Penerbit deepublish menyelenggarakan webinar bertajuk Strategi Penulisan Buku Ajar dan Monograf pada Senin, 14 Maret 2022 pada pukul 14.00 – 16.30 WIB. Webinar digelar melalui aplikasi Zoom dan juga bisa diikuti langsung melalui channel Youtube penerbit deepublish yang diikuti 300 peserta.
Pada webinar ini akan dibahas mengenai proses penulisan buku ajar dan buku monograf. Yakni terkait bagaimana strategi untuk bisa menyusunnya dengan baik dan benar. Mencakup tata cara penulisannya seperti apa sehingga diikuti oleh para peserta yang mayoritas dari kalangan dosen.
Adapun narasumber di webinar ini adalah Dr. Miguna Astuti, S.Si., M.M., MOS., CPM (Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UPN Veteran Jakarta) dan juga Silvia Noor Indah, S.Psi. (Public Relation Penerbit Deepublish).
Webinar yang digelar secara daring ini dibuka oleh moderator yang memperkenalkan seluruh narasumber dan menyapa sebagian besar peserta. Oleh narasumber utama, yakni Ibu Miguna dijelaskan mengenai alasan-alasan kenapa seorang dosen perlu menerbitkan buku.
Sebab seperti yang diketahui bersama baik buku ajar maupun buku monograf nantinya wajib dipublikasikan dosen melalui penerbit. Sehingga keduanya memiliki ISBN dan bisa dijadikan pegangan oleh dosen manapun untuk mendampingi pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran.
Terdapat setidaknya 6 alasan menurut Ibu Miguna untuk seorang dosen perlu menerbitkan buku. Yaitu:
Sedang menulis Buku Ajar buat naik jenjang karir tapi tidak yakin format dan aturan isinya? Ebook ini bisa jadi panduan
MASIH GRATIS! Panduan Menulis Buku Ajar (Versi Cepat Paham)
Menulis jadi mudah, angka kredit bertambah
Bu Miguna kemudian menjelaskan berbagai strategi yang bisa dilakukan para dosen dalam menulis buku ajar dan buku monograf. Strategi tersebut antara lain:
Buku monograf diwajibkan untuk memenuhi sejumlah kriteria, begitu juga dengan buku ajar. Misalnya kriteria untuk diambil dari hasil penelitian, disusun oleh pakar di bidang terkait. Yakni sesuai dengan bidang keilmuan yang ditekuni dosen.
Kemudian buku ajar isinya harus sesuai dengan alur logika atau urutan keilmuan. DItambah lagi, buku monograf membahas satu atau beberapa topik. Namun oleh Bu Miguna disarankan memilih satu topik saja.
Buku monograf bisa membahas beberapa topik, hanya saja Bu Miguna menjelaskan untuk memilih satu topik saja. Sebab satu bidang keilmuan memiliki banyak topik akan sangat disayangkan jika semua topik dijadikan satu buku saja, padahal bisa banyak.
Saat menerbitkan buku ajar dan monograf, pastikan untuk menggunakan spesifikasi umum. Misalnya ukuran Unesco (15,5×23 cm). Sebab ukuran yang keliru bisa membuat buku yang ditulis dan diterbitkan dianggap tidak memenuhi standar yang ada.
Buku monograf membahas satu topik, dan referensi misalnya dalam bentuk buku biasanya membahas topik yang skalanya luas. Para dosen bisa memecah judul referensi yang luas ini menjadi topik-topik lebih kecil. Sehingga memiliki judul buku monograf yang banyak dan fokus pada satu topik saja.
Buku monograf dan buku ajar termasuk karya tulis ilmiah, yang tentu saja terikat oleh aturan kepenulisan. Mencakup gaya bahasa yang formal, bagian per bab yang disesuaikan aturan, dan lain sebagainya.
Misalnya pada isi, ketika melakukan kutipan maka sesuaikan dengan standar mengutip pada karya tulis. Tujuannya untuk mencegah terjadinya plagiarisme sekaligus membantu sitasi dari karya orang lain yang dijadikan referensi.
Strategi berikutnya adalah menggunakan artikel pribadi, yakni karya tulis yang pernah dipublikasikan sebelumnya. Misalnya sempat mempublikasikan karya tulis yang topiknya sama atau saling berhubungan.
Maka bisa memakainya sebagai referensi, mengutip isinya, dan sebagainya. Sehingga artikel-artikel pribadi yang dimiliki bisa memperkaya isi buku ajar dan monograf yang disusun.
Buku monograf dan buku ajar yang menjelaskan suatu definisi yang dipaparkan oleh berbagai ahli. Maka sebaiknya menarik kesimpulan dari seluruh definisi tersebut di bagian akhir.
Kesimpulan pribadi yang disusun ini nantinya membantu mahasiswa mengutipnya. Supaya kutipan yang diambil mahasiswa adalah menjelaskan definisi yang disimpulkan dosen bukan dari para ahli yang dijelaskan oleh dosen di buku monografnya.
Para dosen perlu mencari penerbit yang memiliki website personal, karena buku ajar maupun monograf wajib bisa ditelusuri secara online. Sehingga bisa membagikan link dimana buku tersebut diterbitkan oleh online penerbit.
Jika buku ajar maupun monograf yang disusun dosen sudah diselesaikan dan berhasil diterbitkan. Oleh Ibu Miguna juga menjelaskan mengenai langkah penting selanjutnya yang tidak boleh dilewatkan. Yaitu:
Bagi para dosen yang sudah menyelesaikan buku ajar dan monograf, kemudian mencari penerbit yang tepat. Maka bisa menggunakan jasa dari penerbit deepublish yang melayani publikasi buku ajar dan buku monograf.
Penerbit deepublish menggunakan sistem print on demand sehingga para dosen bisa mencetak dalam jumlah sesuai kebutuhan. Dibantu juga untuk pembuatan desain buku atau layout buku.
Ditambah lagi, penerbit deepublish juga membantu proses pemasaran buku-buku karya dosen. Setelah mengetahui strategi apa saja yang bisa dilakukan untuk menulis buku ajar dan monograf. Maka setelah naskah bisa dirampungkan bisa menerbitkannya ke penerbit deepublish.
Sejalan dengan diterbitkannya Permendikbudristek Nomor 44 Tahun 2024, maka diterbitkan pula pedoman pelaksanaan berisi standar…
Mau upload publikasi tapi Google Scholar tidak bisa dibuka? Kondisi ini bisa dialami oleh pemilik…
Beberapa dosen memiliki kendala artikel tidak terdeteksi Google Scholar. Artinya, publikasi ilmiah dalam bentuk artikel…
Mau lanjut studi pascasarjana dengan beasiswa tetapi berat karena harus meninggalkan keluarga? Tak perlu khawatir,…
Anda sudah menjadi dosen harus melanjutkan S3? Jika Anda menargetkan beasiswa fully funded dan masih…
Melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi di luar negeri, semakin mudah dengan berbagai program beasiswa.…