Prof. Andayani. Profesi dosen tentu dekat sekali dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, bahkan menjadi nafas dalam perjalanan karir dosen tersebut. Setiap dosen kemudian akan menerapkan isi dari Tri Dharma sepanjang karirnya. Perbedaan terletak pada bentuk implementasi Tri Dharma tersebut, yang mana antara satu dosen dengan dosen lainnya akan berbeda.
Salah satu bentuk implementasi Tri Dharma yang cukup menarik dilakukan oleh Prof. Dr. Andayani, M.Pd yang tercatat sebagai salah satu Guru Besar di Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Implementasi Tri Dharma yang dilakukan beliau salah satunya adalah membuat komik tematik.
Mengenal Sosok Prof. Dr. Andayani, M.Pd.
Indonesia memiliki banyak sekali dosen berprestasi dan inspiratif, kebanyakan sudah memegang jabatan akademik tertinggi. Yaitu Guru Besar. Salah satunya adalah Prof. Dr. Andayani, M.Pd. yang saat ini sudah menjadi Guru Besar di UNS Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan.
Prof. Andayani sendiri meniti karir sebagai dosen sejak tahun 1986 setelah menyelesaikan pendidikan S1 sebagai Guru SMA. Proses menjadi dosen perlu diakui berjalan begitu saja. Sebab di tahun yang sama, ketika menyelesaikan studi S1 diselenggarakan rekrutmen untuk dosen dari kalangan almamater.
Prof. Andayani kemudian memutuskan untuk mengikuti seleksi rekrutmen tersebut dan kemudian dinyatakan lolos. Sepanjang karir menjadi dosen, Prof. Andayani kemudian memutuskan untuk terus mengupgrade ilmu yang dimiliki. Salah satunya dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
Beliau menuturkan menyelesaikan S2 di IKIP Jakarta dan kemudian melanjutkan S3 Linguistik Terapan di UNS. Melalui UNS pula, Prof. Andayani kemudian berhasil mencapai jabatan akademik tertinggi yakni Guru Besar di bidang Metodologi Pengajaran Bahasa dan Budaya sejak tahun 2012.
Prof. Andayani mengaku keputusannya untuk menjadi dosen adalah karena keinginan diri sendiri. Sebab dari pihak keluarga pun sebenarnya hanya beliau yang meniti karir di dunia pendidikan. Meskipun begitu, profesi dosen diakuinya sebagai pilihan terbaik karena menjadi profesi yang mampu memberikan kebahagiaan hidup.
Baca Juga: Amin Sadiqin: Menjadi Dosen Itu Harus Selalu Upgrade Biar Up To Date
Profesi Dosen Memberi Kebahagiaan dalam Hidup
Dosen menurut Prof. Andayani merupakan profesi yang memberikan kebahagiaan dalam hidupnya. Alasannya karena di dalam profesi ini terdapat Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tidak hanya mencantumkan berbagai tugas pokok dosen saja. Namun juga mampu menjadi sumber penyemangat agar setiap dosen terus menjalankan tugas tersebut.
Melalui Tri Dharma, dosen bisa memahami bahwa tugas yang diembannya meliputi tiga hal. Yakni tugas untuk mendidik, meneliti, dan melakukan pengabdian kepada masyarakat. Meskipun dosen juga memiliki tugas mendidik sama seperti guru, namun guru tidak memiliki tugas untuk melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Hal ini lumrah, karena perlu diakui bahwa beban menjalani profesi guru juga tidak kalah berat. Mengingat di tangan mereka dibentuk tugas pokok untuk membangun pondasi semangat belajar bagi generasi penerus bangsa. Dosen pun kemudian bisa dimudahkan untuk melanjutkan tugas tersebut, berkat pondasi yang sudah terbangun dengan kuat.
Implementasi dari Tri Dharma sendiri kemudian sangat beragam, karena setiap dosen di setiap bidang keilmuan yang dikuasai akan menemukan banyak hal-hal baru. Terkait dengan kegiatan penelitian yang dilakukan dan menentukan bentuk pengabdian kepada masyarakat seperti apa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di suatu daerah atau wilayah.
Warna dalam implementasi Tri Dharma yang beragam kemudian mengarah pada satu tujuan. Yakni mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mengentaskan berbagai masalah kehidupan yang dialami oleh masyarakat luas. Sehingga tugas-tugas tersebut menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Baca Juga: Rika Nugraha, Menjadi Dosen untuk Melestarikan Budaya Lokal Kuningan
Meskipun proses mengimplementasikan Tri Dharma memang tidak selalu mudah. Sebab dosen tentu akan dihadapkan pada sejumlah kendala untuk merealisasikan rencana implementasi tersebut. Namun, seni dari TRi Dharma ini sendiri justru semakin kuat sebab dosen didorong untuk bisa mengatasi setiap kendala tersebut.
Tri Dharma yang mencakup tiga poin kemudian membuat dosen terus berjuang dengan penuh semangat untuk mengimplementasikannya. Sehingga setiap dosen memiliki tujuan yang jelas dalam menjalani hidup berkat profesi yang dipilihnya. Dosen pun bisa menemukan kebahagiaan setiap kali hasil implementasi Tri Dharma memberi efek positif kepada masyarakat luas.
Lewat Tri Dharma pula, setiap dosen akan memiliki semangat tinggi untuk mengupgrade ilmu pengetahuan yang dimiliki. Supaya implementasi dari Tri Dharma tersebut bisa terus memenuhi tuntutan zaman. Dosen pun kemudian bisa ikut berkembang dengan kekayaan ilmu yang dimilikinya selama menekuni profesi dosen.
Ditambah lagi, selama proses menjalankan isi TRi Dharma tentunya setiap dosen akan mendapatkan pengalaman yang berkesan. Prof. Andayani pun menyampaikan berbagai pengalaman berkesan selama menjadi dosen. Salah satunya adalah ketika Bahasa Indonesia dinyatakan sebagai mata kuliah bahasa asing terutama di kawasan ASEAN.
Pencapaian tersebut merupakan satu diantara beberapa mimpi yang ingin dicapai oleh Prof. Andayani. Meskipun sampai saat ini beliau dengan dosen lainnya masih dalam proses berjuang agar bahasa Indonesia menjadi bahasa dunia. Namun, pencapaian tersebut menjadi momentum penting untuk meneruskan mimpi besar menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa dunia.
Baca Juga: Dr. Sukatin: Membaca dan Menulis adalah Kegiatan yang Harus Disukai Dosen
Pembuatan Komik sebagai Implementasi Tri Dharma
Prof. Andayani yang mengambil bidang bahasa Indonesia memiliki teknik tersendiri dalam mengimplementasikan Tri Dharma. Memasuki tahun 2020, Prof. Andayani bersama sejumlah tim mencoba untuk mengembangkan literasi bagi anak di usia sekolah. Yakni melalui bentuk komik tematik.
Komik menurut Prof. Andayani selama ini disajikan sebagai media hiburan semata yang merupakan komik pop. Padahal, komik adalah salah satu jenis bacaan yang mudah menarik minat dan perhatian banyak orang. Termasuk juga anak-anak, karena lebih banyak unsur ilustrasi atau gambar di dalamnya.
Berangkat dari hal tersebut, beliau beserta tim kemudian memiliki ide untuk menyediakan komik dengan unsur edukasi di dalamnya. Khususnya untuk memberikan edukasi kepada anak di usia sekolah, supaya bisa mendapatkan ilmu melalui komik yang dikemas dengan menarik lewat gambar ilustrasi.
Tahun 2020, terdapat satu tema komik yakni Cinta Bangsa yang dikembangkan oleh Prof. Andayani beserta tim. Pengembangan komik yang mengandung nilai didik ini merupakan hasil kerjasama dengan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dengan Dana PNBP UNS di tahun 2020.
Tak berhenti sampai disitu, penyediaan komik tematik dengan unsur mendidik terus dilanjutkan. Tahun 2021 sedang dalam proses pembuatan komik tematik kedua dengan mengambil tema kedisiplinan di era pandemi. Melalui komik ini diharapkan setiap anak sekolah belajar untuk berperilaku disiplin selama masa pandemi dan pasca pandemi.
Dijelaskan oleh Prof. Andayani bahwa komik tematik kedua ini masih dalam proses riset. Sebab untuk pembuatan komik yang memiliki sifat edukatif memang diperlukan riset terlebih dahulu. Saat ini untuk komik tersebut sedang dilakukan riset mengenai pentingnya penguatan sifat disiplin bagi anak-anak di tingkat SD (Sekolah Dasar).
Diharapkan dengan publikasi komik tematik dengan tema kedisiplinan ini bisa membantu siswa SD untuk mengenal sifat disiplin tersebut sejak dini. Sehingga bisa menjadi pribadi yang disiplin sampai mereka memasuki usia dewasa nanti.