan Lengkap 5 Dosen Generasi Pertama di Prodi Statistika UII
Dr. Ir. Sri Nuryani: Dosen Harus Komit dan Punya Integritas dalam Melaksanakan Tri Dharma
Prof. Andi Iqbal: Dosen Itu Harus Siap Berkontribusi dan Bertanggungjawab untuk Kemajuan Bangsa
Silvanus Alvin Fokus Mempersiapkan Jenjang Jabatan Akademik (JJA)
Pak Alvin bisa dikatakan mulai kembali meniti karir sebagai dosen di UMN setelah sebelumnya sempat vakum sebagai tenaga pendidik. Sebelumnya, di UBM Pak Alvin berhasil mendapatkan NIDN dan belum sempat mengajukan JJA (Jenjang Jabatan Akademik).
Sehingga di UMN kemudian mencoba mempersiapkan lagi semua persyaratan untuk mengajukan diri sebagai Asisten Ahli. Dimulai dari melakukan minimal 1 penelitian dan 1 kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
Beliau juga bersyukur bahwa semua dosen di UMN mendapatkan dukungan penuh dari kampus untuk mengajukan kenaikan jabatan akademik. Sebab sudah dibangun sejumlah divisi yang membantu dosen untuk fokus mengurus pengajuan sebagai Asisten Ahli.
Aktif Menulis dan Melakukan Publikasi
Menulis menjadi satu diantara sekian tugas wajib yang perlu dijalankan oleh dosen. Menulis sendiri bagi Pak Alvin bukanlah hal yang susah. Sebab sebelum menjadi dosen beliau memang sudah terbiasa akrab dengan kegiatan menulis ketika menjadi Jurnalis Istana.
Meskipun begitu, dosen berhadapan dengan banyak kesibukan dan ada banyak hal perlu dipikirkan. Pak Alvin yang tidak merasa ada beban dalam menulis dan melakukan publikasi kemudian menyampaikan tips agar dosen lain juga bisa aktif menulis.
Salah satunya adalah mencari dan memilih topik yang memang disukai. Sebab jika tidak menyukai topik yang diangkat dalam tulisan maka akan muncul kendala saat mengembangkannya. Tidak ada keinginan untuk mendalami topik tersebut.
Alhasil tulisan menjadi susah untuk diselesaikan dan terbengkalai di tengah jalan. Oleh sebab itu, agar bisa produktif menulis dan melakukan publikasi penting untuk memilih topik yang tepat. Yakni topik yang disukai dan tentunya yang dikuasai.
Kemudian, penting juga untuk memilih lingkungan yang tepat. Sebab lingkungan yang produktif akan menciptakan support system yang mendukung proses menulis. Oleh sebab itu, penting untuk memilih lingkungan yang tepat misalnya dengan dekat dengan dosen-dosen yang juga terbilang aktif menulis.
Tips selanjutnya adalah sudah menyiapkan peta topik tulisan. Pak Alvin sendiri dalam menulis buku tentang Komunikasi Politik sudah menyiapkan peta sejak tahun 2019. Kemudian mendapatkan dukungan penuh dari UMN untuk menulis dan melakukan publikasi.
Kedepannya, Pak Alvin tentu ingin lebih produktif menulis dan aktif melakukan publikasi. Baik dalam bentuk jurnal, prosiding, buku ber-ISBN, dan lain sebagainya. Sebagai dosen muda dan dosen milenial, perjalanan beliau di dunia akademik memang masih sangat panjang.
Artikel Terkait:
Pandemi, Kedua Dosen UIGM ini Gagas iFarmplg Bantu Penjual di Pasar Tradisional
I Wayan Sudirana, Dosen ISI Denpasar yang Mendedikasikan Hidupnya untuk Musik
D3 Keperawatan UNEJ Gandeng Penerbit Deepublish Gelar Workshop Penulisan Buku Ajar