Bandung – Prof. Dr. Rina Indiastuti S.E., M.SIE., menjadi rektor perempuan pertama dalam sejarah Universitas Padjadjaran. Rina dipilih sebagai Rektor Unpad periode 2019-2024 secara aklamasi pada sidang pleno Majelis Wali Amanat (MWA) di kampus Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Minggu (6/10/2019).
Kesepakatan ini diambil berdasarkan proses seleksi panjang mulai dari secara daring, senat akademik, masukan PPATK, perilaku di medsos, penilaian BNPT, assesment center oleh Telkom. Hingga proses diskusi sampai waktu penetapan tiba.
”MWA memilih, memutuskan dan menetapkan secara aklamasi, yang menjadi rektor Unpad periode 2019-2024 yaitu profesor Rina Indiastuti. Kita bisa secara aklamasi memilih rektor, di tempat lain harus voting,” kata Ketua MWA Unpad Rudiantara kepada awak media di kampus Unpad, Jalan Dipatiukur, Kota Bandung, Minggu (6/10/2019).
Ia menuturkan proses penetapan rektor baru ini berlangsung kekeluargaan yang dihadiri enam calon. Dalam kesempatan itu, seluruh calon berkomitmen saling mendukung siapapun yang terpilih. Artinya, rektor baru juga bisa memanfaatkan program-program yang bagus dari calon lainnya. “Mereka berenam merupakan putra putri terbaik. Tapi kita memilih siapa yang paling bisa melengkapai,” jelas Menteri Komunikasi dan Informatika ini.
Rudiantara melanjutkan, MWA akan membantu rektor terpilih untuk menyusun segera program strategis. Pihaknya berjanji akan mengawal pemimpin baru tersebut. “Tentunya yang kami titipkan buat program strategis dan quick win, sampai akhir tahun MWA akan bantu,” ujarnya.
Prof. Rina sebagai rektor perempuan pertama Unpad mengatakan, membuka peluang bagi calon-calon lainnya untuk masuk kabinetnya di periode kali ini. Untuk kabinet, Rina akan mencari orang bertalenta dari posisi masing-masing. Menurutnya, kelima calon lainnya masuk dalam talenta yang dibutuhkan. “Bukan tidak mungkin (lima) calon lainnya masuk talenta dibutuhkan,” kata Rina.
Diketahui, Prof. Rina adalah perempuan kelahiran Kediri, 11 Januari 1961. Sebelumnya ia dipercaya sebagai Plt Rektor perempuan pertama Unpad menggantikan Prof. Dr. Med. Tri Hanggono Achmad, dr., M.Si yang purna tugas pada 15 April 2019. Rina sebelumnya bertugas menjadi Sekretaris Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
Prof. Rina menyelesaikan studi Sarjana pada Departemen Ekonomi dan Studi Pembangunan Unpad tahun 1984. Setelah itu, ia mengambil studi Magister Manajemen Industri di Institut Teknologi Bandung dan lulus tahun 1989.
Ia pun menyelesaikan studi Doktornya di Osaka University, Jepang dan lulus tahun 1999. Selain itu, Prof. Rina menempuh pendidikan nonformal pada Balance Scorecard for Public Sector Using 3rd Generation, IBN International in association with 2GC Active Management, tahun 2013.
Di bidang kepakaran, Prof. Rina banyak menghasilkan karya ilmiah dan dipublikasikan pada jurnal ilmiah nasional maupun internasional serta menghasilkan beberapa buku. Selain itu, ia juga aktif menjadi pembicara pada seminar nasional dan internasional.
Sejak tahun 2011 mewakili pakar dari Unpad di tingkat nasional terlibat dalam penyusunan kebijakan industri nasional dan rencana pembangunan industri nasional hingga 2035. Sejak tahun 2013 tercatat sebagai reviewer proposal riset LPDP. Prof. Rina pun aktif di Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia dan bekerja volunteer sebagai Pengurus Yayasan Pendidikan Taruna Bakti.
Harapan Ridwan Kamil untuk Rektor Baru Unpad
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang juga mewakili suara masyarakat Jabar berharap, Rektor baru Unpad bisa membantu menyelesaikan masalah-masalah Jabar.
“Sejarahnya Unpad didirikan untuk mengembangkan human capital masyarakat Jabar. Kami minta di periode berikut, problem-problem kami mohon di-support,” kata Emil usai mengikuti Sidang Pleno MWA Unpad pemilihan Rektor Unpad periode 2019-2024, (6/10/2019), dikutip pikiran-rakyat.com.
Pihaknya juga mengusulkan agar Unpad mendirikan Pusat Studi Jabar. Lembaga ini bisa menjadi riset yang bisa menjadi solusi persoalan Jabar. Pihaknya juga bertanggung jawab untuk bisa mengalokasikan resources-nya.
“Kami berharap agar warga Jabar yang termarjinalkan tetapi kompeten, bisa merasakan mengenyam pendidikan di Unpad,” imbuhnya.
Redaksi
Publikasi terhadap hasil penelitian menjadi kebutuhan dan kewajiban para peneliti maupun akademisi. Namun, dalam mengurus…
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikbudristek) diketahui menerbitkan surat edaran baru, yaitu SE Nomor…
Pengumuman hasil klasterisasi perguruan tinggi di tahun 2025 resmi diterbitkan. Daftar perguruan tinggi di masing-masing…
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…