Mengurus publikasi di jurnal open access tentunya menjadi prioritas bagi dosen, mahasiswa, dan peneliti di Indonesia. Bahkan juga bagi peneliti di seluruh dunia. Secara umum, publikasi terhadap hasil penelitian diharapkan bisa diakses masyarakat tanpa kendala teknis.
Kendala teknis disini seperti akses ke media dimana publikasi tersebut bisa dibaca, akses tanpa kendala biaya, akses tanpa kendala batasan geografis, dan lain sebagainya. Jurnal open access dipandang mampu menjadi solusi untuk mengatasi kendala teknis tersebut.
Namun, publikasi ke jurnal open access bukan tanpa masalah. Para peneliti dihadapkan pada beberapa hal yang membuat publikasi ke jurnal model ini jauh lebih sulit dibanding jurnal tertutup (jurnal close access).
Daftar Isi
ToggleApa Itu Jurnal Open Access?
Dikutip melalui website Mind the Graph, publikasi di jurnal open access adalah model penerbitan ilmiah yang memungkinkan akses tak terbatas dan gratis ke artikel penelitian dan konten akademik lainnya secara online.
Secara sederhana, jurnal open access adalah jurnal yang menyediakan akses gratis kepada pembaca untuk membaca seluruh artikel ilmiah yang diterbitkan jurnal tersebut sehingga siapa saja yang berkunjung ke website jurnal tersebut bebas membaca artikel di dalamnya.
Selain jurnal open access, dalam dunia publikasi ilmiah di jurnal juga ada jurnal tertutup atau jurnal close access. Berkebalikan dengan jurnal open access, jurnal tertutup mewajibkan pembaca membayar biaya dalam nominal tertentu sebelum membaca artikel.
Dikutip melalui website Jurnal Mathematical and Data Analytics, publikasi jurnal open access mengacu pada prinsip bahwa penelitian ilmiah dan informasi harus tersedia secara bebas, tanpa batasan akses, pembatasan finansial, atau hambatan teknis bagi pembaca.
Lewat prinsip ini, ada banyak institusi pendidikan maupun lembaga penelitian, dan bahkan suatu negara menetapkan aturan publikasi ke jurnal harus open access. Sebab jurnal jenis ini mendukung peneliti, profesional, dan masyarakat umum untuk mengakses, membaca, dan menggunakan hasil penelitian.
Bagaimana dengan di Indonesia? Tidak sedikit perguruan tinggi menetapkan aturan agar dosen dan mahasiswa melakukan publikasi ke jurnal open access. Sementara dari pemerintah, biasanya melalui program hibah.
Contohnya seperti aturan dari pihak BRIN ketika menyelenggarakan hibah penelitian. Biasanya luaran wajib dalam bentuk publikasi jurnal ilmiah, wajib dalam bentuk jurnal open access. Kebijakan ini tentu perlu didukung, sebab ikut mendukung akses hasil penelitian tanpa batas kepada masyarakat luas.
Berapa, sih, biaya untuk publikasi artikel ilmiah di jurnal? Silakan baca pada informasi berikut
Tujuan Publikasi di Jurnal Open Access
Adanya peraturan atau regulasi untuk publikasi di jurnal open access kemudian diketahui memiliki beberapa tujuan. Setidaknya ada 3 tujuan yang mendasari penetapan kebijakan ini. Berikut penjelasannya:
1. Mendorong Akses pada Hasil Penelitian
Tujuan utama dari kebijakan jurnal open access adalah untuk mendorong akses lebih mudah ke hasil penelitian. Sebab dengan jurnal open access inilah pembaca tidak dituntut untuk mengeluarkan biaya agar bisa membaca artikel ilmiah.
Fasilitas membaca artikel berisi hasil penelitian secara gratis, akan mendorong minat lebih banyak orang membaca artikel tersebut. Kemudian disusul dengan memanfaatkan isi artikel ini. Baik dijadikan referensi, dikutip dan menambah sitasi, dan sebagainya.
2. Meningkatkan Inovasi
Tujuan kedua dari keberadaan jurnal open access adalah untuk meningkatkan inovasi. Salah satu alasannya adalah karena memudahkan peneliti untuk mendapatkan referensi dan memahami hasil penelitian sebelumnya.
Dengan demikian, jurnal open access dapat mendorong proses analisis dan menemukan kelemahan dari penelitian terdahulu. Baru kemudian dilakukan penelitian lanjutan yang mendapatkan hasil lebih baik dari beberapa sisi. Inovasi pun akan terus terjadi dan lebih lancar, ketika jurnal open access memiliki jumlah yang tinggi.
3. Mendorong Transparansi dan Akuntabilitas
Jurnal open access juga akan mendorong terjadinya transparansi dan akuntabilitas penelitian. Ketika hasil penelitian bisa diketahui, dibaca, dan dimanfaatkan masyarakat luas.
Maka akan memudahkan masyarakat untuk memverifikasi, mereplikasi, dan meninjau ulang hasil yang sudah dipublikasikan tersebut. Hal ini akan mendorong terjadinya transparansi dan akuntabilitas pada proses publikasi hasil penelitian.
Jenis-Jenis Jurnal Open Access
Publikasi di jurnal open access kemudian membebaskan peneliti atau dosen untuk memilih jurnal yang sesuai kriteria. Khususnya kriteria yang ditetapkan oleh pihak yang mendanai kegiatan penelitian yang telah dilakukan.
Dikutip melalui website LPPM Institut Teknologi Bandung (ITB), jurnal open access terbagi menjadi setidaknya 5 jenis. Masing-masing memiliki karakter atau kebijakan tersendiri dalam memberi akses terbuka kepada pembaca. Berikut jenis jurnal open access:
1. Gold Open Access
Gold Open Access adalah jurnal yang memberikan open access secara penuh sehingga semua artikel pada jurnal tersebut bisa diakses gratis dan leluasa oleh para pembaca. Artikel ini kemudian bisa dibaca sampai dibagikan oleh para pembaca.
2. Green Open Access
Green Open Access menjadi jurnal open access yang mewajibkan penulis untuk mengarsip sendiri manuskrip (naskah artikel ilmiah) yang sudah disusun. Artikel ini akan dipublikasikan dengan memberi kendali pada penulis tersebut.
3. Hybrid Open Access
Hybrid Open Access adalah jurnal yang berisi campuran artikel akses terbuka dan artikel akses tertutup. Sebagian artikel bersifat close access, dan sebagian lagi open access. Akses akan diberikan dengan beberapa syarat, salah satunya membayar biaya langganan.
4. Bronze Open Access
Bronze Open Access adalah jurnal open access dengan batas waktu. Artinya, pada awalnya pembaca diberi akses secara gratis dan kemudian menjadi berbayar setelah masa tertentu. Misalnya ada izin untuk membaca seluruh artikel selama 30 hari usai registrasi akun, selebihnya pembaca wajib berlanggaran.
5. Diamond/Platinum Open Access
Platinum atau Diamond Open Access adalah jurnal open access yang tidak membebankan biaya publikasi ke penulis. Sehingga pemasukan bersumber dari selain biaya publikasi. Misalnya dukungan pendanaan dari institusi, pemerintah, dll.
Jangan lewatkan informasi berikut :
- Jenis Jurnal dalam Kewajiban Publikasi Dosen dan Angka Kreditnya
- 5 Cara Membedakan Jurnal Nasional dan Internasional dengan Mudah
Pro Kontra Publikasi Jurnal Open Access
Seperti yang dijelaskan di awal, publikasi di jurnal open access bukan tanpa masalah. Jurnal open access bisa saja menyulitkan peneliti dalam mengurus publikasi. Misalnya dengan kebijakan biaya publikasi yang tinggi sampai proses review yang memakan waktu sangat panjang.
Jika dilihat dari dua sisi berbeda, maka akan disadari ada kelebihan sekaligus kekurangan yang dibawa jurnal open access. Berikut kelebihan dan kekurangan publikasi di jurnal open access:
Kelebihan Publikasi di Jurnal Open Access
Publikasi ke jurnal open access bisa disimpulkan menjadi pilihan utama. Hal ini tidak terlepas dari dukungan ke akses tanpa kendala teknis ke masyarakat luas sehingga menjadi pilihan terbaik untuk memenuhi prinsip umum tersebut.
Jika dipelajari lebih mendalam, ada lebih banyak keuntungan bisa didapatkan peneliti saat publikasi ke jurnal open acces. Berikut beberapa kelebihan publikasi di jurnal open access:
1. Akses yang Terbuka Lebih Luas
Semua peneliti tentu berharap temuannya dalam sebuah penelitian diketahui publik luas dan dimanfaatkan seluas-luasnya. Mendukung tercapainya hal ini, maka publikasi hasil penelitian idealnya tidak ada batasan akses.
Lewat jurnal open access, maka siapa saja bisa membaca artikel yang berisi hasil penelitian tersebut. Tidak harus membayar biaya langganan yang mahal, tidak harus berstatus sebagai dosen atau mahasiswa, dan sebagainya. Semua bisa membacanya.
Oleh sebab itu, jurnal open acces menjadi prioritas utama karena kelebihan ini. Dimana mampu menghapus seluruh kendala teknis untuk mengakses hasil penelitian. Sehingga akses terbuka lebar dan pemanfaatan temuan lebih optimal.
2. Penyebaran Hasil Penelitian Skala Global
Kelebihan atau keuntungan kedua dari publikasi di jurnal open access adalah mendukung penyebarluasan hasil penelitian dalam skala global. Jurnal internasional mendukung tercapainya hal ini, sebab bisa memberi akses pada pembaca dari seluruh dunia.
Jurnal open acces memungkinkan siapa saja tanpa ada batasan geografis membaca hasil penelitian sehingga akses kepada hasil penelitian tersebut bersifat sangat luas dan tanpa batasan.
Hal ini akan mendorong pemanfaatan temuan penelitian secara global juga. Misalnya penemuan teknologi X dari peneliti di Indonesia. Teknologi ini ternyata dimanfaatkan juga oleh masyarakat di negara Singapura, Thailand, bahkan negara di Eropa.
3. Meningkatkan Visibilitas dan Dampak dari Publikasi
Kelebihan publikasi di jurnal open acces selanjutnya adalah mampu meningkatkan visibilitas dan dampak. Secara sederhana, visibilitas publikasi adalah kondisi dimana publikasi ilmiah diketahui masyarakat luas.
Orang bisa tahu karena sesuatu ada, dan sesuatu diketahui ada ketika memang mudah diakses atau diketahui. Publikasi bersifat open acces mendukung hasil penelitian diketahui lebih banyak orang dan dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Selain itu, jurnal open access juga mendukung peningkatan dampak publikasi. Baik dalam skala besar maupun dalam skala lebih luas. Semakin banyak yang membaca dan semakin banyak yang tahu, maka dampak atau manfaat hasil penelitian akan semakin luas.
Sebagai contoh, saat artikel hasil penelitian hanya di arsip di perpustakaan kampus. Maka pembaca hanya mahasiswa dan dosen di kampus tersebut. Hasil ini hanya akan dimanfaatkan dosen dan mahasiswa itu sendiri.
Namun, akan berbeda jika diakses masyarakat luas. Maka dampak hasil penelitian akan lebih luas. Lewat akses yang terbuka lebih luas, maka bisa meningkatkan jumlah pembaca, jumlah sitasi, dan lain sebagainya.
4. Solusi Akses Publikasi karena Terkendala Faktor Ekonomi
Keuntungan publikasi di jurnal open access juga untuk mengatasi kendala ekonomi. Akses ke jurnal berbayar membuat akses lebih terbatas. Sebab yang bisa membaca artikel ilmiah di jurnal tersebut hanya yang memiliki biaya.
Bahkan perguruan tinggi yang bisa berlangganan artikel di jurnal-jurnal mahal pun terbatas. Sehingga kendala ekonomi ini akan membatasi manfaat serta pencapaian dampak lebih luas dari hasil penelitian.
Pada saat publikasi dilakukan di jurnal open access, maka siapa saja tanpa perlu memiliki dana yang mendukung bisa membaca artikel ilmiah pada jurnal. Pada akhirnya, open access menjadi solusi untuk mengatasi kendala ekonomi.
Sebelum publikasi di jurnal, pahami alur publikasi hingga pengajuan insentif artikel jurnal yang berhasil dipublikasi:
- Alur Publikasi Jurnal Ilmiah dan 7 Status Submission
- Menulis Artikel Ilmiah, Ini 7 Tips yang Perlu Diperhatikan
- Definisi dan Prosedur Pengajuan Insentif Publikasi Artikel Jurnal
Kekurangan Publikasi di Jurnal Open Access
Namun, publikasi di jurnal open access juga memberikan beberapa kekurangan yang harus menjadi bahan perhatian peneliti. Kekurangan tersebut antara lain:
1. Biaya Publikasi Cenderung Tinggi
Kekurangan atau kelemahan yang pertama dari jurnal open access adalah berkaitan dengan biaya publikasi. Pengelola jurnal tentu membutuhkan pemasukan untuk bisa tetap menjalankan kegiatan operasional. Sebab, jurnal ini dikelola sebuah perusahaan.
Pemasukan ini umumnya didapatkan dari biaya publikasi yang dibebankan kepada penulis. Beberapa pengelola memang membebaskan biaya publikasi alias gratis. Hanya saja jumlahnya lebih sedikit dibanding yang berbayar.
Jurnal open acces dikenal memberikan beban biaya publikasi lebih mahal dibandingkan jurnal close access. Terutama jurnal internasional bereputasi yang terindeks Scopus maupun World of Science. Biaya publikasi ke jurnal internasional bisa mencapai Rp15 jutaan bahkan Rp50 jutaan. Biaya yang tinggi ini tentu menjadi sandungan tersendiri bagi peneliti yang memiliki keterbatasan dana.
Alhasil, hanya bisa menunggu program hibah untuk mendukung publikasi ke jurnal dengan reputasi baik dan kredibilitas tinggi. Namun, kendala biaya juga bisa diatasi dengan mengajukan insentif publikasi ke pihak kampus (khusus dosen dan mahasiswa).
2. Kesulitan untuk Mengontrol Kualitas Publikasi
Kelemahan jurnal open access selanjutnya adalah adanya kesulitan bagi pihak pengelola untuk mengontrol kualitas. Biasanya, jurnal open access akan menjadi pilihan para peneliti. Alhasil, jumlah artikel yang diterima cukup tinggi.
Terutama untuk jurnal dengan reputasi baik dan sudah menembus database bereputasi. Kondisi ini memaksa pihak pengelola jurnal membangun tim yang solid dan punya kredibilitas serta integritas sehingga bisa benar-benar menyaring artikel ilmiah terbaik dari yang terbaik.
Saking banyaknya artikel yang masuk, ada risiko pengelola jurnal kecolongan sehingga mempublikasikan artikel dengan kualitas kurang maksimal karena kurang teliti dalam melakukan seleksi.
Kondisi ini juga meningkatkan resiko sebuah jurnal kredibel berubah menjadi predator. Sebab ada kesadaran banyak orang tertarik untuk menggunakan jasanya, dan ada desakan kebutuhan mendapat penghasilan lebih banyak dari sebelumnya.
3. Keberlanjutan Jasa Publikasi Jurnal Open Access
Kekurangan ketiga dari publikasi di jurnal open access adalah keberlanjutan jurnal itu sendiri. Umumnya pengelola jurnal open access akan sangat mengandalkan pemasukan dari biaya publikasi yang dibebankan kepada penulis.
Rupanya, kebijakan ini bisa membuat jurnal tersebut sulit untuk bertahan dalam jangka panjang. Penyebabnya banyak, salah satunya kalah saing dengan jurnal lain yang bisa jadi punya kualitas sama tapi biaya publikasi lebih murah.
Tergerusnya masukan untuk pengelola jurnal membuat kegiatan operasional terhenti. Bahkan perusahaan yang menjadi pengelola bisa jadi memutuskan untuk gulung tikar. Nasib artikel yang sudah dipublikasikan di dalamnya bisa jadi tidak bisa diakses lagi oleh masyarakat luas.
4. Penelitian Terdahulu Sulit Diakses
Jurnal open access tidak bisa disebut jurnal yang sempurna, meskipun membuka akses seluas mungkin kepada masyarakat. Namun, akses ini tetap ada batasan. Salah satunya menyulitkan masyarakat mengakses publikasi terdahulu.
Banyaknya artikel hasil penelitian terkini, membuat pembaca kesulitan menemukan artikel dari penelitian yang sudah lama. Padahal bisa jadi sangat dibutuhkan untuk membandingkan, mencari research gap, dan sebagainya.
5. Keterbatasan Distribusi Hasil Publikasi
Mayoritas publikasi di jurnal open access bersifat online. Dimana pengelola jurnal memiliki website dan para pembaca cukup mengunjungi website resmi tersebut. Namun, dengan sifatnya yang online seperti ini ternyata memicu keterbatasan distribusi, yakni tidak bisa menjangkau pembaca yang masih kesulitan mendapatkan akses internet maupun perangkat elektronik yang memadai. Sehingga, jurnal cetak (cenderung close access) kadangkala masih menjadi andalan para peneliti dengan keterbatasan ini.
Seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak retak. Hal ini juga berlaku untuk jurnal open access. Meskipun dipandang lebih baik dibanding jurnal close access. Namun, jurnal open access juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan.
Mau artikel ilmiah diterima di jurnal tujuan Anda? Informasi berikut akan membantu Anda:
- Tips Menulis Judul Artikel Ilmiah agar Lolos Jurnal Ilmiah Bereputasi
- Belajar Cara Submit Jurnal Ilmiah agar Publikasi Berjalan Lancar
Hanya saja, memahami bahwa hasil penelitian sudah selayaknya bisa diakses masyarakat luas tanpa ada kendala teknis dalam bentuk apapun. Maka sudah sepatutnya, publikasi di jurnal open access menjadi prioritas.
Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat.