Semarang – Menjadi profesor di usia muda adalah pencapaian tersendiri untuk seorang dosen. Begitu yang dirasakan oleh Prof. Olivia Fachrunnisa, SE, M.Si., Ph.D. Ia dikukuhkan sebagai profesor atau guru besar oleh pihak Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Jawa Tengah. Olivia menjadi profesor termuda di Unissula.
Berdasarkan lansiran Media Indonesia tahun 2019, jumlah guru besar atau profesor di Indonesia memang masih minim. Dari total 28.000 dosen, hanya sekitar 5.000 yang menjabat guru besar. Maka munculnya sosok seperti Olivia sebagai guru besar muda menandakan hal baik, bahwa semakin banyak anak muda yang menjadi guru besar.
Pencapaian Olivia sebagai profesor termuda ini dinilai tidak mudah. Syarat untuk menjabat profesor adalah memiliki minimal empat jurnal internasional bereputasi. Syarat ini bisa dikatakan sulit. Apalagi Olivia melewati proses yang jauh lebih singkat. Normalnya, dari lektor menjadi lektor kepala kemudian menjadi profesor. Akan tetapi Olivia menjadi lektor kemudian langsung menjabat sebagai profesor.
Olivia merupakan dosen sekaligus Dekan Fakultas Ekonomi Unissula. Ia dinobatkan sebagai profesor di umur 44 tahun. Hal ini menjadikannya sebagai profesor termuda di Unissula. Pengukuhannya ini dilakukan pada Rabu (26/6) silam. Pengukuhan tersebut dilakukan oleh Rektor Unissula, Ir. Prabowo Setiyawan.
Olivia sendiri mempunyai riwayat pendidikan diantaranya yakni menamatkan pendidikan sarjana jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Unissula. Ia memulai karir sebagai dosen tahun 1999. Bidang studi yang ditekuninya adalah Manajemen SDM dan Business Intelligence.
Ia mendapatkan gelar master dari program Magister Sains Ilmu Manajemen Universitas Gadjah Mada pada 2004. Kemudian ia melanjutkan pendidikan doktoral di Curtin University Australia. Ia mengikuti program beasiswa pascasarjana dari Dikti tahun 2008.
Olivia juga dikenal aktif menulis artikel ilmiah selama ini. Ia telah menulis 12 artikel di jurnal internasional, yang mana jurnal tersebut banyak yang terindeks scopus. Bahkan dalam 10 tahun ini ia telah memenangkan 10 penghargaan seperti Best Paper Award dalam ajang International Conference di Malaysia tahun 2020 silam.
Ia juga berhasil menyabet juara 1 Dosen Berprestasi LLDikti Wilayah VI Jawa Tengah tahun 2012 lalu. Ia pernah penjadi penyaji terbaik dalam seminar hasi program riset terapan DPRM Kemenristekdikti pada tahun 2006. Secara struktural, ia menjabat sebagai dekan fakultas Ekonomi selama dua periode.
Meraih gelar profesor muda, Olivia mengangkat topik tentang nilai spiritualitas dalam kepemimpinan. Dalam pengukuhan tersebut, ia menyampaikan hasil penelitian tersebut. Ia membahas tentang kesejahteraan spiritual dalam sebuah organisasi.
“Di era perkembangan teknologi digital yang begitu pesat, pemimpin organisasi harus memiliki kompetensi dan karakter yang kuat atas dasar nilai spiritualitas dan religiusitas,” ujar Olivia dikutip dari republika.co.id.
Menurut profesor muda tersebut hal ini penting untuk mendorong kesejahteraan spiritual. Di tengah kemajuan teknologi informasi dan komunikai, kesejahteraan spiritual akan meningkatkan eksistensi manusia. Leadership yang baik akan meningkatkan nilai manusia untuk mencapai kesejahteraan spiritual dalam organisasi.
Saat ini orientasi tempat kerja adalah memaksimalkan spiritual well being. Hal ini akan meningkatkan keberadaan nilai manusia. Apalagi tantangan yang berkembang sekarang adalah memberi nilai tambah kepada manusia di era digital ini. Sehingga terdapat integrasi pemanfaatan internet dengan bagian produksi dengan menggunakan kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi.
Pemimpin organisasi dengan kompetensi dan karakter kuat yang berlandaskan nilai spiritualitas dan religiusitas yang baik. Olivia mengutip perkataan Ali bin Abu Tholib, berbunyi ‘wahai kaum muslim didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya karena mereka bukan hidup di zamanmu. Ia menjelaskan jika di zaman ilmu pengetahuan yang maju, kita harus menanamkan pada setiap anggota organisasi dan anak anak kita. Yang paling utama adalah keimanan dan ketakwaan.
Prof. Bunyamin Maftuh, selaku Direktur Karir dan Kompetensi Sumber Daya Manusia Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi yang sekarang beralih menjadi Ditjen Dikti mengungkapkan kekagumannya atas pencapaian Olivia. Ia menyebut di Indonesia masih sangat jarang dosen yang meloncat dari lektor langsung menjadi profesor. Seperti Olivia yang juga memperoleh predikat sebagai profesor termuda di institusinya.
Selain itu, Bunyamin juga mengungkapkan pujiannya atas kualitas SDM dosen di Unissula. Pada tahun 2019 lalu, Unissula memiliki 13 profesor. Menurut Bunyamin, universitas swasta masih sedikit yang memiliki jumlah profesor lebih dari 10. Apalagi masih ada universitas swasta yang belum memiliki profesor.[]
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…