Melakukan branding ternyata dibutuhkan oleh siapa saja, apapun profesi yang dimiliki. Termasuk oleh kalangan dosen. Mengetahui cara membangun personal branding dengan baik dan benar sekaligus tepat kemudian menjadi kebutuhan.
Seorang dosen bisa mendapatkan banyak manfaat atau keuntungan dari kesuksesan melakukan personal branding. Namun, sebagai profesi yang mengabdi dengan melakukan transfer ilmu yang dikuasai di suatu bidang tentu caranya akan berbeda dengan profesi lain.
Sebelum membahas secara mendalam mengenai tata cara membangun branding untuk para dosen. Maka dibahas dulu mengenai apa itu personal branding dan arti penting seorang dosen melakukan hal tersebut.
Istilah branding awal mulanya datang dari dunia bisnis untuk keperluan marketing atau pemasaran. Secara umum, branding adalah kumpulan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan atau seseorang dalam rangka proses membangun dan membesarkan brand.
Perlahan, branding ini mengalami perkembangan yang kemudian diterapkan tak hanya untuk membangun kesan positif sebuah brand. Melainkan juga untuk membangun citra positif seseorang secara personal kepada publik luas.
Misalnya seorang tokoh politik yang ingin dikenal masyarakat luas agar bisa memenangkan pemilu. Sehingga kegiatan branding tak lagi sebatas membahas soal brand produk melainkan juga bisa diterapkan untuk membranding seseorang untuk suatu tujuan.
Berawal dari sini maka dikenal istilah personal branding. Dimana personal branding adalah proses pembentukan citra diri dimata orang lain terhadap aspek-aspek yang dimiliki seseorang, Aspek disini bisa kepribadian, bakat, minat, prestasi atau pencapaian, dll.
Bagi dosen, personal branding bisa didefinisikan sebagai proses membangun citra yang kuat dan konsisten sebagai ahli di bidang tertentu, melibatkan pengembangan kepakaran, penampilan profesional, dan interaksi dengan komunitas akademik dan industri.
Kenapa cara membangun personal branding perlu dipahami dan diterapkan oleh dosen di Indonesia dan bahkan dunia? Jawabannya adalah karena branding yang dilakukan dosen memiliki banyak arti penting. Ini pentingnya personal branding bagi dosen:
Arti penting personal branding yang pertama bagi dosen adalah membantu membangun jaringan. Memiliki jaringan yang luas memang memberi manfaat tanpa batas, hal ini juga berlaku untuk dosen. Mendapatkannya bisa dengan konsisten melakukan personal branding.
Arti penting kedua dalam menerapkan cara membangun personal branding adalah bisa membantu mendapatkan kepercayaan dan rekognisi dari publik luas. Sebab branding ini membantu dosen menunjukan kepakarannya.
Sehingga apa yang disampaikan ke publik cenderung lebih mudah dipercaya dan juga diakui kredibilitasnya. Lain halnya jika dosen diam saja dan tidak menunjukan kepakaran maupun prestasi akademik yang dimiliki, maka akan susah dipercaya oleh publik.
Anda dosen muda dan masih bingung menentukan peronal branding Anda? Sebaiknya ada membaca tips berikut ini:
Branding yang dilakukan dosen juga membantu membangun autentisitas. Autentisitas disini bisa disebut sebagai ciri khas yang menunjukan keaslian dosen itu sendiri. Sehingga lebih mudah dikenali dan tidak mudah dijiplak orang lain, termasuk sesama dosen.
Dosen tentu ingin produktif melaksanakan aktivitas tri dharma, dan lewat personal branding ada jalan untuk meraih hal ini. Semakin banyak yang mengenal Anda sebagai dosen maka semakin banyak tawaran kolaborasi didapatkan.
Personal branding juga membantu dosen mendapatkan tambahan penghasilan tanpa mengabaikan aktivitas tri dharma. Sebab dosen yang semakin dikenal akan mendapatkan banyak kesempatan menambah penghasilan. Misalnya mendapat tawaran menjadi pemateri seminar atau tawaran lain.
Sebagai seorang dosen, tentu ingin dikenal publik luas sebagai dosen di suatu perguruan tinggi dan keahlian yang dimiliki di suatu bidang keilmuan. Sehingga di mata masyarakat Anda adalah seorang ahli yang kredibel dan bisa dipercaya.
Melakukan personal branding sebagai dosen bisa dilakukan dengan banyak cara dan melibatkan berbagai media. Berikut beberapa cara membangun personal branding:
Cara pertama yang bisa dilakukan dosen untuk mengawali personal branding adalah menjadi ahli di suatu bidang. Cara utama tentu saja dengan menempuh pendidikan sampai jenjang tertinggi yaitu S3. Baik itu di dalam maupun luar negeri.
Semua dosen tentu paham betul efek dari ijazah S3 yang dimiliki. Ijazah ini menjadi bukti seorang dosen sudah mempelajari suatu bidang keilmuan dengan mendalam. Dengan ijazah ini pula dosen diakui sebagai ahli sehingga lebih dipercaya.
Meskipun begitu, kegiatan personal branding tidak harus dilakukan setelah ijazah S3 didapatkan. Sebab proses ini akan berjalan panjang maka bisa dilakukan sebelum kuliah S3 tersebut. Tapi kuliah sampai S3 ini penting untuk diupayakan dosen.
Branding dosen dikenal dengan akademik branding. Apa itu? Apakah penting bagi dosen?
Cara membangun personal branding yang kedua untuk dosen adalah memiliki karir akademik yang baik. Pasalnya, di Indonesia seorang dosen diketahui bertanggung jawab dan profesional ketika memangku jabatan fungsional tinggi.
Jabatan fungsional menunjukan kinerja dan prestasi dosen di bidang akademik. Maka sangat tepat jika diperjuangkan. Apalagi semakin tinggi jabatan yang dipangku maka biasanya lebih mudah mendapatkan respect dari orang sekitar, termasuk dari rekan sesama dosen.
Cara yang ketiga adalah melakukan publikasi secara rutin, sebab lewat publikasi inilah nama dosen semakin dikenal luas. Apalagi jika publikasinya memang dibaca banyak orang, banyak disitasi dosen lain dan mahasiswa, dll.
Publikasi disini tidak hanya sebatas publikasi ilmiah saja, melainkan bisa ke publikasi dalam bentuk lainnya. Berikut beberapa detail publikasi yang bisa dilakukan dosen:
Cara membangun personal branding berikutnya adalah dengan memiliki akun dan terus update di media sosial. Baik itu media sosial untuk keperluan profesional seperti akun di ResearchGate dan Linkedin.
Juga di media sosial populer seperti Instagram, TikTok, X, dll. Sebab di media-media sosial inilah Anda bisa berinteraksi dan memperkenalkan diri kepada publik luas. Media sosial banyak digunakan sehingga aktif disini bisa membantu dikenal lebih banyak orang.
Berikutnya adalah mencoba untuk aktif menghadiri berbagai kegiatan seperti pertemuan, seminar, dan workshop. Anda mungkin di masa awal akan menjadi peserta kegiatan tersebut.
Namun seiring berjalannya waktu Anda bisa menjadi pemateri atau narasumber di berbagai kegiatan tersebut. Selama konsisten membangun branding dan menunjukan kepakaran yang dimiliki. Maka undangan atau tawaran menjadi pemateri akan datang dengan sendirinya.
Melalui penjelasan tersebut, maka bisa dipahami dengan baik bagaimana cara membangun branding untuk dosen. Pada prosesnya, dosen harus memiliki prestasi di bidang akademik agar lebih mudah menampilkan citra positif di masyarakat. Semoga bermanfaat.
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…
Pada saat memulai kegiatan perkuliahan, mahasiswa biasanya menerima dokumen bertajuk kontrak perkuliahan. Dokumen ini disusun…
Secara garis besar, kegiatan akademik dosen yang bersifat wajib ada tiga dan mengacu pada tri…
Mempertimbangkan penggunaan AI untuk membuat pertanyaan tentu menarik untuk dilakukan. Sebab, pada saat membuat pertanyaan…
Memahami apa saja isian data publikasi untuk kenaikan jabatan fungsional di SISTER tentu penting karena…
Sesuai dengan Kepmendikbud Nomor 500 Tahun 2024, salah satu indikator kinerja dosen adalah dosen menjadi…