Lulusan Sarjana maupun mahasiswa di semester akhir kini memiliki kesempatan tinggi untuk mendapatkan beasiswa Magister, baik di dalam maupun luar negeri. Sebab program beasiswa semakin mudah ditemukan dan program studi yang bisa dipilih juga beragam.
Hanya saja, tidak sedikit lulusan S1 yang mengalami kendala dalam memenuhi syarat program beasiswa Magister tersebut. Khususnya program Magister di luar negeri. Dampaknya, banyak lulusan S1 potensial yang tidak bisa kuliah S2 di kampus bergengsi di luar negeri.
Berangkat dari kondisi tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi membuka program bertajuk Program Beasiswa Bridging Course. Dimana program tersebut dibuka pendaftarannya kembali di tahun 2022.
Program beasiswa untuk melanjutkan studi S2 maupun S3 di luar negeri tentu menjadi impian semua mahasiswa di Indonesia. Selain bergengsi, kesempatan meraih beasiswa tersebut membuka peluang untuk belajar di kampus terbaik tingkat dunia.
Meraih beasiswa untuk kuliah Magister maupun Doktor di luar negeri dikenal susah. Pertama karena memang persaingannya ketat, dan yang kedua bisa karena kesulitan untuk memenuhi syarat menjadi penerima beasiswa tersebut.
Seperti yang diketahui bersama program beasiswa di luar negeri biasanya membutuhkan LoA atau Letter of Acceptance. Dimana ada proses panjang untuk bisa mendapatkannya. Belum lagi dengan persyaratan lainnya.
Kesulitan ini dihadapi tidak hanya satu atau dua mahasiswa lulusan S1 maupun mahasiswa S1, melainkan nyaris semua mengalaminya. Padahal bisa jadi mahasiswa dan lulusan S1 ini memiliki potensi untuk punya prestasi gemilang saat menerima beasiswa luar negeri.
Memperbesar peluang lulusan S1 mendapatkan beasiswa S2 maupun S3 keluar negeri. Maka Kemendikbud menggagas Program Beasiswa Bridging Course yang termasuk program beasiswa non gelar.
Peserta program akan mendapatkan kegiatan short course selama kurang lebih 3 bulan di negara tertentu yang menjadi tujuan peserta untuk kuliah S2 atau S3. Sehingga peserta bisa mempersiapkan diri dengan baik.
Yakni dengan meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, research skills,critical thinking skills, dan academic writing for research. Semua keterampilan ini dibutuhkan untuk bersaing meraih beasiswa S2 dan S3 di luar negeri.
Kabar terbaru menyebutkan bahwa Program Beasiswa Bridging Course yang pertama kali digelar di tahun 2021 kembali digelar di tahun ini, yakni di tahun 2022. Pengumuman terbaru melalui surat edaran nomor 2418/E2/BS.01.01/2022 menjelaskan informasi tersebut.
Program Beasiswa Bridging Course Tahun 2022 kemudian resmi dibuka dengan segala persyaratan dan prosedur yang dipaparkan dalam lampiran surat edaran tersebut. Bagi mahasiswa S1 yang tertarik merah beasiswa S2 di luar negeri bisa mempelajari syarat-syaratnya.
Sehingga bisa mengikuti program tersebut dan mempersiapkan diri untuk meraih beasiswa pascasarjana di luar negeri. Adapun pendaftarannya dilakukan secara daring, yakni melalui laman https://bit.ly/bcmhspta2022.
Pendaftaran resmi dibuka sejak 24 Mei 2022 dan ditutup pada 24 Juni 2022 mendatang. Sehingga ada jeda waktu selama satu bulan untuk mempelajari program dan mempersiapkan seluruh persyaratannya.
Baca Juga:
Pendaftaran 3 Workshop Pengelola Jurnal Dirjen Dikti Ristek
Program Terobosan Kemendikbud Ristek untuk Tahun 2022
Undangan Rapat Koordinasi Daerah (RAKORDA) LLDIKTI Wilayah III Tahun 2022
Bagi beberapa orang Program Beasiswa Bridging Course tentu terdengar asing. Namun, bagi siapa saja yang ingin mendapatkan kesempatan belajar di luar negeri, mengikuti kursus singkat, maupun ingin lanjut studi pascasarjana di luar negeri. Maka bisa mengikutinya.
Adapun yang dimaksud dengan Program Beasiswa Bridging Course adalah program beasiswa non-gelar bagi mahasiswa program sarjana tahap akhir atau sudah bergelar sarjana di Perguruan Tinggi di bawah naungan Kemendikbud untuk mempersiapkan diri melanjutkan studi S2 di luar negeri.
Program dengan bentuk short course atau kursus singkat ini membantu mahasiswa untuk mempersiapkan kuliah S2 di luar negeri dengan baik. Program berlangsung selama 3 bulan dan memberikan berbagai kegiatan yang menarik dan bermanfaat bagi peserta.
Program ini sendiri pertama kali diselenggarakan di tahun 2021, dan kemudian mendapatkan efek positif. Sehingga di tahun ini pihak Kemendikbud menyelenggarakannya kembali.
Program satu ini akan mengajak seluruh peserta yang memenuhi syarat belajar selama 3 bulan di luar negeri. Sehingga bisa mengenal lingkungan dan budaya di negara tersebut, bahasa yang digunakan, membangun jaringan untuk LoA, dan lain sebagainya.
Program Bridging Course ini sendiri bersifat kompetitif dan ditujukan bagi mahasiswa tingkat akhir untuk jenjang Sarjana atau S1 dan lulusan S1. Namun diprioritaskan bagi lulusan S1 yang sebentar lagi bisa melanjutkan S2.
Sumber pendanaan dari program ini adalah dari LPDP dan juga dari Ditjen Dikti Ristek. Harapannya setiap peserta yang terpilih bisa mempersiapkan diri untuk meraih beasiswa S2 di luar negeri dan masuk ke perguruan tinggi terbaik dunia.
Program beasiswa satu ini kemudian bisa diikuti oleh siapa saja yang memenuhi syarat. Adapun persyaratannya antara lain:
Persyaratan di atas tentu sifatnya umum, dan bagi siapa saja yang sudah memenuhi syarat bisa mempertimbangkan untuk mengikuti Program Beasiswa Bridging Course.
Bagi mahasiswa S1 maupun lulusan S1 yang memang ingin melanjutkan studi keluar negeri, ada baiknya ikut berkompetisi mengikuti program beasiswa tersebut. Sebab bisa memiliki peluang lebih besar meraih beasiswa pascasarjana di luar negeri.
Setelah mengetahui persyaratan program, maka penting juga untuk mengetahui tahap seleksinya. Berikut detailnya:
Jika sudah memenuhi syarat yang dijelaskan di atas dan kemudian masih ada waktu untuk melakukan pendaftaran. Maka segera saja mendaftar, sebab jika berhasil lolos seleksi maka bisa mengikuti program selama 3 bulan.
Sehingga bisa mempersiapkan diri dengan baik untuk melanjutkan studi S2 di luar negeri, lengkap dengan beasiswa di dalamnya. Jangan lewatkan kesempatan emas ini, karena hanya digelar sekali dalam setahun. Jadi, segera saja mendaftar sebelum 24 Juni 2022.
Artikel Terkait:
Ditjen Dikti Ristek Integrasikan PD-Dikti dengan E-Bansos
Ditjen Dikti Berikan Akses WPS Office VIP Gratis ke 500 PT di Indonesia
Akselerasi Program Penggabungan atau Penyatuan PTS oleh Ditjen Diktiristek
Ditjen Dikti Beri Bantuan Dana Inovasi Teknologi Asistif
Ditjen Dikti Luncurkan Laman PAK dan Selancar PAK Mobile
Ditjen Dikti Ristek Luncurkan SISTER BKD
Sesditjen Dikti: Program Kampus Merdeka merupakan Peluang Emas
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…
Pada saat memulai kegiatan perkuliahan, mahasiswa biasanya menerima dokumen bertajuk kontrak perkuliahan. Dokumen ini disusun…
Secara garis besar, kegiatan akademik dosen yang bersifat wajib ada tiga dan mengacu pada tri…
Mempertimbangkan penggunaan AI untuk membuat pertanyaan tentu menarik untuk dilakukan. Sebab, pada saat membuat pertanyaan…
Memahami apa saja isian data publikasi untuk kenaikan jabatan fungsional di SISTER tentu penting karena…
Sesuai dengan Kepmendikbud Nomor 500 Tahun 2024, salah satu indikator kinerja dosen adalah dosen menjadi…