Yogyakarta – Elektrokimia adalah bidang ilmu yang mempelajari hubungan antara energi listrik dan proses (reaksi) kimia. Secara histori, elektrokimia diawali oleh penemuan 3 pakar sekitar 250 tahun lalu, yaitu Luigi Galvani, Michael Faraday, dan Allessandro Volta yang masing-masing menemukan sel Galvani, Hukum Faraday, dan sel Volta. Dari penemuan-penemuan tersebut akhirnya berkembang menjadi bidang elektrokimia yang banyak aplikasinya, baik dalam pengembangan sel elektrokimia maupun sel elektrolisis. Produk yang paling menonjol hingga abad ini misalnya sel baterai litium yang banyak dipakai di HP maupun proses elektroplating yang banyak dikembangkan dalam surface material, seperti pelapisan cat mobil.
Demikian diungkapkan Prof. Dr. Suyanta, M.Si dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar dalam bidang Kimia Analitik pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta yang dilansir dari laman uny.ac.id. Pidato berjudul “Aplikasi Elektrokimia dalam Analisis dan Pemisahan Kimia” itu dibacakan dihadapan rapat terbuka Senat di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY Rabu (17/7). Suyanta adalah guru besar UNY ke-141.
Pria kelahiran Blora, 8 Mei 1966 itu mengatakan, pada dasarnya elektrokimia mencakup 2 bagian dasar yaitu sistem sel potensial dan sistem sel elektrolisis. “Dalam sistem sel potensial terjadi perubahan energi kimia menjadi energi listrik, yang dalam sistem tersebut terjadi reaksi kimia yang menghasilkan tenaga listrik. Sebaliknya dalam sistem sel elektrolisis, tenaga listrik diperlukan untuk terjadinya reaksi kimia,” kata ketua LPPM Prodi Kimia UNY tersebut.
Ia melanjutkan, selain aplikasi dalam sensor dan pemisahan kimia, elektrokimia juga banyak diaplikasikan dalam bidang-bidang lain. Di era industrialisasi dan era komputerisasi, penggunaan elektrokimia cukup berkembang luas. Industri-industri saat ini banyak menggunakan material-material hasil elektroplating maupun hasil elektrosintesis. Material elektroplating biasanya banyak dipakai dalam berbagai industri pelapisan logam, termasuk dalam industri elektronika yang banyak dihasilkan untuk bahan-bahan chip dan semi konduktor.
Berbagai contoh produk dari proses penerapan elektrokimia adalah lapisan velg mobil, zeolit (nanacomposite polyanlinine), bahan obat-obatan, bahan semikonduktor, dan lain-lain. Dalam industri kendaraan bermotor saat ini, sedang berkembang mobil dengan tenaga listrik dan juga mobil kombinasi listrik dan BBM (hybrid). Tantangan terbesar saat ini dalam industri itu adalah diciptakannya baterai yang mempunyai daya simpan tinggi, sehingga mampu digunakan dalam jangka waktu yang lama dengan energi yang kecil.
Doktor Kimia Analitik Institut Teknologi Bandung tersebut menjelaskan, dalam kehidupan masyarakat saat ini juga banyak berkembang aplikasi elektrokimia yang paling sederhana, yaitu dalam proses penyepuhan logam untuk perhiasan. Kita mengenal berbagai perhiasan yang banyak dipakai dan disukai para ibu-ibu, misalnya perhiasan, emas, perak, permata, diamond, dan lain-lain.
Bagi kalangan tertentu perhiasan gelang, kalung, cincin, dan lain-lain bisa menjadi kebanggaan dan status sosial. Namun jika kita tidak hati-hati kita bisa tertipu dengan jenis perhiasan-perhiasan tersebut. Hal ini karena bisa jadi perhiasan-perhiasan tersebut hanya berupa pelapisan saja (bukan logam mulia yang murni). Hal yang sama mungkin ketika kita menerima piagam yang berupa medali emas, ternyata medali yang kita terima tersebut bukan berupa emas murni, melainkan hanya material yang dilapisi emas.
Warga Griya Purwa Asri Kalasan Sleman tersebut menyimpulkan bahwa bidang elektrokimia merupakan bidang yang sangat luas aplikasinya dan mempunyai dampak yang sangat besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan. serta berimplikasi luas dalam kehidupan manusia. “Khususnya dalam bidang analisis, peran elektrokimia dapat menghasilkan cara-cara analisis yang sangat bagus dengan limit deteksi yang sangat kecil,” jelasnya.
Bidang ini sangat berperan dalam pengembangan nanoanalisis khususnya melalui teknik voltametri. Dalam bidang pemisahan maka elektrokimia juga mampu menghasilkan material-material baru yang secara rekasi kimia tidak dapat disintesis, namun secara elektrokimia (elektrosintesis) dapat dihasilkan material-material baru tersebut.
Redaksi