Sattar, S.E., M.Si. Dosen memang dikenal sebagai profesi dengan seribu satu tuntutan, salah satunya adalah tuntutan untuk terus mengikuti perkembangan zaman dan perubahan. Hal ini tentu menjadi tantangan besar, karena sebagai penyampai ilmu pengetahuan dosen harus melek pada perubahan di sekitarnya.
Setiap dosen tentu memiliki kiat-kiat tersendiri agar bisa mengikuti perkembangan dan perubahan tersebut. Bapak Sattar, S.E., M.Si. menjelaskan bahwa tantangan yang dihadapi dosen saat ini adalah mengikuti perkembangan teknologi di era digitalisasi. Apa saja kiat-kiat beliau dalam menghadapi tantangan tersebut?
Daftar Isi
ToggleBerkenalan dengan Sosok Bapak Sattar, S.E., M.Si.
Bapak Sattar adalah salah satu dosen di Indonesia yang saat ini mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI) Samarinda. Beliau juga mengajar beberapa mata kuliah di STIMI Samarinda. Dimulai dari Perekonomian Indonesia, Ekonomi Koperasi, Pengantar Bisnis, dan juga Ekonomi Internasional.
Mata kuliah yang diampu beliau sesuai dengan bidang keilmuan yang diambil, yakni Manajemen dan juga Ilmu Ekonomi. Ketika ditanya kapan pertama kali mengajar sebagai dosen, Bapak Sattar menjelaskan menjadi dosen sejak 5 Januari 2012 hingga sekarang.
Baca Juga: Dr. Ira Maisarah: Dosen di Era Milenial Harus Optimalkan Kegiatan Menulis
Proses penerimaan beliau sebagai dosen dimulai ketika mengirimkan surat lamaran dosen kepada Ketua STIMI Samarinda. Selang satu minggu, beliau kemudian dipanggil oleh pihak STIMI Samarinda untuk mengikuti rapat pembagian mata kuliah.
Sehingga sejak rapat tersebut sampai sekarang, Bapak Sattar resmi mengampu beberapa mata kuliah seperti yang disebutkan di awal. Pada awalnya beliau mengaku mencalonkan diri sebagai dosen di STIMI Samarinda karena terinspirasi dari dosen-dosennya semasa masih kuliah dulu.
Hal yang Menentukan Keputusan Sattar, S.E., M.Si Menjadi Dosen
Menjadi dosen diakui oleh Bapak Sattar bukan cita-cita dan impian beliau. Hal ini mengalir begitu saja, dan beliau mengaku pada masa kuliah dulu memang menyukai aktivitas dosen di depan kelas.
Di mata beliau, saat dosen berdiri di depan kelas maka memberikan pemandangan yang menarik dan inspiratif. Apalagi ketika dosen tersebut mencoba mengotak-atik papan whiteboard, sekaligus memberikan ilmu pengetahuan dan berbagi pengalaman kepada para mahasiswa.
Hal tersebut tentu membuat dosen bisa bercerita banyak hal mengenai perjalanan hidupnya. Hal ini kemudian menguatkan tekad Bapak Sattar untuk menekuni profesi dosen. Diputuskannya utuk menulis surat lamaran dosen dan dikirimkanke STIMI Samarinda.
Beliau juga mengaku menjadi satu-satunya pendidik di keluarga besarnya, yang tentu memberikan warna dan cerita yang berbeda. Semakin kesini, keputusan untuk menyusun dan mengirimkan surat lamaran dosen dirasa menjadi pilihan paling tepat.
Apalagi dosen sendiri adalah profesi yang dinamis, selalu dihadapkan pada perkembangan dan perubahan. Setiap dosen kemudian memiliki tuntutan untuk mengikuti perkembangan tersebut.
Bapak Sattar pun mengakui berhadapan dengan tantangan satu ini, dan terus berupaya untuk meningkatkan kompetensi. Misalnya dengan terus produktif menulis yang diakui beliau hingga saat ini hasil tulisannya sendiri masih terbatas.
Beliau menjelaskan bahwa saat ini dirinya masih fokus dalam menambah pengalaman dan khazanah dalam meningkatkan kinerja dan kompetensi sebagai dosen. Selain itu, dosen yang memangku jabatan Asisten Ahli ini juga berusaha untuk bisa naik ke jabatan fungsional lebih tinggi.
Baca Juga: Rika Nugraha, Menjadi Dosen untuk Melestarikan Budaya Lokal Kuningan
Kesempatan Berbagi Pengalaman Menarik
Selama menekuni profesi dosen, Bapak Sattar mengaku tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan sesuai yang dikuasainya di beberapa mata kuliah yang diampu. Setiap kali mengisi kelas, beliau juga mengaku berbagi pengalaman hidup dengan para mahasiswa.
Menariknya, selama menjadi dosen sendiri juga diakui beliau memberikan banyak sekali pengalaman menarik. Salah satunya ketika berhadapan dengan mahasiswa yang melakukan konsultasi terkait penyusunan skripsi. Mahasiswa tersebut akan berusaha dengan baik untuk menyusun skripsi secara sempurna.
Setelah selesai menyusun skripsi, maka mereka akan menghadapi sidang. Selama menjadi dosen, Bapak Sattar sempat beberapa kali menjadi dosen penguji. Mahasiswa yang sedang menjalani sidang selalu terlihat piawai dalam menjawab pertanyaan. Tentunya harapan mereka adalah bisa mendapatkan nilai yang bagus dari tugas akhir.
Beliau juga menjelaskan bahwa setiap kali memberi bimbingan skripsi, ada kalanya berbenturan dengan jadwal kegiatan. Sehingga jadwal bimbingan harus dirubah, dan hal ini tentunya tidak hanya menjadi tantangan bagi mahasiswa semester akhir namun juga bagi dosen pembimbing.
Berbagai Target yang Ingin Dicapai
Ketika ditanya mengenai target yang ingin direalisasikan dalam waktu dekat, Bapak Sattar mengaku ingin menaikkan jabatan fungsional yang diampu. Saat ini beliau menduduki jabatan Asisten Ahli dan dalam proses untuk mengajukan diri menaikkan jabatan ke tingkat Lektor.
Selain itu, beliau juga terus mempersiapkan diri untuk mengikuti sertifikasi dosen secara berkala. Sebagai bagian dari upaya para dosen di Indonesia untuk mengikuti perkembangan aturan yang ada di sistem pendidikan Indonesia.
Target tentu penting untuk dimiliki yang nantinya menjadi motivasi. Motivasi ini pada akhirnya akan mendorong dosen untuk fokus menjalankan berbagai tugas dan tanggung jawabnya, seperti yang tercantum dalam Tri Dharma.
Baca Juga: Perjalanan Karir Dr. Muhammad Natsir dalam Menekuni Profesi Dosen
Perkembangan dan Perubahan di Lingkungan Dosen
Sejak menjadi dosen dari awal tahun 2012 lalu, Bapak Sattar tentu memiliki pengalaman yang cukup lumayan hingga saat ini. Selain mengajar tentunya juga menjalankan tugas di dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Diakuinya, menjadi dosen memang harus terus mengembangkan diri.
Yakni dengan mengembangkan kompetensi yang dimiliki agar bisa terus mengikuti perkembangan dan perubahan. Sebab di lingkungan dosen, perkembangan ini sifatnya sangat dinamis.
Bapak Sattar kemudian menjelaskan berbagai bentuk perubahan dan perkembangan yang sudah dihadapi selama mengajar. Pertama adalah perubahan dari penerbitan buku secara konvensional dengan dicetak ke media kertas.
Kemudian harus diubah menjadi dicetak secara digital, sebab kebanyakan mahasiswa dan masyarakat umum menyukai bacaan dalam format digital. Dosen pun kemudian dituntut untuk bisa menyediakan buku-buku ilmiah yang juga hadir dalam format digital tersebut.
Kedua, kehadiran pandemi Covid-19 juga menuntut dosen untuk lebih melek terhadap perangkat dengan teknologi terkini. Sebab kegiatan mengajar tidak lagi dilakukan dengan berdiri di depan kelas dan mengotak-atik whiteboard. Melainkan dilakukan secara online, sehingga dosen harus paham bagaimana mengajar online dengan baik.
Baca Juga: Perjalanan Karir Seorang Dr. Mahmud Arif Menjadi Dosen
Dimulai dari pemahaman bagaimana menentukan media atau platform yang mendukung untuk mengajar secara online. Sebab penggunaan platform online ini tentu melibatkan pemahaman dalam menggunakan perangkat keras dan disusul pemahaman pada perangkat lunak, yakni platform itu sendiri.
Masih banyak perubahan dan perkembangan yang terjadi di lingkungan para dosen. Tidak terkecuali untuk ilmu pengetahuan yang tentu akan terus berkembang. Dosen dituntut untuk terus mengupgrade ilmu yang dimiliki. Supaya setiap kali tampil di hadapan para mahasiswa mampu menyampaikan materi terkini dan relevan dengan perkembangan zaman.
Kegiatan administrasi di lingkungan dosen pun tidak kalah dinamis, misalnya saja dalam perubahan aturan dalam pelaporan BKD (Beban Kerja Dosen). Jika diperhatikan aturan dalam BKD ini memang terus mengalami perubahan.
Aturan ini tentunya mau tidak mau harus diikuti oleh para dosen, supaya bisa menyesuaikan dengan perubahan sistem pendidikan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (Kemendikbud).