Banda Aceh – Dosen Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dalam PKM Unsyiah (Program Kemitraan Masyarakat) melakukan gerakan bina kelompok usaha ikan tuna di Lampulo, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh. Dua dosen Unsyiah tersebut adalah Dr. Zurnila Marli Kesuma, S.Si., M.Si dan Edy Fradinata ST. MT.
Dua dosen Unsyiah yang tergabung dalam tim PKM Unsyiah tersebut memperoleh pendanaan dari Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Kemenristekdikti. Adapun kegiatan adalah melakukan pembinaan terhadap kelompok usaha pengolahan ikan tuna.
Zurnila mejelaskan, yang melatar belakangi adanya gerakan tersebut yaitu, Desa Lampulo terkenal sebagai salah satu wilayah yang menghasilkan berbagai ikan dari laut hasil tangkapan nelayan. Di desa ini juga berdiri Tempat Pelelangan Ikan (TPI) terbesar di Aceh. Setiap harinya, dua hingga lima ton ikan didaratkan di pelabuhan Lampulo. Sebagian dari tangkapan itu terbuang sia-sia tanpa nilai jual.
“Pengolahan ikan tuna atau tongkol belum banyak dikembangkan. Kebanyakan masyarakat dan nelayan hanya menjual ikan segar hasil tangkapan ke konsumen,” ujar Zurnila, Selasa (1/10/2019) dikutip dari laman unsyiah.ac.id.
Selama ini, sebagian ikan sisa tangkapan nelayan biasanya diawetkan oleh masyarakat dengan cara garamisasi, pengasapan, dan perebusan. Melalui proses ini lahirlah ikan kayu (keumamah). Tetapi lanjut Zurnila, ikan kayu yang selama ini dijual dalam kemasan sebelum diolah, belum mampu memberikan dampak ekonomi lebih luas kepada masyarakat sekitar. Terutama bagi masyarakat yang mendiami wilayah pesisir dan bekerja sebagai nelayan.
Melihat kondisi ini, Tim PKM Unsyiah mencoba membantu melahirkan inovasi serta mengembangkan produk ikan menjadi berbagai produk olahan lainnya, seperti keumamah siap saji, nugget ikan, kerupuk ikan, bakso ikan, hingga ikan tuna asap.
Selain diajarkan cara mengolah ikan tuna menjadi beragam produk, masyarakat juga dibekali teknik pemasaran agar produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasaran. Termasuk juga di antaranya pengemasan produk dan pelabelan merek dagang.
“Masyarakat perlu meng-upgrade kemasan produk agar dapat bersaing di pasaran dan mencuri perhatian konsumen,” ujarnya.
Dalam menjalankan program ini, Tim PKM Unsyiah juga melibatkan dua mitra yaitu UD Bawal dan UD Usaha Mandiri. Selama ini, dua mitra tersebut sudah menjalankan usahanya di sekitar lokasi objek wisata boat tsunami di atas rumah.
Mereka juga diajarkan cara pengelolaan laporan keuangan hingga pengurusan perizinan. Para mitra juga mendapatkan bantuan berupa alat pengolah ikan asap, alat memasak, dan mengolah ikan tuna.
Kegiatan PKM Unsyiah ini merupakan kelanjutan program dari DRPM Ditjen Penguatan Risbang Kemenristekdikti. Pihaknya mencoba menerapkan paradigm baru dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang bersifat problem solving, komprehensif, bermakna, tuntas, dan berkelanjutan dengan sasaran yang tidak tunggal.
Adapun khalayak sasaran program PKM, adalah masyarakat yang produktif secara ekonomi (usaha mikro), masyarakat yang belum produktif secara ekonomis, tetapi berhasrat kuat menjadi wirausahawan, dan masyarakat yang tidak produktif secara eonomi (masyarakat umum/biasa).
Jika bermitra dengan masyarakat produktif secata ekonomi, diperlukan dua pengusaha mikro dengan komoditas sejenis atau yang saling menunjang satu sama lain. Misalnya, pemasok bahan baku dan produsen yang memanfaatkan bahan baku tersebut menjadi produk. Namun kedua mitra tersebut harus mendapatkan sentuhan kegiatan iptek sesuai kebutuhannya.
Mitra kelompok perajin, petani, peternak, yang setiap anggotanya memiliki karakter produktif secara ekonomis, jumlah yang diperlukan dalam program PKM cukup dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang. Jumlah mitra ini ditetapkan dengan mempertimbangkan efisiensi dan intensitas pelaksanaan program.
Redaksi
Dalam Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 dijelaskan mengenai karakter dosen untuk pengembangan indikator kinerja dosen.…
Bagi mahasiswa dan dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut pascasarjana gratis di Qatar, Anda…
Bagi siapa saja yang ingin studi S2 maupun S3 di luar negeri, silakan mempertimbangkan program…
Kabar gembira bagi para dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut jenjang S3 di luar…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 Tentang Standar Minimum Indikator Kinerja Dosen dan Kriteria Publikasi Ilmiah…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 menjelaskan dan mengatur perihal standar minimum pelaksanaan hibah penelitian dalam…