Pengembangan metode pembelajaran dari berbasis pada pendidik ke peserta didik terus dilakukan, salah satunya lewat project based learning atau PjBL. PjBL disebut sebagai salah satu metode pembelajaran yang cukup handal.
Lewat pembelajaran ini diharapkan peserta didik bisa lebih aktif dan menguasai lebih banyak ilmu pengetahuan serta keterampilan. Oleh pemerintah bersama Kemdikbud, penerapan PjBL tak hanya di tingkat sekolah tapi juga di perguruan tinggi.
Project based learning atau PjBL merupakan metode pembelajarn berbasis proyek, sehingga akan ada proyek yang akan diberikan kepada peserta didik. Dimana di lingkungan perguruan tinggi akan diterapkan oleh dosen dan proyek dikerjakan oleh mahasiswa.
Supaya tidak bingung dalam memahami apa itu PjBL dan bagaimana penerapannya di lingkungan perguruan tinggi. Berikut adalah beberapa definisi yang dikemukakan para ahli termasuk oleh Kemdikbud:
Definisi pertama disampaikan oleh Kemdikbud. Menurut Kemdikbud (2013), peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Pembelajaran Berbasis Proyek atau PjBL merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.
Definisi kedua dipaparkan oleh dua orang ahli, yakni Godman dan Stivers. Keduanya menjelaskan, bahwa PjBL adalah pendekatan pengajaran yang dibangun di atas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata.
Tugas dan metode pembelajaran seperti ini yang memberikan tantangan bagi peserta didik yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk dipecahkan secara berkelompok.
Selanjutnya adalah definisi yang disampaikan oleh Grant. Menurutnya project based learning adalah model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik untuk melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik.
Ahli selanjutnya yang memaparkan definisi dari PjBL adalah Afriana. Dijelaskan bahwa, PjBL merupakan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan memberikan pengalaman belajar bermakna bagi peserta didik.
Made Wena juga memberikan definisinya terhadap PjBL, yaitu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada pendidik untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek.
Terakhir adalah definisi yang disampaikan oleh Fathurrohman, menurutnya PjBL adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Dari definisi PjBL yang dikemukakan para ahli tersebut, maka bisa disimpulkan bahwa PjBL adalah model pembelajaran berbasis mahasiswa yang diberi tugas untuk menganalisis masalah dan mencari solusinya secara berkelompok.
Secara sederhana, PjBL membantu mahasiswa untuk belajar dan berlatih melaksanakan penelitian. Sehingga terbiasa menganalisis adanya masalah dan menyelesaikannya secara ilmiah. Dalam prosesnya akan ada banyak keterampilan mahasiswa bisa diasah.
Bicara mengenai project based learning atau PjBL, maka terdapat beberapa hal yang menjadi tujuan penerapan metode satu ini. Tujuan-tujuan tersebut antara lain:
Baca Juga :
Project Based Learning kemudian memiliki sejumlah karakteristik yang sifatnya khas. Disebut demikian karena karakteristik ini tidak akan dijumpai di metode pembelajaran lainnya. Berikut penjelasannya:
Karakteristik yang pertama adalah centrality atau terpusat. Artinya, metode PjBL menjadi pusat dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga baik dosen maupun mahasiswa akan fokus melaksanakan metode pembelajaran tersebut.
Karakteristik yang kedua adalah driving question atau memberikan pertanyaan kepada mahasiswa dari dosen. Dosen akan mengajukan sebuah pertanyaan yang berujung pada masalah yang harus diselesaikan mahasiswa.
Pertanyaan ini akan diusahakan mahasiswa untuk ditemukan jawabannya dengan melakukan tahapan ilmiah. Misalnya melakukan analisis, menggunakan alat bantu untuk menemukan jawabannya, dan menghasilkan sebuah produk di akhir pembelajaran.
Karakteristik project based learning yang ketiga adalah constructive investigation. Artinya, mahasiswa di dalam perkuliahan menggunakan metode PjBL akan melakukan investigasi atau penyelidikan pada masalah yang dijelaskan dosen.
Maksudnya disini adalah melakukan analisis masalah dan kemudian mencari cara untuk mengatasinya dan menghasilkan sebuah produk. Jika problem based learning hanya fokus menyelesaikan suatu masalah.
Maka di dalam PjBL juga fokus pada proses menghasilkan suatu produk. Misalnya, dosen bioteknologi yang memberi pertanyaan bisakan beras ketan merah dijadikan tape?
Maka mahasiswa akan melakukan analisis dan membuat tape, jika berhasil maka jadilah tape beras ketan merah.
Berikutnya adalah autonomy yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah otonom. Dalam PjBL mahasiswa selaku peserta didik memiliki hak otonom melakukan apa saja untuk menjalankan proyek yang diberikan dosen.
Sementara dosen hanya sebagai fasilitator tidak bisa menyuruh mahasiswa melakukan ini dan itu. Mahasiswa disini dibebaskan sampai menghasilkan produk jadi.
Karakteristik terakhir adalah realisme, yang artinya PjBL bersifat realistis karena mengusung masalah yang ada di dunia nyata. Sehingga bukan rekaan apalagi hasil imajinasi dosen.
Penerapan project based learning di lingkungan perguruan tinggi kuncinya adalah memberikan proyek kepada mahasiswa yang sudah dibentuk dalam kelompok. Proyek ini intinya menghasilkan suatu produk.
Pada masing-masing mata kuliah tentu ragamnya banyak dan dosen bisa memaksimalkan kreativitas dan inovasi. Berikut adalah beberapa contoh dari bentuk PjBL yang bisa dilakukan oleh dosen:
Melalui penjelasan project based learning di atas, tentu bisa dipahami apa definisinya dan bagaimana penerapannya. Sebagai metode pembelajaran baru, penerapannya mungkin akan menghadapi kendala. Namun, seiring berjalanya waktu akan semakin terbiasa.
Bingung menentukan metode pembelajaran selama kuliah? Berikut berbagai macam metode yang bisa Anda pertimbangkan.
Dalam Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 dijelaskan mengenai karakter dosen untuk pengembangan indikator kinerja dosen.…
Bagi mahasiswa dan dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut pascasarjana gratis di Qatar, Anda…
Bagi siapa saja yang ingin studi S2 maupun S3 di luar negeri, silakan mempertimbangkan program…
Kabar gembira bagi para dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut jenjang S3 di luar…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 Tentang Standar Minimum Indikator Kinerja Dosen dan Kriteria Publikasi Ilmiah…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 menjelaskan dan mengatur perihal standar minimum pelaksanaan hibah penelitian dalam…