Inspirasi

Prestasi Dosen Muda, Jadi Inspirasi Generasi Muda dalam Bidang Pendidikan

Memiliki prinsip hidup memberikan kontribusi sebanyak-banyaknya bagi bangsa itulah yang mendorong I Putu Ade Andre Payadnya, S.Pd., M.Pd., terjun dalam bidang pendidikan dan menjadi dosen muda. Andre resmi menjadi dosen program studi Matematika di Universitas Mahasaraswati, Denpasar pada 2017 saat usianya 25 tahun. Prestasi dosen muda ini pun tak tanggung-tanggung, total ada 13 publikasi yang telah dihasilkan Andre selama 2 tahun menjadi dosen.

Pria kelahiran Suwat, 28 Mei 1992 ini berpendapat, salah satu cara terbaik untuk berkontribusi sebanyak-banyaknya adalah dengan menjadi tokoh pendidik yang inspiratif yang dapat ditiru oleh generasi muda. Dengan menjadi dosen, menurutnya akan memperoleh kesempatan terluas untuk menginspirasi banyak orang. Terlebih dengan prestasi dosen muda di kancah nasional maupun internasional semakin menguatkan peranannya sebagai sosok inspiratif.

Latar Belakang Keluarga

Menilik latar belakang keluarga Andre rupanya tidak ada yang berprofesi dalam bidang pendidikan. Diketahui hampir semua keluarganya berlatar belakang sebagai pengusaha atau pekerja di sektor pariwisata. Kedua orangtuanya adalah pengusaha showroom mobil, beberpa pamannya bekerja sebagai tour guiding, serta saudara-saudaranya yang lainnya juga menekuni bidang wiraswasta sebagai pengusaha properti, pedagang dan lainnya.

Keinginan Andre menjadi dosen muda memang lahir dari dirinya sendiri. Sedang dua adiknya saat ini masih berkuliah di program studi biologi dan teknologi informatika.

Alasan Menekuni Bidang Matematika

Bagi Andre pelajaran matematika adalah ilmu yang sangat menarik. Banyak orang tidak menyadari betapa pentingnya matematikan dan faktanya bahwa dunia ini bergerak dalam konsep matematikan. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari semuanya adalah matematika.

Menurut Andre, matematika bukan rumus atau ilmu hitung, namun ilmu berpikir yang sejatinya dilakukan semua orang. Matematika juga mendasari semua ilmu lainnya. Namun matematika sering menjadi momok bagi siswa karena siswa belum mengetahui hakikat matematika yang sebenarnya. “Saya ingin menyebarkan rasa “cinta” terhadap matematika kepada generasi penerus bangsa,” ujarnya.

Jika berbicara mengenai kisah unik, sebenarnya dulu Andre hampr saja berkuliah di Kedokteran dengan alasan sederhana, karena keinginan orang tua. Andre pun sempat mengikuti seleksi di jurusan Kedokteran dan diterima di salah satu universitas di Jakarta di Jurusan Kedokteran.

Namun rasa cintanya terhadap matematika tidak terbantahkan sehingga akhirnya Andre berhasil meyakinkan orang tuanya dengan keputusanmya “membuang” kesempatan menjadi dokter dan menekuni matematika serta menjadi dosen pendidikan matematika. “Saya sangat bersyukur cita-cita saya itu sekarang sudah terwujud,” ungkapnya bahagia.

Perjalanan Karir

Pasca menyelesaikan pendidikan Magisternya di Universitas Ganesha pada 2016, Andre tak lantas langsung bekerja sebagai dosen. Sebelum menjadi dosen, Andre sempat melakoni beberapa profesi sebagai tenaga pendidik. Di antaranya yaitu, menjadi pengajar di sebuah bimbingan belakar di Kota Denpasar, menjadi guru pengayaan mata pelajaran matematika, dan juga aktif mengajar privat untuk siswa SMP dan SMA.

Sampai akhirnya di 2017, Andre diterima sebagai dosen di Universitas Mahasaraswati, Denpasar untuk mengajar program studi matematika sesuai bidang yang sangat disukainya. Yah, seperti diungkapkan di atas, Andre ingin menjadi dosen muda karena ia ingin berkontribusi sebesar-besarnya bagi kemajuan bangsa.

“Saya menyukai pekerjaan yang memungkinkan saya untuk melakukan penelitian dan menambah ilmu serta pengalaman saya melalui berbagai kegiatan. Semua hal tersebut bisa saya peroleh dengan menjadi dosen,” katanya.

I Putu Ade Andre Payadnya, S.Pd., M.Pd., saat mengajar mahasiswanya di kelas saat belum diberlakukannya kuliah daring. (Sumber Foto: dok. Andre)

Prestasi Dosen Muda Aktif Inspiratif

Berprofesi sebagai dosen, Andre mengaku memiliki dua tujuan utama. Yakni, ia ingin melanjutkan kuliah doktor di luar negeri dan menjadi profesor muda. Selain giat melakukan penelitian dan publikasi di berbagai jurnal bereputasi Andre juga sedang dalam proses aplikasi beasiswa di beberapa universitas luar negeri.

“Saat ini saya masih fokus di bidang pendidikan. Jadi, selain menjadi dosen saya juga aktif dalam menjadi pembina olimpiade matematika di tingkat sekolah dasar,”.

Tak hanya itu, sebagai dosen muda Andre juga tetap memperhatikan jabatan fungsi yang harus ia capai. Menuju tahun ke 3 menjadi dosen, saat ini Andre menjabat sebagai asisten ahli. Namun, ia tengah mempersiapkan diri untuk mengurus pengajuan jabatan fungsional Lektor pada Oktober 2020 mendatang. Sesuai dengan aturan, pengajuan dapat dilakukan setelah 2 tahun dari peroleh jabatan fungsi asisten ahli-nya pada Oktober 2018.

Salah satu bentuk perwujudan tridharma perguruan tinggi selain mengajar dan penelitian adalah pengabdian masyarakat. Begitupun yang dilakukan Andre, yang beberapa kali melakukan pengabdian masyarakat berupa bakti sosial yang difokuskan untuk membantu siswa-siswa maupun guru di desa-desa terpencil.

Tak hanya itu, anak sulung dari tiga bersaudara ini juga melakukan penyuluhan mengenai karya tulis ilmiah pada guru-gutu di Desa Bedulu, Kabupaten Gianyat, Bali. Serta yang terbaru memberikan ceramah mengenai penyusunan media pembelajaran berbasis teknologi bagi guru SD di Desa Lukluk, Kabupaten Badung, Bali.

Saat ini pun dosen muda berkacamata ini pun tengah fokus pada penelitian pengembangan strategi pembelajaran “What If” yang ia kembangkan sendiri dari tahun 2016 dan masih terus ia kembangkan sampai sekarang melalui penelitian-penelitian baru. Ia juga memiliki spesialisasi dalam penelitian kemampuan berpikir matematis siswa.

“Namun, saat ini saya sedang menjalankan penelitian dari hasil hibah Penelitian Dasar Unggulan Perguruan Tinggi (PDUPT) dari dikti yang berhasil saya peroleh bersama rekan saya dengan jumlah total dana 400 jutaan. Namun penelitian ini terhenti sementara akibat Pandemi COVID-19 dan akan kami lanjutkan tahun depan,” terangnya.

Tantangan dan Suka Duka

Tidak dipungkiri Andre, zaman sekarang ini tantangan dosen muda sangat banyak. Seorang dosen muda harus mampu menciptakan pembelajaran yang interaktif dan efektif, apalagi di masa Pandemi Covid-19 ini. Seorang dosen muda harus mampu menguasai teknologi dan merancang pembelajaran daring yang baik untuk mahasiswa.

Selain itu, dalam bidang penelitian, seorang dosen muda harus dapat mengangkat isu-isu terkini dalam penelitian maupun publikasi karya ilmiahnya.

Menuju tahun ke-3 menjadi dosen, Andre mengungkapkan ada banyak pengalaman paling mengesankan dan sulit dipilih untuk diceritakan di sini. Karena baginya perjalanannya menjadi dosen muda matematika adalah hal yang menyenangkan.

Seperti pengalaman pertamanya mengikuti seminar internasional, pengalaman pertama mengikuti lomba karya tulis ilmiah, dan lainnya. Namun, jika berbicara pengalaman suka duka, suami dari Ni Wayan Citra Widiasih ini memiliki pengalaman yang bisa dikatakan sebagai pengalaman menyenangkan dan juga tidak menyenangkan.

Sebagai dosen muda, Andre sering disangka sebagai mahasiswa. Andre sendiri tidak memungkiri bahwa merasa senang karena terlihat muda, namun kadangkala karena sering disangka mahasiswa akhirnya Andre kurang mendapatkan perlakuan yang selayaknya sebagai dosen.

“Misalnya saat membimbing PLP ke sekolah-sekolah, beberapa kali pegawai di sekolah tidak terlalu mempedulikan saya karena mengira saya mahasiswa,” akunya.

Pencapaian Prestasi Dosen Muda

Meski masih tergolong sebagai dosen muda, namun Andre memiliki sekumpulan prestasi yang berupa publikasi di jurnal nasional maupun internasional bereputasi. Tak diragukan lagi hingga saat ini, total ada 13 publikasi yang telah dihasilkan Andre selama 2 tahun menjadi dosen. Sebuah prestasi membanggakan dan bisa dijadikan inspirasi dosen muda yang lain.

Sebagai dosen muda, Andre pun menyadari masih banyak yang harus ia pelajari dan capai. Namun jika berbicara terkait prestasi tertinggi, Andre pun memiliki karya-karya yang dihasilkan berupa publiksi karya ilmiah. Diantaranya, dua publikasi internasional terindeks scopus, satu jurnal internasional terindeks thompson reuters, empat jurnal nasional terindeks sinta, serta dua buku referensi yang sudah berhasil ia terbitkan yaitu Panduan Penelitian Eksperimen Beserta Analisis Statistik dengan SPSS dan Implementasi Strategi Pembelajaran “What-If”.

“Total publikasi yang saya peroleh selama dua tahunan menjadi dosen berjumlah 13 publikasi. Saya juga berhasil memperoleh beasiswa prestasi saat kuliah S1 dan beasiswa LPDP saat kuliah S2. Namun, prestasi yang saat ini menjadi target saya dan belum tercapai adalah melanjutkan jenjang doktoral di luar negeri dan menjadi profesor di usia muda,” tambahnya. (duniadosen.com/titisayuw)

Redaksi

Recent Posts

Cara Menyusun Artikel Jurnal dengan Prinsip Piramida Terbalik

Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…

4 days ago

Time Table dan Manfaatnya dalam Melancarkan Penelitian

Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…

4 days ago

Syarat dan Prosedur Pengajuan Pindah Homebase Dosen

Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…

4 days ago

Scope Jurnal & Cek Dulu Agar Naskah Sesuai Jurnal Tujuan

Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…

4 days ago

6 Cara Mengecek DOI Jurnal, Pahami untuk Isian Publikasi

Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…

4 days ago

Cara Mengecek Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi, Pahami Sebelum Publikasi

Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…

5 days ago