Informasi

Selamat, Prof. Reini Wirahadikusumah Sebagai Rektor Perempuan Pertama ITB

Jakarta – Majelis Wali Amanat (MWA) Institut Teknologi Bandung (ITB) menetapkan Prof. Ir. N.R. Reini D. Wirahadikusumah MSCE, Ph.D., sebagai Rektor ITB Periode 2020-2025. Terpilihnya Prof. Reini sebagai rektor merupakan sebagai rektor perempuan pertama ITB.

Dilansir dari itb.ac.id penetapan Prof. Reini sebagai rektor berdasarkan hasil Sidang Pemilihan dan Penetapan yang dilakukan MWA ITB di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI di Jakarta, Jumat (8/11/2019). Pada sidang tersebut juga dihadiri oleh Mendikbud Nadiem Anwar Makarim.

Ketua MWA ITB Yani Panigoro mengatakan, terpilihnya Prof. Reini sebagai rektor menjadikan sejarah tersendiri bagi ITB karena merupakan sebagai rektor perempuan pertama ITB. ”Sidang berjalan dengan lancar dan semua sepakat yang terpilih adalah Prof. Reini Wirahadikusumah,” ujar Yani Panigoro saat memberikan keterangan pers di Jakarta.

Turut hadir pada konferensi pers tersebut yaitu Prof. Jaka Sembiring, dan Prof. Kadarsah Suryadi, sebagai Calon Rektor ITB Periode 2020-2025. Sementara itu, Yani Panigoro mengatakan, kedepannya rektor terpilih akan berkolaborasi dari sisi gagasan-gagasan yang diberikan oleh Calon Rektor ITB untuk kemajuan ITB dan Indonesia.

Yani berharap, semoga dengan terpilihnya Prof. Reini sebagai Rektor ITB untuk lima tahun ke depan, akan membawa perubahan lebih baik bagi ITB yang akan ulang tahun ke-100 tahun. Sehingga itu menjadi tahun yang membuat ITB menjadi lebih baik lagi dan Indonesia menjadi lebih hebat.

”Ketiga calon sudah melalui berbagai proses baik dari panel ahli, debat publik, komunikasi secara terbuka dengan sivitas akademika ITB, dan paparan di Sidang Tertutup di MWA ITB. Semuanya sudah tahu bagaimana gagasan-gagasan dari Calon Rektor. Khususnya dengan Mendikbud, para calon juga sudah melakukan wawancara khusus,” ujarnya.

Pesan Mendikbud

Sementara itu, Yani menyampaikan pesan dari Mendikbud bahwa ITB kedepan harus menyesuaikan dengan perubahan yang akan terjadi. Kepada rektor terpilih, juga harus berkolaborasi supaya ITB ini menjadi lebih baik. Selain itu, ia mengatakan Rektor ITB juga harus berani mengambil keputusan, berani mengambil langkah-langkah yang tegas, dan bisa beradaptasi dengan cepat.

Budaya Inovasi

Rektor terpilih untuk Periode 2020-2025, Prof. Reini menyampaikan terima kasih kepada semua pihak atas kepercayaan yang telah diberikan. Saat ditanya oleh awak media terkait inovasi yang akan dilakukan dalam menghadapi perubahan, ia mengatakan, bahwa selama ini di kepemimpinan rektor-rektor sebelumnya budaya inovasi telah berkembang di ITB. Menurutnya, sebuah perguruan tinggi sangat penting memiliki budaya inovasi agar terus relevan dengan perkembangan zaman.

”SDM di ITB banyak dan kami siap untuk melakukan inovasi-inovasi karena budaya inovasi sudah ada di ITB,” ujarnya.

Ketua MWA ITB Yani Panigoro bersama tiga Calon Rektor ITB Periode 2020-2025. (Foto: Adi Permana/Humas ITB)

Tentang Sosok Reini

Terpilihnya Reini Wirahadikusuma rupanya mematahkan tradisi yang berlangsung selama 60 tahun belakangan. Bagaimana tidak, Reini merupakan rektor perempuan pertama ITB sejak perguruan tinggi itu berdiri pada tahun 1959 silam. Selain itu, ia juga merupakan rektor perempuan pertama selama 99 tahun terakhir atau sejak ITB masih menyandang nama Technische Hoogeschool te Bandoeng pada tahun 1920.

Dalam penuturannya di YouTube Institut Teknologi Bandung pada (2/10/2019) lalu, Reini Wirahadikusuma mengungkap dirinya berkiprah di ITB selama 25 tahun. Usut punya usut, masa pengabdiannya ini turut menjadi motivasi bagi dirinya untuk mengikuti pemilihan rektor di kampus yang terletak di Bandung, Jawa Barat tersebut.

Tak heran, ia bercita-cita untuk menjadikan ITB sebagai tempat yang nyaman bagi semua, khususnya kaum muda yang menempuh pendidikan di sana. “(Motivasi menjadi rektor) sebagai ungkapan rasa syukur bisa berkiprah di ITB selama 25 tahun lebih.”

“ITB is happy place buat saya sehingga saya ingin memberi kembali kepada ITB dan membuat ITB sebagai tempat yang nyaman bagi mahasiswa dan kawan-kawan dosen serta stake holder lainnya,” ungkapnya di YouTube Institut Teknologi Bandung.

Reini yang memiliki latar pendidikan yang tak dapat dipandang sebelah mata lantaran merupakan lulusan universitas di Amerika. Di balik penampilannya yang sederhana dengan rambut pendek serta kacamata, Reini Wirahadikusuma memiliki latar pendidikan yang mengundang decak kagum.

Diketahui, Reini Wirahadikusuma menamatkan pendidikan sarjananya di ITB. Ia lantas melanjutkan pendidikan master dan doktoralnya di Negeri Paman Sam, tepatnya di Purdue University yang berlokasi di West Lafayette, Indiana, Amerika Serikat.

Reini Wirahadikusuma saat ini menjabat sebagai Guru Besar di Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB. Namun, di luar kampus, ia tetap memberikan sumbangsih besar bagi masyarakat dengan terlibat banyak proyek berskala internasional. Dikutip dari itb.ac.id, Reini sempat tergabung dalam proyek ENHANCE atau Enabling Humanitarian Attributes for nurturing Community-based Engineering.

Proyek ini merupakan kerja sama antara ITB dan Univeritas Warwick untuk meneliti bidang rekayasa kemanusiaan dan berlangsung selama tiga tahun dimulai dari tahun 2018.

Reini Wirahadikusuma memang menjabat posisi tertinggi di ITB, namun ia ternyata memiliki hobi kekinian layak kaum milenial. Usut punya usut, Reini gemar mendengarkan musik dan menonton film di sela-sela kesibukannya sehari-hari.

”Saya sangat menghargai me time. Me time sangat dibutuhkan. Biasanya saya mengisinya dengan mendengarkan musik. Saya punya Spotify di HP saya. Di mana-mana saya pasang.”

“Dan juga kalau ada waktu lebih lagi adalah menonton Netflix. Kedua hal itu sangat membantu melepas stres sehingga keesokan harinya saya dapat bekerja dengan segar dan lebih produktif lagi,” tandasnya.

Sebagai informasi, Prof. N. R. Reini D Wirahadikusumah adalah seorang Guru Besar pada Kelompok Keahlian Manajemen dan Rekayasa Konstruksi, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) ITB.

MWA telah melaksanakan proses Pemilihan Rektor ITB sejak Agustus 2019. Pada proses tersebut, terdapat 34 pendaftar, 5 dari luar kampus, dan 29 dari dalam kampus ITB. Selanjutnya ialah ditetapkan menjadi 30 nomine oleh tim panel ahli, kemudian dipilih menjadi 10 Bakal Calon Rektor. Lalu, melalui Sidang di Senat Akademik ITB ditetapkan menjadi 3 Calon Rektor ITB.

Redaksi

Recent Posts

Cara Mengecek Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi, Pahami Sebelum Publikasi

Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…

7 hours ago

Kontrak Perkuliahan di Kelas: Urgensi, Fungsi dan Isi

Pada saat memulai kegiatan perkuliahan, mahasiswa biasanya menerima dokumen bertajuk kontrak perkuliahan. Dokumen ini disusun…

8 hours ago

Pencangkokan Dosen untuk Memenuhi Indikator Kinerja

Secara garis besar, kegiatan akademik dosen yang bersifat wajib ada tiga dan mengacu pada tri…

8 hours ago

19 AI untuk Membuat Pertanyaan yang Bisa Diandalkan

Mempertimbangkan penggunaan AI untuk membuat pertanyaan tentu menarik untuk dilakukan. Sebab, pada saat membuat pertanyaan…

14 hours ago

Isian Data Publikasi untuk Kenaikan Jabatan Fungsional

Memahami apa saja isian data publikasi untuk kenaikan jabatan fungsional di SISTER tentu penting karena…

15 hours ago

Cara Dosen Menjadi Narasumber untuk Penuhi Indikator Kinerja

Sesuai dengan Kepmendikbud Nomor 500 Tahun 2024, salah satu indikator kinerja dosen adalah dosen menjadi…

15 hours ago