Informasi

Revolusi Industri 4.0, Mahasiswa Harus Dididik Hal-hal yang Mesin Tidak Bisa Lakukan

Kediri – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menyampaikan revolusi industri 4.0 membutuhkan mahasiswa adaptif, terutama terhadap kemungkinan mesin menggantikan pekerjaan lulusan perguruan tinggi, terutama lulusan politeknik. Mahasiswa harus dididik pengetahuan dan keterampilan yang belum bisa dilakukan mesin atau kecerdasan buatan (artificial intelligence).

”Otomatisasi, globalisasi, dan peningkatan keterampilan telah mendorong restrukturisasi ekonomi besar-besaran. Kalau kita ikuti pendidikan yang dikembangkan oleh Amerika, yaitu di Massachusetts Institute of Technology (MIT), mahasiswa harus dididik pada hal-hal yang mesin tidak bisa lakukan,” ujar Menteri Nasir saat memberi kuliah umum “Mempersiapkan Generasi Muda Indonesia dalam Era Industri 4.0” di Kampus II Politeknik Kediri pada Kamis, (10/01/2019) kemarin.

Menristekdikti menambahkan mahasiswa tidak dapat hanya mengandalkan ilmu yang diperoleh di kampus. Namun juga perlu menggali dan mempelajari kompetensi lainnya dari berbagai sumber untuk meningkatkan kreativitasnya.

”Mahasiswa tidak boleh hanya mengandalkan ilmu yang diajarkan di kuliah saja, tapi bagaimana mahasiswa menjadi kreatif, inovatif. Ada beberapa literasi yang harus dikuasai di era Revolusi Industri 4.0 yaitu literasi data, literasi teknologi, literasi bahasa dan literasi manusia,” ungkap Menteri Nasir dilansir ristekdikti.go.id.

Menristekdikti juga mendorong dosen politeknik tidak hanya mengajarkan ilmu atau kompetensi kepada mahasiswa. Tapi juga memberi pengalaman dan pandangan inovatif, sehingga mahasiswa dapat adaptif saat bekerja.

Setelah kuliah umum di hadapan civitas akademika Politeknik Kediri, Menteri Nasir memberikan masing-masing satu laptop kepada mahasiswa dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) tertinggi pada program studi masing-masing. Serta satu mahasiswi asal Papua sebagai motivasi meningkatkan prestasi di kampus.

Pada kesempatan ini, Menteri Nasir juga mengungkapkan sinyal positif untuk mengubah status Politeknik Kediri yang saat ini baru melaksanakan Program Studi Di Luar Kampus Utama (PSDKU) D3 Akuntansi, D3 Perawatan dan Perbaikan Mesin, serta D3 Teknik Informatika dari Politeknik Negeri Malang. Jika persyaratannya memenuhi, Politeknik Kediri akan diubah menjadi Politeknik Negeri Kediri, beserta empat politeknik swasta lain.

Kuliah umum ini dihadiri oleh Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar, Direktur Pengembangan Perguruan Tinggi Totok Prasetyo, Direktur Politeknik Kediri Bambang Soekodiono, Direktur Politeknik Negeri Malang (Polinema) Awan Setiawan, dan Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VII Jawa Timur, Soeprapto.

Redaksi

Redaksi

Recent Posts

#JanganJadiDosen, Ikuti atau Abaikan? Ini Penjelasan Dosen Bina Nusantara University

Tahun 2024 lalu, profesi dosen di Indonesia santer menjadi bahan perbincangan warganet. Apalagi setelah #JanganJadiDosen…

11 hours ago

5 Tahap Pengajuan Proposal Hibah Penelitian dan Pengabdian 2025

ⓘ Artikel telah disesuaikan dengan Sosialisasi Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Batch I Para…

1 day ago

Tujuan Penelitian dan Cara Mencantukannya dalam Proposal Hibah

ⓘ Artikel telah disesuaikan dengan Buku Panduan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2025 Bagi para…

1 day ago

Pendekatan Pemecahan Masalah dan Contoh Penulisan dalam Proposal Hibah

ⓘ Artikel telah disesuaikan dengan Buku Panduan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2025 Salah satu…

1 day ago

Cara Menentukan Urgensi Penelitian dalam Proposal Hibah

ⓘ Artikel telah disesuaikan dengan Buku Panduan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2025 Pada saat…

1 day ago

Faktor Penyebab Gagal LPDP dan Cara Mengatasinya

Saat ini, Anda sedang atau berencana mengikuti pendaftaran beasiswa LPDP? Jika iya, jangan sampai Anda…

1 day ago