Kita semua masih menunggu kapan masa Pandemi ini akan segera berakhir. Setelah kurang lebih dua bulan lamanya dari Pertengahan Bulan Maret 2020, kita masih berusaha mengikuti arahan dari Pemerintah untuk tetap #dirumahsaja dan melakukan physical disctancing. Tidak bisa kita pungkiri, sejak terjadi pandemi Covid-19 banyak sebagian orang yang kehilangan mata pencaharian atau pekerjaan.
Tetapi disisi lain kita tidak boleh hanya berdiam diri dirumah tanpa melakukan apa-apa atau istilah anak milenilal menjadi “generasi rebahan”. Kita tidak boleh kehilangan produktivitas, tanpa melakukan kegiatan yang unfaendah atau kurang bermanfaat.
Sebagai generasi muda kita harus tetap aktif dan produktif. Siswa dan mahasiswa harus tetap melakukan pembelajaran walau menggunakan system daring. Semangat membaca untuk menambah wawasan, rajin latihan soal, dan tetap mengikuti setiap e-learning yang dipandu oleh guru ataupun dosen.
Biar tidak bosen bisa diselingi dengan olahraga ringan, membuat kerajinan, menyalurkan bakat dan hoby atau belajar menulis walaupun itu sekadar menulis dimedia sosial. Dengan begitu tidak ada celah dan alasan siswa dan mahasiswa untuk bermalas-malasan.
Sebagai orang tua, kita juga harus menjadikan moment ini menjadi moment yang berharga, karena 24 jam kita bisa bersama dengan anggota keluarga kita. Mendampingi putra-putri belajar, bermain, menjadi guru-guru bagi anak-anak kita sendiri, bahkan kita bisa melihat aktivitas anak-anak kita dari bangun tidur sampai berangkat tidur.
Dengan anggota keluarga yang lain kita mempunyai waktu lebih untuk bertukar pikiran, sharing dengan kondisi masing-masing, saling menguatkan, atau bahkan bisa merencanakan ide-ide baru untuk memulai bisnis yang akan datang.
Diantara kita, mungkin banyak sekali yang urusan atau kegiatannya terhambat dengan adanya Covid-19, ada yang pekerjaannya ditangguhkan bahkan dibatalkan, ada kegiatan penelitian tidak bisa dilanjutkan. Semua itu tidak boleh membuat kita berhenti, kita boleh mundur tetapi untuk melangkah atau bahkan lari lebih jauh lagi.
Dengan diberikannya banyak waktu, kita bisa meng-upgrade diri kita, melalui seminar-seminar Pendidikan, belajar TOEFL, pelatihan penelitian, workshop tentang pengabdian, talk show bisnis, seminar kesehatan, kajian keagamaan dan masih banyak lagi webinar-webinar yang bisa kita ikuti saat ini, yang sehari bisa dua atau bahkan tiga kali sekaligus. Semua itu adalah hal positif yang akan menjadi bekal kita bawa agar lebih produktif ditengah pandemi.
Terakhir, dalam masa pandemi ini, mugkin kita perlu merasa menenangkan diri, Sebagai muslim, tentu kita menenangkan diri dengan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT., melalui salat, beristigfar serta mohon ampun dan berdoa kepadaNya agar pandemi ini segera berakhir.
Apalagi di bulan Ramadan ini, dengan menjalankan anjuran pemerintah #dirumahsaja kita mempunyai banyak waktu untuk beribadah bersama keluarga, yaitu membaca Alquran, buka bersama, atau tarawih bersama keluarga di rumah yang mungkin baru pertama kali kita melakukannya di rumah, karena selama ini kita salat tarawih di masjid atau di musala.
Sebagaimana disampaikan Oleh Ustadz Nana Supriyatna dalam acara Kajian Mingguan di Karawaci, Tangerang 2 Mei 2019, beliau mengatakan “Ramadan kali ini akan menjadi Ramadan yang special karena kita bisa selalu berkumpul bersama keluarga, tarawih bersama keluarga, berkumpul dengan semua anggota keluarga dan itu menjadi suasana yang sangat special yang belum pernah terjadi di Ramadan-ramadan sebelumnya.
Beliau juga mengatakan terkait Covid-19 ini “Ketika seorang muslim ditimpa kemalangan hendaklah dia bersabar, dan ketika dia diberikan kemudahan hendaklah dia bersyukur kepada Allah SWT. Dan sebaiknya kita hadirkan diri kita kepada Allah SWT. disaat ujiaan Covid-19 ini”
Pandemi adalah peristiwa sejarah, kita harus bisa memanfaatkan moment ini untuk terus menghasilkan hal yang positif dan terus produktif, sehingga kita bisa membagikan sebuah kisah untuk generasi kita selanjutnya. #dirumahsaja
Oleh: Aris Ariyanto, S.E., M.M., Dosen Universitas Pamulang.
Sejalan dengan diterbitkannya Permendikbudristek Nomor 44 Tahun 2024, maka diterbitkan pula pedoman pelaksanaan berisi standar…
Mau upload publikasi tapi Google Scholar tidak bisa dibuka? Kondisi ini bisa dialami oleh pemilik…
Beberapa dosen memiliki kendala artikel tidak terdeteksi Google Scholar. Artinya, publikasi ilmiah dalam bentuk artikel…
Mau lanjut studi pascasarjana dengan beasiswa tetapi berat karena harus meninggalkan keluarga? Tak perlu khawatir,…
Anda sudah menjadi dosen harus melanjutkan S3? Jika Anda menargetkan beasiswa fully funded dan masih…
Melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi di luar negeri, semakin mudah dengan berbagai program beasiswa.…
View Comments