Pada saat submit atau mengirimkan artikel ilmiah ke sebuah jurnal, ada kalanya diminta untuk mencantumkan reviewer jurnal. Meski tidak semua jurnal memberi pilihan kepada penulis untuk memilih reviewer sendiri, akan tetapi hal ini bisa saja dijumpai.
Pertanyaannya, bagaimana cara memilih reviewer yang tepat? Sebagai penulis, Anda tentu ingin memastikan karya yang sudah dibuat layak terbit dan kredibel. Maka memilih reviewer secara mandiri juga perlu dilakukan dengan teliti.
Dosen dan peneliti di Indonesia tentu akan sangat rutin melakukan publikasi ilmiah, khususnya jurnal, baik jurnal nasional maupun internasional. Secara umum, alur publikasi dimulai dengan menulis artikel ilmiah dan dikirimkan ke pengelola jurnal.
Mengirim artikel ilmiah ke pengelola jurnal ini dikenal dengan istilah submit artikel. Dalam proses submit, artikel akan diserahkan ke pengelola jurnal untuk diproses. Proses ini lantas melewati beberapa tahapan, salah satunya adalah direview oleh ahli di bidangnya.
Kebanyakan pengelola jurnal menyediakan editor sebagai reviewer pertama dan dilanjutkan ke reviewer kedua maupun ketiga yang sama-sama ahli di bidangnya. Kadang kala, pihak mereka tidak memiliki reviewer jurnal yang yang dipandang layak.
Jika kondisi ini terjadi, biasanya pengelola jurnal meminta penulis yang mengirimkan artikel untuk mencantumkan nama reviewer yang dianggap layak. Nama reviewer biasanya diminta saat submit artikel atau bisa juga ketika dihubungi pihak mereka.
Peran reviewer disini adalah menentukan layak tidaknya artikel ilmiah Anda untuk terbit. Sebagai penulis, dijamin ingin memiliki karya yang memang layak terbit dan diakui semua pihak agar bermanfaat secara optimal.
Maka menjadi PR bagi penulis untuk memilih reviewer jurnal yang tepat. Sebab memang banyak dosen dan peneliti yang menarik untuk dipilih. Namun, seperti apa kriteria terbaik dalam memilih reviewer?
Pelajari lebih lanjut Alur Publikasi Jurnal Ilmiah dan 6 Status Submission
Dikutip melalui berbagai sumber, terdapat beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih reviewer jurnal yang baik. Berikut kriteria reviewer jurnal:
Kriteria pertama adalah mengenai latar belakang pendidikan. Dimana wajib mencari reviewer yang latar belakang pendidikannya sesuai dengan bidang keilmuan Anda. Sehingga bisa dipastikan paham betul dengan topik dalam artikel ilmiah.
Berikutnya adalah memiliki track record atau rekam jejak sebagai reviewer jurnal. Sebab dengan pengalaman yang dimiliki maka bisa membantu memeriksa kualitas dan kredibilitas manuskrip artikel ilmiah Anda.
Kriteria berikutnya adalah memiliki kemampuan menulis dan berbicara atau berkomunikasi dengan baik. Tujuannya agar saran, kritik, dan catatan penting berkaitan dengan hasil review bisa dijelaskan dengan baik dan mudah dipahami.
Syarat atau kriteria reviewer jurnal berikutnya adalah aktif melakukan publikasi ilmiah. Hal ini menunjukan jika calon reviewer tersebut masih memiliki kecakapan melakukan penelitian, review artikel, dll.
Kriteria yang terakhir adalah tidak memiliki konflik kepentingan. Jadi, hindari memilih reviewer yang Anda kenal baik sebelumnya. Apalagi yang satu institusi, memiliki hubungan keluarga, dll. Sebaiknya memilih reviewer yang murni tidak Anda kenal agar hasil review lebih profesional.
Pelajari lebih lanjut 5 Cara Memilih Jurnal untuk Publikasi Ilmiah Dosen di Indonesia.
Jika sudah memahami apa saja kriteria dalam memilih reviewer jurnal, dan ternyata bisa ditemukan sosok yang memenuhi kriteria tersebut. Maka, apa tahap selanjutnya? Disini, Anda butuh pemahaman mengenai tata cara mencari reviewer jurnal yang tepat,
Berikut beberapa cara mencari reviewer yang tepat untuk artikel ilmiah yang akan Anda publikasikan:
Cara pertama dan yang termudah dalam menemukan calon reviewer yang tepat adalah dari referensi yang digunakan. Saat Anda menyusun artikel ilmiah dijamin menggunakan beberapa referensi. Siapa author atau penulis referensi tersebut?
Para author inilah yang besar kemungkinan menjadi reviewer yang layak untuk karya tulis Anda. Mereka akan paham topik yang Anda usung dan memberi penilaian yang baik serta mendetail.
Cara kedua yang bisa Anda lakukan adalah mencari data author di database akademik. Misalnya untuk dosen di Indonesia maka bisa ke PDDikti. Opsional lain ke laman SINTA untuk melihat dosen dan peneliti yang aktif melakukan publikasi ilmiah.
Anda bisa mencari tahu database mana saja yang membantu menemukan data akademik di luar negeri. Anda bisa mengandalkan media sosial seperti Research Gate, Google Scholar, dan nama-nama author di Scopus maupun WoS.
Jika cara kedua yang sudah dijelaskan Anda lakukan, dan kemudian berhasil menghubungi author yang dianggap cocok menjadi reviewer jurnal. Maka bisa meminta rekomendasi nama-nama yang layak dijadikan reviewer.
Setiap mahasiswa, dosen, dan para peneliti profesional dijamin memiliki jaringan yang ada di lingkungan yang sama. Sehingga jaringan mereka bisa jadi memberikan reviewer yang layak dan sesuai kriteria. Semakin banyak pilihan, maka semakin baik.
Cara keempat yang bisa Anda lakukan adalah dengan bergabung ke grup maupun komunitas para peneliti dan akademisi. Lewat grup dan komunitas ini Anda bisa mengenal lebih banyak peneliti dan akademisi yang tentu potensial menjadi reviewer.
Tidak ada salahnya untuk memanfaatkan jaringan yang selama ini dimiliki. Jaringan akademik biasanya terbentuk sejak masih kuliah. Anda tentu mengenal dosen-dosen senior. Bahkan teman satu angkatan bisa jadi sudah menjadi dosen.
Anda bisa menghubungi mereka dan menawarkan untuk menjadi reviewer jurnal. Jika tidak ada yang memenuhi kriteria maka bisa meminta mereka merekomendasikan nama lain yang lebih layak menjadi reviewer.
Baca Juga: Cara Submit Jurnal Ilmiah agar Publikasi Berjalan Lancar
Lalu, bagaimana cara menghubungi dan mengirimkan artikel kepada calon reviewer jurnal tersebut? Mungkin pertanyaan ini akan Anda ajukan setelah paham bagaimana memilih reviewer sampai akhirnya bisa menentukan pilihan.
Pada dasarnya, prinsipnya sama seperti ketika menghubungi dosen saat masih kuliah. Ketika Anda mencari data calon reviewer tersebut, pastikan menemukan kontak pribadi. Mulai dari alamat email, nomor handphone, kontak perguruan tinggi, dll.
Mulailah dulu dengan mengirimkan email dan sampaikan bahwa Anda sedang dalam masa submission artikel ke jurnal dan mencari reviewer. Jika reviewer tersebut, salah satu karyanya Anda jadikan referensi maka bisa disampaikan.
Gunakan bahasa yang sopan dan dibuat ringkas agar mudah dipahami. Tunggu sampai mendapatkan respon. Jika cukup lama tidak ada respon, pertimbangkan untuk menghubungi kontak lain dari data yang sudah Anda kumpulkan sebelumnya.
Biasanya, dosen dan para peneliti di Indonesia maupun di dunia tidak akan menolak menjadi reviewer jurnal. Apalagi jika mereka sudah senior, karena paham betul arti penting publikasi ilmiah untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sebagai catatan tambahan, saat submit artikel memang Anda sudah mencantumkan beberapa nama sebagai reviewer. Namun, keputusan akhir mengenai siapa yang akan menjadi reviewer jurnal tetap di tangah pengelola jurnal itu sendiri.
Apabila memiliki pertanyaan dan ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik di artikel ini, jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik tombol Share agar kolega Anda juga ikut membaca artikel ini. Semoga bermanfaat!
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…
Pada saat memulai kegiatan perkuliahan, mahasiswa biasanya menerima dokumen bertajuk kontrak perkuliahan. Dokumen ini disusun…
Secara garis besar, kegiatan akademik dosen yang bersifat wajib ada tiga dan mengacu pada tri…
Mempertimbangkan penggunaan AI untuk membuat pertanyaan tentu menarik untuk dilakukan. Sebab, pada saat membuat pertanyaan…
Memahami apa saja isian data publikasi untuk kenaikan jabatan fungsional di SISTER tentu penting karena…
Sesuai dengan Kepmendikbud Nomor 500 Tahun 2024, salah satu indikator kinerja dosen adalah dosen menjadi…